Yusril Temui Prabowo di Kertanegara Sore Ini, Bahas Koalisi Besar
Kamis, 06 April 2023 - 14:09 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bersama jajarannya dijadwalkan berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2023) pukul 15.00 WIB. Keduanya akan membahas Pemilu 2024, termasuk wacana koalisi besar di Pilpres.
"Tentu soal politik, soal politik terkait pemilu juga selain bicara soal kebangsaan yang lebih besar. Pak Yusril sahabat beliau (Prabowo), PBB juga sahabat kami di 2014, PBB pendukungnya Pak Prabowo, jadi kita ini dalam sama-sama sedang membahas wacana koalisi besar," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Habiburokhman tak menampik koalisi besar adalah salah satu solusi situasi saat ini. Indonesia membutuhkan persatuan untuk menghadapi tantangan-tantangan besar, seperti perang Rusia-Ukraina, persaingan Amerika-China, dan tantangan besar lainnya.
"Nah persatuan ini harus dicontohkan oleh para elite, jadi kalau bisa ada koalisi yang besar daripada koalisi yang saat ini lebih efektif juga, pemilunya lebih efisien juga," katanya.
Anggota Komisi III DPR ini menjelaskan, sosok calon wakil presiden (cawapres) akan dibicarakan dalam pertemuan koalisi besar nantinya. Semua aspirasi, mulai dari Gerindra yang menawarkan Prabowo sebagai calon presiden (capres), Yusril sebagai cawapres, dan PKB menawarkan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan lain sebagainya, akan dibahas bersama.
"Nanti sama-sama kita bicarakan. Kalau Gerindra tentu adabnya kami terikat dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan PKB, capres dan cawapres kami harus dibicarakan oleh dua orang tersebut. Jadi apa pun tadi tawaran dari Pak Yusril ya disampaikan kedua orang tersebut untuk dibahas," katanya.
Pertemuan Yusril dan Prabowo juga akan membahas sistem pemilu. Partai Gerindra dan PBB sendiri berbeda pendapat, Gerindra ingin sistem pemilu proporsional terbuka, sedangkan PBB sistem proporsional tertutup.
"Kalau soal sistem proporsional Partai Gerindra tetap berpendirian harus terbuka karena bangsa ini sangat majemuk dan itu adalah hak rakyat yang sudah sangat susah payah kita dapatkan. Mendapatkannya nggak gampang itu juga salah satu hasil reformasi, proporsional terbuka ini rakyat punya hak untuk menentukan langsung calon-calonnya di DPR," kata Habiburokhman.
"Tentu soal politik, soal politik terkait pemilu juga selain bicara soal kebangsaan yang lebih besar. Pak Yusril sahabat beliau (Prabowo), PBB juga sahabat kami di 2014, PBB pendukungnya Pak Prabowo, jadi kita ini dalam sama-sama sedang membahas wacana koalisi besar," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Habiburokhman tak menampik koalisi besar adalah salah satu solusi situasi saat ini. Indonesia membutuhkan persatuan untuk menghadapi tantangan-tantangan besar, seperti perang Rusia-Ukraina, persaingan Amerika-China, dan tantangan besar lainnya.
"Nah persatuan ini harus dicontohkan oleh para elite, jadi kalau bisa ada koalisi yang besar daripada koalisi yang saat ini lebih efektif juga, pemilunya lebih efisien juga," katanya.
Anggota Komisi III DPR ini menjelaskan, sosok calon wakil presiden (cawapres) akan dibicarakan dalam pertemuan koalisi besar nantinya. Semua aspirasi, mulai dari Gerindra yang menawarkan Prabowo sebagai calon presiden (capres), Yusril sebagai cawapres, dan PKB menawarkan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan lain sebagainya, akan dibahas bersama.
"Nanti sama-sama kita bicarakan. Kalau Gerindra tentu adabnya kami terikat dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan PKB, capres dan cawapres kami harus dibicarakan oleh dua orang tersebut. Jadi apa pun tadi tawaran dari Pak Yusril ya disampaikan kedua orang tersebut untuk dibahas," katanya.
Pertemuan Yusril dan Prabowo juga akan membahas sistem pemilu. Partai Gerindra dan PBB sendiri berbeda pendapat, Gerindra ingin sistem pemilu proporsional terbuka, sedangkan PBB sistem proporsional tertutup.
"Kalau soal sistem proporsional Partai Gerindra tetap berpendirian harus terbuka karena bangsa ini sangat majemuk dan itu adalah hak rakyat yang sudah sangat susah payah kita dapatkan. Mendapatkannya nggak gampang itu juga salah satu hasil reformasi, proporsional terbuka ini rakyat punya hak untuk menentukan langsung calon-calonnya di DPR," kata Habiburokhman.
(abd)
tulis komentar anda