Dibanding Rata-rata Dunia, Angka Kematian Corona Indonesia Tinggi
Rabu, 22 Juli 2020 - 12:43 WIB
JAKARTA - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (virus Corona) , Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kematian dunia.
(Baca juga: Gugus Tugas Covid-19 Diganti, Anggota Tim Pakar Beberkan Lemahnya Koordinasi)
"Update progres terkait dengan angka kematian dari kasus positif yang ada di Indonesia. Di awal-awal tanggal 2 Maret sejak ditemukan kasus pertama kali sampai dengan sekarang bulan Juli, sebenarnya angka kematian kita di mana sih?” kata Dewi di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Dewi mengatakan, rata-rata kematian di Tanah Air saat ini hingga tanggal 19 Juli 2020 angkanya sebesar 4,86%. Angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan kematian Corona di dunia yakni sebesar 4,2%.
"Jika kita bandingkan dengan angka kematian rata-rata dunia adalah 4,2%. Kita masih punya PR bagaimana kita terus menurunkan angka kematian akibat Covid-19 yang ada di Indonesia. Angkanya sedikit lebih tinggi dari angka kematian dunia," ucap Dewi.
(Baca juga: Pemerintah Harus Menjamin Keadilan Akses Sekolah Online)
Namun, Dewi mengatakan pergerakan angka kematian dari Maret hingga Juli justru berhasil ditekan. Diketahui, saat ini angka kematian sebesar 4.320 orang meninggal.
"Kita juga harus melihat pergerakan dari bulan Maret sampai Juli ini seperti apa. Kita melihat ada progres di sini angka kematian kita tekan. Kemudian sampai dengan terakhir akhirnya kita mendapatkan angka rata-rata dengan angka terkecil kita terakhir tanggal 19 Juli itu 4,72%," ungkap Dewi.
Dewi menjelaskan, pergerakan angka Covid-19 dari ditemukannya kasus pada bulan Maret hingga Juli. "Di sini jadi kita sudah memasuki bulan udah 5 bulan lah kurang lebih, walaupun belum selesai sampai dengan akhir Juli. Kita lihat berapa angka kematian dari kasus positif di tingkat nasional," ujarnya
Di bulan Maret, kata Dewi rata-rata angka kematian maka tingginya adalah 9,34% dari kasus positif yang ada di Indonesia. “Pada waktu testingnya belum banyak,” katanya.
Sementara pada bulan April mengalami penurunan sekitar 8,64% dari total kasus positif. "Kita lihat pergerakan bulan April, ini kita lihat rata-ratanya kalau sekarang-sekarang ini diangkat 8,64% pada bulan April," jelasnya.
Kemudian pada Mei hingga Juli juga mengalami penurunan hingga ditemukan angka rata-rata kematian sebesar 4,86%. "Kemudian bulan Mei, rata-ratanya semakin turun angka kematian kita di angka 6,68%. Di bulan Juni turun lagi menjadi ke angka 5,56%. Dan terakhir di bulan Juli baru sampai dengan tanggal 19, ini angkanya 4,86% angka kematian kita," katanya Dewi.
(Baca juga: Gugus Tugas Covid-19 Diganti, Anggota Tim Pakar Beberkan Lemahnya Koordinasi)
"Update progres terkait dengan angka kematian dari kasus positif yang ada di Indonesia. Di awal-awal tanggal 2 Maret sejak ditemukan kasus pertama kali sampai dengan sekarang bulan Juli, sebenarnya angka kematian kita di mana sih?” kata Dewi di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Dewi mengatakan, rata-rata kematian di Tanah Air saat ini hingga tanggal 19 Juli 2020 angkanya sebesar 4,86%. Angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan kematian Corona di dunia yakni sebesar 4,2%.
"Jika kita bandingkan dengan angka kematian rata-rata dunia adalah 4,2%. Kita masih punya PR bagaimana kita terus menurunkan angka kematian akibat Covid-19 yang ada di Indonesia. Angkanya sedikit lebih tinggi dari angka kematian dunia," ucap Dewi.
(Baca juga: Pemerintah Harus Menjamin Keadilan Akses Sekolah Online)
Namun, Dewi mengatakan pergerakan angka kematian dari Maret hingga Juli justru berhasil ditekan. Diketahui, saat ini angka kematian sebesar 4.320 orang meninggal.
"Kita juga harus melihat pergerakan dari bulan Maret sampai Juli ini seperti apa. Kita melihat ada progres di sini angka kematian kita tekan. Kemudian sampai dengan terakhir akhirnya kita mendapatkan angka rata-rata dengan angka terkecil kita terakhir tanggal 19 Juli itu 4,72%," ungkap Dewi.
Dewi menjelaskan, pergerakan angka Covid-19 dari ditemukannya kasus pada bulan Maret hingga Juli. "Di sini jadi kita sudah memasuki bulan udah 5 bulan lah kurang lebih, walaupun belum selesai sampai dengan akhir Juli. Kita lihat berapa angka kematian dari kasus positif di tingkat nasional," ujarnya
Di bulan Maret, kata Dewi rata-rata angka kematian maka tingginya adalah 9,34% dari kasus positif yang ada di Indonesia. “Pada waktu testingnya belum banyak,” katanya.
Sementara pada bulan April mengalami penurunan sekitar 8,64% dari total kasus positif. "Kita lihat pergerakan bulan April, ini kita lihat rata-ratanya kalau sekarang-sekarang ini diangkat 8,64% pada bulan April," jelasnya.
Kemudian pada Mei hingga Juli juga mengalami penurunan hingga ditemukan angka rata-rata kematian sebesar 4,86%. "Kemudian bulan Mei, rata-ratanya semakin turun angka kematian kita di angka 6,68%. Di bulan Juni turun lagi menjadi ke angka 5,56%. Dan terakhir di bulan Juli baru sampai dengan tanggal 19, ini angkanya 4,86% angka kematian kita," katanya Dewi.
(maf)
tulis komentar anda