Elektabilitas Terus Meningkat, Erick Dinilai Mampu Melengkapi Ganjar dan Prabowo
Senin, 01 Mei 2023 - 20:05 WIB
JAKARTA - Lembaga survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei elektabilitas capres yang akan bertanding di Pilpres 2024. Survei yang dilakukan periode 9-15 April 2023 dengan simulasi tiga capres masih menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto masih yang tertinggi yakni, 33%.
Sedangkan, di peringkat kedua ditempati Ganjar Pranowo sebesar 31,1% dan diikuti Anies Baswedan sebesar 22,4%.
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, peringkat elektabilitas capres masih dapat bergerak dinamis. Sesuai dengan dinamika isu yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan jika ada capres alternatif yang muncul, menurut Wasisto dapat merubah peringkat elektabilitas capres secara signifikan.
Sebab capres alternatif dapat memecah elektabilitas capres yang sudah ada. Selain itu isu bongkar pasang koalisi pendukung capres juga mampu merubah elektabilitas capres.
“Koalisi untuk mendukung capres cawapres yang ada saat ini masih sangat cair. Sehingga sangat besar terjadi perubahan dinamika politik yang mampu merubah segmentasi pemilih serta dapat memengaruhi elektabilitas parpol dan capres cawapres yang akan mereka usung. Capres cawapres yang akan maju juga harus dapat mengurangi blunder politik. Jika terjadi blunder politik maka akan membuat badai politik yang dapat merugikan elektabilitas capres cawapres,”kata Wasisto, Senin (1/5/2023).
Wasisto menyebut, meningkatnya elektabilitas Prabowo selain karena tak ada isu negatif yang mengarah kepadanya, kinerja beliau di Kabinet Presiden Jokowi dinilai sebagian responden Poltracking cukup baik. Menurut Wasisto sebagian masyarakat sangat menyukai peremajaan alutsista dan diplomasi yang dilakukan Prabowo selama menjadi Menteri Pertahanan.
“Itu yang menjadi sinyalemen positif dari meningkatnya elektabilitas Prabowo. Apalagi Prabowo sudah melakukan investasi nama yang cukup panjang sebagai capres atau cawapres. Sehingga wajar jika elektabilitasnya terus meningkat. Sedangkan Anies Baswedan meski tak banyak sentimen negatif yang mengarah kepadanya, namun karena tak ada isu mutakhir dan gebrakan baru yang dikeluarkan, membuat elektabilitasnya cenderung stagnan,”ucap Wasisto.
Sedangkan, di peringkat kedua ditempati Ganjar Pranowo sebesar 31,1% dan diikuti Anies Baswedan sebesar 22,4%.
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, peringkat elektabilitas capres masih dapat bergerak dinamis. Sesuai dengan dinamika isu yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan jika ada capres alternatif yang muncul, menurut Wasisto dapat merubah peringkat elektabilitas capres secara signifikan.
Sebab capres alternatif dapat memecah elektabilitas capres yang sudah ada. Selain itu isu bongkar pasang koalisi pendukung capres juga mampu merubah elektabilitas capres.
“Koalisi untuk mendukung capres cawapres yang ada saat ini masih sangat cair. Sehingga sangat besar terjadi perubahan dinamika politik yang mampu merubah segmentasi pemilih serta dapat memengaruhi elektabilitas parpol dan capres cawapres yang akan mereka usung. Capres cawapres yang akan maju juga harus dapat mengurangi blunder politik. Jika terjadi blunder politik maka akan membuat badai politik yang dapat merugikan elektabilitas capres cawapres,”kata Wasisto, Senin (1/5/2023).
Wasisto menyebut, meningkatnya elektabilitas Prabowo selain karena tak ada isu negatif yang mengarah kepadanya, kinerja beliau di Kabinet Presiden Jokowi dinilai sebagian responden Poltracking cukup baik. Menurut Wasisto sebagian masyarakat sangat menyukai peremajaan alutsista dan diplomasi yang dilakukan Prabowo selama menjadi Menteri Pertahanan.
“Itu yang menjadi sinyalemen positif dari meningkatnya elektabilitas Prabowo. Apalagi Prabowo sudah melakukan investasi nama yang cukup panjang sebagai capres atau cawapres. Sehingga wajar jika elektabilitasnya terus meningkat. Sedangkan Anies Baswedan meski tak banyak sentimen negatif yang mengarah kepadanya, namun karena tak ada isu mutakhir dan gebrakan baru yang dikeluarkan, membuat elektabilitasnya cenderung stagnan,”ucap Wasisto.
Lihat Juga :
tulis komentar anda