Survei Pilpres 2024: 57% Ingin Capres yang Lanjutkan Jokowi, 33% Mau Perubahan
Selasa, 09 Mei 2023 - 14:35 WIB
JAKARTA - Sebagian besar pemilih kritis menginginkan sosok calon presiden (capres) yang bisa melanjutkan program atau kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini terpotret dalam temuan survei Pilpres 2024 yang dilakukan SMRC pada awal Mei 2023.
"Ada 57 persen responden menginginkan capres yang bisa melanjutkan pemerintahan sekarang presiden Jokowi," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam paparannya, Selasa (9/5/2023).
Sementara, kata dia, pemilih kritis yang menginginkan Capres yang akan mengubah program Presiden Jokowi jumlahnya sebesar 33 persen. Sedangkan, yang tidak menjawab sebesar 10 persen.
Deni menyebut, keinginan pemilih kritis ini menunjukkan konsistensi dari survei yang pernah dilakukan SMRC pada 25-28 April 2023.
"Hasilnya ternyata sangat konsisten. Mayoritas lebih dari 50 persen, sebelumnya 59 persen itu juga lebih menginginkan capres melanjutkan program presiden Jokowi," ujarnya.
Dia pun memiliki pandangan bahwa keinginan pemilih kritis ini ada kaitannya dengan evaluasi pemilih terhadap kinerja Presiden Jokowi saat ini. Deni pun menyimpulkan bahwa baik burunya kinerja Presiden Jokowi sangat berpengaruh terhadap keinginan pemilih atas Capres di 2024 mendatang.
"Jika kinerja pemerintah Jokowi ke depan dinilai semakin positif maka capres pengusung tema keberlanjutan akan mendapat dukungan lebih besar. Sebaliknya, jika kinerja presiden merosot, maka capres pengusung tema perubahan akan mendapat keuntungan,” pungkasnya.
Survei SMRC dilaksanakan pada 2-5 Mei 2023 dengan teknik wawancara sambungan telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak pada 925 responden dengan margin of error ±3.3% pada tingkat kepercayaan 95%.
"Ada 57 persen responden menginginkan capres yang bisa melanjutkan pemerintahan sekarang presiden Jokowi," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam paparannya, Selasa (9/5/2023).
Sementara, kata dia, pemilih kritis yang menginginkan Capres yang akan mengubah program Presiden Jokowi jumlahnya sebesar 33 persen. Sedangkan, yang tidak menjawab sebesar 10 persen.
Deni menyebut, keinginan pemilih kritis ini menunjukkan konsistensi dari survei yang pernah dilakukan SMRC pada 25-28 April 2023.
"Hasilnya ternyata sangat konsisten. Mayoritas lebih dari 50 persen, sebelumnya 59 persen itu juga lebih menginginkan capres melanjutkan program presiden Jokowi," ujarnya.
Dia pun memiliki pandangan bahwa keinginan pemilih kritis ini ada kaitannya dengan evaluasi pemilih terhadap kinerja Presiden Jokowi saat ini. Deni pun menyimpulkan bahwa baik burunya kinerja Presiden Jokowi sangat berpengaruh terhadap keinginan pemilih atas Capres di 2024 mendatang.
"Jika kinerja pemerintah Jokowi ke depan dinilai semakin positif maka capres pengusung tema keberlanjutan akan mendapat dukungan lebih besar. Sebaliknya, jika kinerja presiden merosot, maka capres pengusung tema perubahan akan mendapat keuntungan,” pungkasnya.
Survei SMRC dilaksanakan pada 2-5 Mei 2023 dengan teknik wawancara sambungan telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak pada 925 responden dengan margin of error ±3.3% pada tingkat kepercayaan 95%.
(muh)
tulis komentar anda