Migrasi Dukungan Simpatisan Jokowi Dongkrak Elektabilitas Prabowo
Sabtu, 20 Mei 2023 - 14:58 WIB
Prabowo Subianto juga leading jauh atas Anies Baswedan dalam simulasi secara head to head. Ketika Polstat Indonesia mengajukan pertanyaan kepada responden, siapa yang akan dipilih jika Pilpres dilaksanakan saat ini dan hanya diikuti oleh Prabowo dan Anies, sebanyak 54,6% mengaku akan memilih Prabowo dan hanya 34,5% yang memilih Anies. Sementara 10,9% responden mengaku belum punya pilihan (undecided).
Mengapa elektabilitas Prabowo Subianto terus menguat? Sedikitnya ada lima faktor penyebab. Pertama, dalam tiga bulan terakhir terjadi migrasi dukungan yang cukup signifikan dari relawan dan simpatisan Jokowi di akar rumput. Mereka yang semula akan mendukung Ganjar Pranowo ternyata pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada Prabowo. Kedua, efek dari pertemuan Prabowo dengan sejumlah tokoh nasional. Kebanyakan tokoh-tokoh itu pada Pilpres 2014 dan 2019 adalah pendukung Jokowi, namun kini mereka secara terbuka mendukung Prabowo menghadapi kontestasi Pilpres 2024 nanti.
Ketiga, publik nampaknya mulai menyadari bahwa untuk melanjutkan kerja besar Jokowi Indonesia harus dipimpin oleh seorang negarawan yang kuat, berani, visioner dan teruji leadership-nya, bukan seorang tokoh populer yang semata-mata dibesarkan oleh media sosial. Keempat, Prabowo nampaknya dinilai publik sebagai sosok negarawan yang mengutamakan persatuan bangsa dan kepentingan nasional, serta cenderung menghindari konflik dengan para kompetitornya. Kelima, berdasarkan analisis media monitoring terlihat bahwa sentimen positif terhadap Prabowo kian menguat sementara sentimen negatifnya terus menurun dari waktu ke waktu. Ini menegaskan bahwa Prabowo semakin diterima oleh publik luas.
Untuk cawapres pendamping Ganjar Pranowo, survei Polstat Indonesia menunjukkan bahwa Sandiaga Uno dinilai oleh 19,4% publik paling layak menjadi cawapres pendamping Ganjar. Namun yang mengejutkan adalah munculnya nama Budi Gunawan (BG) dalam bursa cawapres Ganjar. Kepala BIN itu dinilai oleh 7,5% publik layak menjadi cawapres pendamping Ganjar. Meskipun masih kalah dari elektabilitas Sandiaga, Ridwan Kamil, Puan Maharani, Erick dan Khofifah, namun peluang BG menjadi cawapres Ganjar cukup terbuka, mengingat cawapres dalam era Pilpres langsung sejak 2024 sosok yang terpilih menjadi cawapres selalu tokoh yang tidak memimpin di bursa survei. BG adalah sosok yang sangat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati. Ini adalah modal kuat BG untuk bersaing di bursa cawapres Ganjar Pranowo.
Untuk bursa cawapres pendamping Anies Baswedan, tidak ada nama tokoh yang mengejutkan dalam survei Polstat Indonesia kali ini. Agus Harimurty Yudhoyono (AHY) masih dinilai publik sebagai sosok yang paling tepat menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
Selain fenomena migrasi simpatisan Jokowi, survei Polstat Indonesia juga menemukan fakta menarik bahwa banyak pemilih PDI Perjuangan menjatuhkan pilihan pada Prabowo Subianto kendati Megawati telah mendeklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres yang akan diusung PDI perjuangan pada Pilpres 2024 nanti. Logikanya setelah megawati mendeklarasikan capres yang akan diusung partainya, mayoritas konstituen PDI Perjuangan akan tegak lurus mendukung Ganjar. Realitasnya, persentase simpatisan PDI Perjuangan yang memilih Prabowo cukup signifikan.
Ketika Polstat Indonesia membuat analisis cross-tabulation antara variabel partai apa yang dipilih responden dengan variabel capres yang dipilih dalam simulasi tiga nama, ternyata sebanyak 34,6% pemilih PDI Perjuangan mengaku akan memilih Prabowo. Kemudian sebanyak 40,2% menyatakan dukungannya pada Ganjar dan 10,3% memilih Anies. Sementara itu masih terdapat 14,9% pemilih PDI Perjuangan yang mengaku belum punya pilihan (undecided).
Mengapa elektabilitas Prabowo Subianto terus menguat? Sedikitnya ada lima faktor penyebab. Pertama, dalam tiga bulan terakhir terjadi migrasi dukungan yang cukup signifikan dari relawan dan simpatisan Jokowi di akar rumput. Mereka yang semula akan mendukung Ganjar Pranowo ternyata pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada Prabowo. Kedua, efek dari pertemuan Prabowo dengan sejumlah tokoh nasional. Kebanyakan tokoh-tokoh itu pada Pilpres 2014 dan 2019 adalah pendukung Jokowi, namun kini mereka secara terbuka mendukung Prabowo menghadapi kontestasi Pilpres 2024 nanti.
Ketiga, publik nampaknya mulai menyadari bahwa untuk melanjutkan kerja besar Jokowi Indonesia harus dipimpin oleh seorang negarawan yang kuat, berani, visioner dan teruji leadership-nya, bukan seorang tokoh populer yang semata-mata dibesarkan oleh media sosial. Keempat, Prabowo nampaknya dinilai publik sebagai sosok negarawan yang mengutamakan persatuan bangsa dan kepentingan nasional, serta cenderung menghindari konflik dengan para kompetitornya. Kelima, berdasarkan analisis media monitoring terlihat bahwa sentimen positif terhadap Prabowo kian menguat sementara sentimen negatifnya terus menurun dari waktu ke waktu. Ini menegaskan bahwa Prabowo semakin diterima oleh publik luas.
Nama Kejutan Muncul dalam Bursa Cawapres
Mengenai bursa calon wakil ,presiden (cawapres), terdapat beberapa nama kejutan yang muncul dari survei Polstat Indonesia kali ini. Menteri BUMN Erick Thohir dinilai oleh 18,5% publik sebagai tokoh yang paling tepat menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto. Namun fenomena yang mengejutkan adalah munculnya nama Gibran Rakabuming Raka, dimana sebanyak 13,7% responden menilai Walikota Solo itu layak menjadi cawapres pendamping Prabowo. Kemudian nama Muhaimin Iskandar yang biasanya terperosok di posisi terbawah bursa cawapres, kini melesat ke posisi keempat cawapres pendamping Prabowo dengan elektabilitas 10,3%.Untuk cawapres pendamping Ganjar Pranowo, survei Polstat Indonesia menunjukkan bahwa Sandiaga Uno dinilai oleh 19,4% publik paling layak menjadi cawapres pendamping Ganjar. Namun yang mengejutkan adalah munculnya nama Budi Gunawan (BG) dalam bursa cawapres Ganjar. Kepala BIN itu dinilai oleh 7,5% publik layak menjadi cawapres pendamping Ganjar. Meskipun masih kalah dari elektabilitas Sandiaga, Ridwan Kamil, Puan Maharani, Erick dan Khofifah, namun peluang BG menjadi cawapres Ganjar cukup terbuka, mengingat cawapres dalam era Pilpres langsung sejak 2024 sosok yang terpilih menjadi cawapres selalu tokoh yang tidak memimpin di bursa survei. BG adalah sosok yang sangat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati. Ini adalah modal kuat BG untuk bersaing di bursa cawapres Ganjar Pranowo.
Untuk bursa cawapres pendamping Anies Baswedan, tidak ada nama tokoh yang mengejutkan dalam survei Polstat Indonesia kali ini. Agus Harimurty Yudhoyono (AHY) masih dinilai publik sebagai sosok yang paling tepat menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
Konstituen PDI Perjuangan Terbelah
Salah satu temuan menarik lainnya dalam survei Polstat Indonesia kali ini adalah fenomena migrasi pendukung Jokowi dan pemilih PDI Perjuangan. Pendukung Jokowi yang pada awalnya memilih Ganjar, kali ini banyak yang bermigrasi memilih Prabowo Subianto. Total sebanyak 43,5% pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 mengaku akan memilih Prabowo jika Pilpres dilaksanakan saat ini dan hanya diikuti oleh tiga capres. Hanya 34,2% pendukung, relawan dan simpatisan Jokowi yang menyatakan akan memilih Ganjar.Selain fenomena migrasi simpatisan Jokowi, survei Polstat Indonesia juga menemukan fakta menarik bahwa banyak pemilih PDI Perjuangan menjatuhkan pilihan pada Prabowo Subianto kendati Megawati telah mendeklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres yang akan diusung PDI perjuangan pada Pilpres 2024 nanti. Logikanya setelah megawati mendeklarasikan capres yang akan diusung partainya, mayoritas konstituen PDI Perjuangan akan tegak lurus mendukung Ganjar. Realitasnya, persentase simpatisan PDI Perjuangan yang memilih Prabowo cukup signifikan.
Ketika Polstat Indonesia membuat analisis cross-tabulation antara variabel partai apa yang dipilih responden dengan variabel capres yang dipilih dalam simulasi tiga nama, ternyata sebanyak 34,6% pemilih PDI Perjuangan mengaku akan memilih Prabowo. Kemudian sebanyak 40,2% menyatakan dukungannya pada Ganjar dan 10,3% memilih Anies. Sementara itu masih terdapat 14,9% pemilih PDI Perjuangan yang mengaku belum punya pilihan (undecided).
(muh)
tulis komentar anda