Dukungan PPP untuk Ganjar Pranowo Lemahkan Daya Tawar KIB
Kamis, 27 April 2023 - 11:40 WIB
JAKARTA - PPP akhirnya menyatakan sikap resmi PPP untuk mengusung Ganjar Pranowo pada Pemlihan Presiden (Pilpres) 2024. Deklarasi dilakukan PPP hanya beberapa hari setelah Ganjar diumumkan sebagai capres PDIP. Hal ini dianggap membuktikan bahwa Ganjar punya magnet yang kuat.
"Magnet Ganjar rupanya sangat kuat menarik partai lain ikut mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden. Lima hari pasca Mengawati Soekarnoputri pengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, PPP yang ikut mencalonkan Gubernur Jawa Tengah itu sebagai calon presiden pada pemilu 2024," kata Dosen Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Afdal Makkuraga Putra kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).
Afdal melihat, sinyal PPP mendukung Ganjar di luar perkiraan, mengingat PPP sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan PAN. Apalagi, KIB ini tergolong tua mengingat didirikan 24 Mei 2022 atau nyaris satu tahun sudah terbentuk. Meskipun, koalisi ini tidak menjukkan soliditas yang kuat, bahkan belum pernah menemukan titik temu tentang kandidat capres dan calon wakil presiden (cawapres).
Sehingga, kata Afdal, meski KIB belum resmi bubar, gara-gara dengan PPP memilih mendukung Ganjar, daya tawar KIB menjadi lemah.
"Sampai saat ini memang koalisi KIB memamg belum resmi bubar, tapi dengan keluarnya PPP dari koalisi membuat daya tawarnya semakin rendah. Dari sisi electoral threshold tidak lagi mencapai 20% dengan demikian peluang Airlangga Hartarto menjadi kandidat presiden semakin menipis. Untuk menghidupkan Kembali peluangnya mereka perlu manarik dukungan dari partai lain yang tentu tidak mudah," terangnya.
Dengan demikian, Afdal memprediksi, bila PAN juga tidak lagi menemukan harapan di KIB, kemungkinan besar PAN akan mengikuti jejak PPP mengumumkan capresnya.
"Prinsipnya politiknya, lebih baik menentukan langkah lebih awal dari pada bertahan namun tidak meraih apapun," ujar Sekretaris Prodi Magister Ilmu Komunikasi UMB ini.
Soal ke mana PAN akan berlabuh, dia memprediksi pilihannya ada tiga. Ikut barisan Koalisi Perubahan dengan mendukung Anies Baswedan, mendukung Ganjar Pranowo atau berlabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Partai Gerindra dan PKB.
"Secara historis PAN sendiri pernah berkoalisi dengan Gerindra dalam naungan Koalisi Merah Putih di tahun 2014 dengan mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan wapres," tandas Afdal.
"Magnet Ganjar rupanya sangat kuat menarik partai lain ikut mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden. Lima hari pasca Mengawati Soekarnoputri pengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, PPP yang ikut mencalonkan Gubernur Jawa Tengah itu sebagai calon presiden pada pemilu 2024," kata Dosen Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Afdal Makkuraga Putra kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).
Afdal melihat, sinyal PPP mendukung Ganjar di luar perkiraan, mengingat PPP sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan PAN. Apalagi, KIB ini tergolong tua mengingat didirikan 24 Mei 2022 atau nyaris satu tahun sudah terbentuk. Meskipun, koalisi ini tidak menjukkan soliditas yang kuat, bahkan belum pernah menemukan titik temu tentang kandidat capres dan calon wakil presiden (cawapres).
Sehingga, kata Afdal, meski KIB belum resmi bubar, gara-gara dengan PPP memilih mendukung Ganjar, daya tawar KIB menjadi lemah.
"Sampai saat ini memang koalisi KIB memamg belum resmi bubar, tapi dengan keluarnya PPP dari koalisi membuat daya tawarnya semakin rendah. Dari sisi electoral threshold tidak lagi mencapai 20% dengan demikian peluang Airlangga Hartarto menjadi kandidat presiden semakin menipis. Untuk menghidupkan Kembali peluangnya mereka perlu manarik dukungan dari partai lain yang tentu tidak mudah," terangnya.
Dengan demikian, Afdal memprediksi, bila PAN juga tidak lagi menemukan harapan di KIB, kemungkinan besar PAN akan mengikuti jejak PPP mengumumkan capresnya.
"Prinsipnya politiknya, lebih baik menentukan langkah lebih awal dari pada bertahan namun tidak meraih apapun," ujar Sekretaris Prodi Magister Ilmu Komunikasi UMB ini.
Soal ke mana PAN akan berlabuh, dia memprediksi pilihannya ada tiga. Ikut barisan Koalisi Perubahan dengan mendukung Anies Baswedan, mendukung Ganjar Pranowo atau berlabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Partai Gerindra dan PKB.
"Secara historis PAN sendiri pernah berkoalisi dengan Gerindra dalam naungan Koalisi Merah Putih di tahun 2014 dengan mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan wapres," tandas Afdal.
(muh)
tulis komentar anda