Partai Politik Perlu Berbenah agar Publik Tak Apatis
Kamis, 18 Mei 2023 - 21:15 WIB
JAKARTA - Partai politik (parpol) dinilai perlu berbenah agar publik tidak apatis. Dalam sistem demokrasi, parpol memainkan peran penting sebagai penghubung antara pemerintah dan publik.
Namun, masyarakat akhir-akhir ini semakin meragukan integritas dan efektivitas parpol. Pengamat politik Ray Rangkuti berpendapat bahwa ada perubahan sosial dan perilaku publik terhadap parpol imbas lahirnya media sosial (medsos). Menurutnya, pada tingkat tertentu, medsos telah mengubah cara masyarakat memperjuangkan kepentingan politiknya.
"Jadi kita lihat perubahan-perubahan yang begitu besar, efek dari ditemukannya media sosial," kata Ray dalam diskusi publik yang digelar Indonesia Berdaulat di Jakarta, Kamis (18/5/2023).
Adapun mengenai peran parpol dalam situasi yang berubah saat ini, Ray memberikan contoh lewat video kritikan yang diunggah seorang anak muda terkait jalan rusak di Lampung. Dia mengatakan, video tersebut sampai membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Lampung.
Selain itu, ada video juga terkait pungutan liar (pungli) di institusi pendidikan yang diungkap oleh seorang guru muda di Jawa Barat. Dari video itu, kepala dinas dicopot karena terindikasi terlibat dalam pungli yang diungkap oleh guru muda tersebut.
Hal itu memperlihatkan publik sudah tidak lagi menyerahkan aspirasinya kepada wakil rakyat untuk diperjuangkan. Dia melihat publik saat ini lebih memilih menjadikan medsos sebagai ruang aspirasi baru yang lebih konkret.
Situasi itu, kata Ray, menjadi peringatan penting untuk lembaga legislatif. Dia khawatir DPR akan hilang di masa yang akan datang jika tidak ada upaya adaptasi dalam perubahan tersebut.
"Lembaga eksekutif itu kelihatannya usianya ke depan lebih panjang karena bersifat eksekutorial. Tapi untuk usia legislatif, saya kira ini sudah mulai diambang senja. Apakah model politik legislasi yang disebut dengan partai relevan di masa mendatang dengan dunia medsos yang lebih terbuka," imbuhnya.
Namun, masyarakat akhir-akhir ini semakin meragukan integritas dan efektivitas parpol. Pengamat politik Ray Rangkuti berpendapat bahwa ada perubahan sosial dan perilaku publik terhadap parpol imbas lahirnya media sosial (medsos). Menurutnya, pada tingkat tertentu, medsos telah mengubah cara masyarakat memperjuangkan kepentingan politiknya.
"Jadi kita lihat perubahan-perubahan yang begitu besar, efek dari ditemukannya media sosial," kata Ray dalam diskusi publik yang digelar Indonesia Berdaulat di Jakarta, Kamis (18/5/2023).
Adapun mengenai peran parpol dalam situasi yang berubah saat ini, Ray memberikan contoh lewat video kritikan yang diunggah seorang anak muda terkait jalan rusak di Lampung. Dia mengatakan, video tersebut sampai membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Lampung.
Selain itu, ada video juga terkait pungutan liar (pungli) di institusi pendidikan yang diungkap oleh seorang guru muda di Jawa Barat. Dari video itu, kepala dinas dicopot karena terindikasi terlibat dalam pungli yang diungkap oleh guru muda tersebut.
Hal itu memperlihatkan publik sudah tidak lagi menyerahkan aspirasinya kepada wakil rakyat untuk diperjuangkan. Dia melihat publik saat ini lebih memilih menjadikan medsos sebagai ruang aspirasi baru yang lebih konkret.
Situasi itu, kata Ray, menjadi peringatan penting untuk lembaga legislatif. Dia khawatir DPR akan hilang di masa yang akan datang jika tidak ada upaya adaptasi dalam perubahan tersebut.
"Lembaga eksekutif itu kelihatannya usianya ke depan lebih panjang karena bersifat eksekutorial. Tapi untuk usia legislatif, saya kira ini sudah mulai diambang senja. Apakah model politik legislasi yang disebut dengan partai relevan di masa mendatang dengan dunia medsos yang lebih terbuka," imbuhnya.
tulis komentar anda