PKB dan Gerindra Hanya Butuh Golkar Wujudkan Koalisi Besar
Selasa, 09 Mei 2023 - 12:20 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, untuk mewujudkan koalisi besar di Pilpres 2024, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibangun bersama Partai Gerindra hanya membutuhkan tambahan Partai Golkar. Jika Golkar bergabung, maka bisa disebut koalisi besar.
Menurut Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, konfigurasi koalisi besar dengan tiga partai ini sudah ideal. Sebab, ketiga partai ini sudah memenuhi basis politik yang ada di Indonesia, nasionalis dan religius Islam.
"PKB ini adalah partai berbasis Islam terbesar di Indonesia dan Gerindra termasuk partai nasionalis yang besar juga. Kalau ditambah Golkar menurut saya itu sudah bisa disebut sebagai koalisi besar," kata Gus Jazil dalam rekaman suara yang dikutip, Selasa (9/5/2023).
Wakil Ketua MPR itu memiliki keyakinan jika koalisi besar dengan beranggotakan tiga partai itu kelak dapat memberikan kemenangan. "Karena memamg dari proporsi jumlah suara maupun aliran-aliran politik di Indonesia itu luar biasa dan pasti, insyaAllah lah, insyaAllah jika ini bertemu dalam satu duduk bersama dalam satu koalisi, satu visi dan perjuangan, insyaAllah di 2024 akan menjadi pemenang," ujarnya.
Namun Gus Jazil mengakui penggabungan partai politik menjadi satu di koalisi besar bukan hal yang mudah. Sebab, ketiga parpol ini telah memberikan mandat kepada ketua umumnya masing-masing untuk maju di kontestasi Pilpres 2024.
"Koalisi besar ini perlu digagas dan ditindaklanjuti karena apa? Karena tidak mudah mencari titik temu bagi partai-partai yang ketua umumnya memang memiliki potensi besar untuk masuk di presiden maupun cawapres," katanya.
Untuk diketahui, wacana koalisi besar muncul usai silaturahmi sejumlah ketua umum partai politik dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor DPP PAN pada bulan Ramadan. Hadir dalam silaturahmi itu, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono.
Airlangga dan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, belakangan bertemu kembali dan menyepakati Golkar dan PKB menjadi koalisi inti untuk mewujudkan koalisi besar Pilpres 2024.
Namun mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) pesimistis wacana koalisi besar di Pilpres 2024 terwujud. "Saya sudah jawab kemarin, bahwa itu suatu ide wacana yang baik, tapi secara pelaksanaan politiknya sulit," kata JK usai ditemui Cak Imin di Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2023) malam.
JK mengatakan, minimal ada tiga nama pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024. Karena itu, wacana koalisi besar yang hanya akan berujung pada dua calon presiden akan sulit terwujud.
Menurut Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, konfigurasi koalisi besar dengan tiga partai ini sudah ideal. Sebab, ketiga partai ini sudah memenuhi basis politik yang ada di Indonesia, nasionalis dan religius Islam.
"PKB ini adalah partai berbasis Islam terbesar di Indonesia dan Gerindra termasuk partai nasionalis yang besar juga. Kalau ditambah Golkar menurut saya itu sudah bisa disebut sebagai koalisi besar," kata Gus Jazil dalam rekaman suara yang dikutip, Selasa (9/5/2023).
Wakil Ketua MPR itu memiliki keyakinan jika koalisi besar dengan beranggotakan tiga partai itu kelak dapat memberikan kemenangan. "Karena memamg dari proporsi jumlah suara maupun aliran-aliran politik di Indonesia itu luar biasa dan pasti, insyaAllah lah, insyaAllah jika ini bertemu dalam satu duduk bersama dalam satu koalisi, satu visi dan perjuangan, insyaAllah di 2024 akan menjadi pemenang," ujarnya.
Namun Gus Jazil mengakui penggabungan partai politik menjadi satu di koalisi besar bukan hal yang mudah. Sebab, ketiga parpol ini telah memberikan mandat kepada ketua umumnya masing-masing untuk maju di kontestasi Pilpres 2024.
"Koalisi besar ini perlu digagas dan ditindaklanjuti karena apa? Karena tidak mudah mencari titik temu bagi partai-partai yang ketua umumnya memang memiliki potensi besar untuk masuk di presiden maupun cawapres," katanya.
Untuk diketahui, wacana koalisi besar muncul usai silaturahmi sejumlah ketua umum partai politik dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor DPP PAN pada bulan Ramadan. Hadir dalam silaturahmi itu, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono.
Airlangga dan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, belakangan bertemu kembali dan menyepakati Golkar dan PKB menjadi koalisi inti untuk mewujudkan koalisi besar Pilpres 2024.
Namun mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) pesimistis wacana koalisi besar di Pilpres 2024 terwujud. "Saya sudah jawab kemarin, bahwa itu suatu ide wacana yang baik, tapi secara pelaksanaan politiknya sulit," kata JK usai ditemui Cak Imin di Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2023) malam.
JK mengatakan, minimal ada tiga nama pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024. Karena itu, wacana koalisi besar yang hanya akan berujung pada dua calon presiden akan sulit terwujud.
(abd)
tulis komentar anda