Negarawan yang Berkemajuan

Jum'at, 05 Mei 2023 - 16:12 WIB
Najih Prasetyo, Sekjen Pemuda Muhammadiyah
Najih Prastiyo

Sekjen Pemuda Muhammadiyah

Pascareformasi bergulir, dinamika politik nasional memasuki babak baru. Era kebebasan yang telah lama raib, muncul kembali di ruang publik. Reformasi telah membuka kesempatan untuk siapa saja warga bangsa terlibat dalam sistem demokrasi, tetapi tentu saja praktik politik itu harus seiring seirama dengan idealisme dan keberpihakan terhadap kepentingan bangsa dan negara.

Ahmad Syafii Maarif (2004) dalam tulisannya pernah mengatakan: “Di antara gejala sosial-politik yang cukup menarik tetapi juga memprihatikan sejak periode reformasi adalah semakin berkobarnya syahwat politik sebagian anggota masyarakat Indonesia. Keprihatianan kita bukan karena minat kepada politik itu yang terlalu besar, namun pada saat yang sama idealisme terhadap perbaikan bangsa ini secara menyeluruh telah semakin memudar, jika bukan tenggelam."

Risalah pemikiran Buya Syafii Maarif itu tampak masih relevan dengan situasi kebangsaan kita hari ini, utamanya dalam menapaki jalan menuju Pemilu 2024. Saat ini, tampak animo dan gairah politik warga bangsa sedang bergolak dan mendidih, paradoksnya, syahwat politik yang membara itu kerap membakar rasionalitas dan idealisme terhadap perbaikan bangsa.



Nilai-nilai politik yang fundamental kian hari tampak meluruh dan meluluh. Alih-alih membangun wacana politik yang mencerahkan bagi publik, politik nasional tampak hanya memperlihatkan kehebohan kampanye, naik-turunnya survei capres-cawapres, dan aneka ragam anomali politik yang lain. Pada saat yang sama, kebudayaan politik di akar rumput belum sepenuhnya matang dan masak. Jadilah pemilih sekadar sibuk menyumbang suara, sibuk mengomentari ketampanan para calon sembari mengkritik lawan politik dengan kritik yang tidak substansial.



Dinamika politik tampak belum bergeser ke arah yang lebih baik. Pemilu yang secara hakiki diharapkan mampu melahirkan figur pemimpin yang negarawan, justru kerap terjerembab memilih politikus yang meletakkan politik sekadar demi mendapatkan kepentingan pribadi. Indonesia dengan situasi demikian sedang mengalami krisis negarawan.

Kita Butuh Negarawan

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More