Pencarian Korban Banjir Luwu Utara Terkendala Cuaca dan Jalan Berlumpur
Minggu, 19 Juli 2020 - 12:06 WIB
JAKARTA - Tim SAR terus berusaha mencari korban hilang dalam banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara . Kerja tim di lapangan menghadapi tantangan, mulai dari jalan yang dipenuhi lumpur tebal dan hujan yang terus terjadi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengungkapkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di Masamba. Daerah ini merupakan salah satu yang terjang banjir bandang pada Senin malam lalu (13/7/2020).
Sepanjang Jumat malam hingga sabtu sore kemarin, hujan beberapa kali mengguyur Luwuk Utara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat hingga sedang kemungkinan akan terjadi di sebagian besar wilayah Sulawesi. “BNPB mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya Kabupaten Luwu Utara agar selalu waspada. Selain itu, untuk dapat mempersiapkan upaya mitigasi sehingga tidak terjadi bencana alam yang dipicu oleh faktor alam,” ucapnya, Sabtu (19/7/2020). (Baca juga: Bupati Tegaskan Pembersihan Kota Masamba Dilakukan Secepatnya)
Raditya mengungkapkan tim gabungan kembali menemukan korban meninggal berjenis kelamin perempuan di Desa Radda, kecamatan Baebunta. Proses evakuasi korban mencapai empat jam. “Kondisi korban yang tertimbun lumpur, pepohonan, dan akses jalan yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki membuat proses evakuasi cukup sulit dilakukan oleh tim gabungan,” paparnya.
Berdasarkan data hingga Sabtu, 18 Juli 2020, jumlah korban meninggal akibat banjir bandang ini telah mencapai 36 orang. Adapun jumlah korban hilang 67 orang, 51 orang luka, dan 14.483 orang mengungsi di tiga kecamatan, yakni Sabbang, Baebunta, dan Masamba. (Baca juga: Mensos Pastikan Kebutuhan Korban Banjir Luwu Utara Terpenuhi)
Raditya memperkirakan korban hilang akan terus bertambah. Sebab, ada ratusan rumah yang tertutup lumpur hingga setinggi lebih dari 2 meter. Selain itu, masih ada lokasi yang belum dapat dijangkau tim gabungan.
“Kondisi ini tentunya menyulitkan tim untuk melakukan pencarian korban yang hilang. Mereka diduga banyak yang tertimbun lumpur dan terseret arus. Tim mengerahkan beberapa alat berat untuk memudahkan pencarian dan membuka akses jalan,” katanya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengungkapkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di Masamba. Daerah ini merupakan salah satu yang terjang banjir bandang pada Senin malam lalu (13/7/2020).
Sepanjang Jumat malam hingga sabtu sore kemarin, hujan beberapa kali mengguyur Luwuk Utara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat hingga sedang kemungkinan akan terjadi di sebagian besar wilayah Sulawesi. “BNPB mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya Kabupaten Luwu Utara agar selalu waspada. Selain itu, untuk dapat mempersiapkan upaya mitigasi sehingga tidak terjadi bencana alam yang dipicu oleh faktor alam,” ucapnya, Sabtu (19/7/2020). (Baca juga: Bupati Tegaskan Pembersihan Kota Masamba Dilakukan Secepatnya)
Raditya mengungkapkan tim gabungan kembali menemukan korban meninggal berjenis kelamin perempuan di Desa Radda, kecamatan Baebunta. Proses evakuasi korban mencapai empat jam. “Kondisi korban yang tertimbun lumpur, pepohonan, dan akses jalan yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki membuat proses evakuasi cukup sulit dilakukan oleh tim gabungan,” paparnya.
Berdasarkan data hingga Sabtu, 18 Juli 2020, jumlah korban meninggal akibat banjir bandang ini telah mencapai 36 orang. Adapun jumlah korban hilang 67 orang, 51 orang luka, dan 14.483 orang mengungsi di tiga kecamatan, yakni Sabbang, Baebunta, dan Masamba. (Baca juga: Mensos Pastikan Kebutuhan Korban Banjir Luwu Utara Terpenuhi)
Raditya memperkirakan korban hilang akan terus bertambah. Sebab, ada ratusan rumah yang tertutup lumpur hingga setinggi lebih dari 2 meter. Selain itu, masih ada lokasi yang belum dapat dijangkau tim gabungan.
“Kondisi ini tentunya menyulitkan tim untuk melakukan pencarian korban yang hilang. Mereka diduga banyak yang tertimbun lumpur dan terseret arus. Tim mengerahkan beberapa alat berat untuk memudahkan pencarian dan membuka akses jalan,” katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda