Pemerintah Sudah Evakuasi 969 WNI dari Sudan, 33 Orang di Antaranya Masih di Luar Negeri
Senin, 08 Mei 2023 - 15:26 WIB
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (1/5/2023). Foto/Antara
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan hingga hari ini sudah 969 orang warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan . Sebagian besar WNI tersebut sudah dipulangkan ke Tanah Air.
"Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang,” ujar Jokowi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/5/2023).
Jokowi menuturkan, sebanyak 936 WNI itu sudah pulang ke Indonesia. “Dan 33 sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan," tutur Jokowi.
Jokowi memastikan komitmen pemerintah dalam melindungi WNI dengan memperkuat perlindungan WNI di luar negeri. "Ke depan perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat," katanya.
Diketahui, konflik bersenjata di Sudan terjadi sejak 15 April 2023 antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Ketegangan dipicu upaya melebur RSF menjadi bagian dari militer Sudan.
Pertempuran terjadi sebagian besar ibu kota Khartoum dan meluas ke wilayah sekitar. WHO melaporkan akibat konflik bersenjata di Sudan lebih dari 400 orang meninggal dunia, dan lebih dari 4.000 warga luka-luka.
"Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang,” ujar Jokowi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/5/2023).
Jokowi menuturkan, sebanyak 936 WNI itu sudah pulang ke Indonesia. “Dan 33 sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan," tutur Jokowi.
Jokowi memastikan komitmen pemerintah dalam melindungi WNI dengan memperkuat perlindungan WNI di luar negeri. "Ke depan perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat," katanya.
Diketahui, konflik bersenjata di Sudan terjadi sejak 15 April 2023 antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Ketegangan dipicu upaya melebur RSF menjadi bagian dari militer Sudan.
Pertempuran terjadi sebagian besar ibu kota Khartoum dan meluas ke wilayah sekitar. WHO melaporkan akibat konflik bersenjata di Sudan lebih dari 400 orang meninggal dunia, dan lebih dari 4.000 warga luka-luka.
(rca)
tulis komentar anda