PDIP Ingin Ganjar dan Cawapres Seperti Soekarno-Hatta dan Mega-Hamzah Haz
Kamis, 27 April 2023 - 15:03 WIB
JAKARTA - Bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 belum ditentukan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) ingin Ganjar dan cawapresnya nanti seperti Soekarno-Hatta serta Megawati Soekarnoputri-Hamzah Haz.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya akan melihat rekam jejak figur yang akan diusung sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo. "Kalau sekali lagi kita lihat dari pengalaman-pengalaman yang lalu," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023).
Hasto pun menyinggung kecocokan antara pemimpin Indonesia terdahulu, salah satunya Soekarno dengan Mohammad Hatta. Menurutnya, pasangan itu cocok satu sama lain hingga disebut dwi tunggal.
"Ya, ini, kan, kita sudah berpengalaman hidup berbangsa dan bernegara, zaman Bung Karno (Soekarno) dahulu dengan Bung Hatta merupakan Dwi Tunggal yang tidak tergantikan kemudian kita melihat bagaimana kesesusaian, chemistry tadi saling melengkapi," ucap Hasto.
Ia juga menyinggung kecocokan antara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan Hamzah Haz. Saat itu, kata Hasto, Mega sempat berbicara bahwa presiden dan wakil presiden itu merupakan suatu kesatuan.
"Ketika Bu Megawati dalam tanda petik saat itu dijodohkan oleh MPR untuk bertemu dengan Pak Hamzah Haz dan Pak Hamzah dari PPP menjadi Wapres RI dari Bu Megawati, saat itu Ibu Megawati jelas-jelas bicara dengan beliau bahwa presiden dan wakil presiden itu satu kesatuan kepemimpinan, jika salah satu batuk yang lain ikut batuk," ucapnya.
"Maka kemudian beliau (Megawati) berpesan, Pak Hamzah, kalau nanti memimpin sidang, kalau saya mau ambil keputusan sebelum ketok palu, kalau ada sesuatu yang kurang berkenan, tolong saya dikasih kode. Ini kan menunjukkan kesatupaduan kepemimpinan yang luar biasa," tambahnya.
Atas dasar itu, Hasto merasa, faktor kecocokan menjadi penting bagi presiden dan wakil presiden agar bisa membawa bangsa ke arah positif seperti yang ditunjukkan era pemimpin terdahulu.
"Presiden dan Wapres bertemu ini, kan, ada secara empiris menunjukkan hal-hal yang sangat positif dan kemudian berdasarkan konstitusi Wapres RI itu membantu Presiden RI sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, sehingga perannya sangat penting, untuk itulah kesatupaduan pimpinan ini menjadi hal yang sangat penting,” pungkasnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya akan melihat rekam jejak figur yang akan diusung sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo. "Kalau sekali lagi kita lihat dari pengalaman-pengalaman yang lalu," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023).
Hasto pun menyinggung kecocokan antara pemimpin Indonesia terdahulu, salah satunya Soekarno dengan Mohammad Hatta. Menurutnya, pasangan itu cocok satu sama lain hingga disebut dwi tunggal.
Baca Juga
"Ya, ini, kan, kita sudah berpengalaman hidup berbangsa dan bernegara, zaman Bung Karno (Soekarno) dahulu dengan Bung Hatta merupakan Dwi Tunggal yang tidak tergantikan kemudian kita melihat bagaimana kesesusaian, chemistry tadi saling melengkapi," ucap Hasto.
Ia juga menyinggung kecocokan antara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan Hamzah Haz. Saat itu, kata Hasto, Mega sempat berbicara bahwa presiden dan wakil presiden itu merupakan suatu kesatuan.
"Ketika Bu Megawati dalam tanda petik saat itu dijodohkan oleh MPR untuk bertemu dengan Pak Hamzah Haz dan Pak Hamzah dari PPP menjadi Wapres RI dari Bu Megawati, saat itu Ibu Megawati jelas-jelas bicara dengan beliau bahwa presiden dan wakil presiden itu satu kesatuan kepemimpinan, jika salah satu batuk yang lain ikut batuk," ucapnya.
"Maka kemudian beliau (Megawati) berpesan, Pak Hamzah, kalau nanti memimpin sidang, kalau saya mau ambil keputusan sebelum ketok palu, kalau ada sesuatu yang kurang berkenan, tolong saya dikasih kode. Ini kan menunjukkan kesatupaduan kepemimpinan yang luar biasa," tambahnya.
Atas dasar itu, Hasto merasa, faktor kecocokan menjadi penting bagi presiden dan wakil presiden agar bisa membawa bangsa ke arah positif seperti yang ditunjukkan era pemimpin terdahulu.
"Presiden dan Wapres bertemu ini, kan, ada secara empiris menunjukkan hal-hal yang sangat positif dan kemudian berdasarkan konstitusi Wapres RI itu membantu Presiden RI sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, sehingga perannya sangat penting, untuk itulah kesatupaduan pimpinan ini menjadi hal yang sangat penting,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda