Hashim Beberkan Peluang Prabowo Berduet dengan Ganjar di Pilpres 2024
Senin, 13 Maret 2023 - 06:04 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menjawab perihal peluang duet kakaknya Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Menurut dia, peluang duet itu terbuka namun tidak mungkin jika Prabowo menjadi cawapres Ganjar.
“Ya saya kira Terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden. Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden,” kata Hasim saat menghadiri acara relawan Prabowo Mania 08 di Jakarta, Minggu 12 Maret 2023.
Hashim menjelaskan, Prabowo itu lebih senior dari pada Ganjar, bahkan keduanya terpaut usia 15 tahun. Sehingga, Prabowo memiliki pengalaman yang berbeda ketimbang Ganjar.
Untuk itu, kata dia, jika Ganjar berminat pada duet tersebut, maka terbuka peluang Ganjar akan menjadi cawapres Prabowo Subianto.
“Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan. Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo saya kira kami terbuka, Pak Prabowo terbuka (Ganjar) sebagai calon wakil presiden,” terangnya.
Apakah ada komunikasi dengan Ganjar perihal peluang tersebut, Hashim mengaku tidak tahu. “Saya enggak tahu itu, saya enggak tahu,” aku Hashim.
Terkait Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang ingin juga menjadi cawapres, menurut Hashim, dalam pembicaraan antara Prabowo dan Cak Imin, cawapres itu tidak mutlak pada Cak Imin, karena itu merupakan nama yang disetujui dan dicalonkan oleh PKB. Dan Gerindra-PKB pun belum pada kesepakatan pada satu nama tertentu.
“Saya kira bukan, dalam pembicaraan dengan pak Muhaimin itu tidak semestinya tidak mutlak pak Muhaimin. Itu calon-calon yang disetujui dan tentu dicalonkan oleh PKB,” ungkapnya.
Meskipun tidak terlibat dalam negosiasi tersebut, Hashim melihat bahwa berdasarkan hasil komunikasi kedua parpol, cawapres itu tidak mesti 100persen Cak Imin, karena jika demikian sudah ada deklarasi capres-cawapres oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sejak Agustus 2022.
Sehingga, dia menambahkan, posisinya nama cawapres masih terbuka, termasuk juga Ganjar. Hanya saja, harus atas persetujuan PKB.
“Kami menangkap tidak perlu sampai 100 persen harus Pak Muhaimin. Kalau harus pak Muhaimin kan sudah deklarasi bulan Agustus tahun lalu. Sekarang masih terbuka,” jelasnya.
“Kemungkinan itu terbuka kalau Pak Ganjar mau jadi tapi harus disetujui oleh PKB. Kan begitu harus disetujui PKB, kami terbuka lah,” tandas Hashim.
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
“Ya saya kira Terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden. Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden,” kata Hasim saat menghadiri acara relawan Prabowo Mania 08 di Jakarta, Minggu 12 Maret 2023.
Hashim menjelaskan, Prabowo itu lebih senior dari pada Ganjar, bahkan keduanya terpaut usia 15 tahun. Sehingga, Prabowo memiliki pengalaman yang berbeda ketimbang Ganjar.
Untuk itu, kata dia, jika Ganjar berminat pada duet tersebut, maka terbuka peluang Ganjar akan menjadi cawapres Prabowo Subianto.
“Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan. Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo saya kira kami terbuka, Pak Prabowo terbuka (Ganjar) sebagai calon wakil presiden,” terangnya.
Apakah ada komunikasi dengan Ganjar perihal peluang tersebut, Hashim mengaku tidak tahu. “Saya enggak tahu itu, saya enggak tahu,” aku Hashim.
Terkait Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang ingin juga menjadi cawapres, menurut Hashim, dalam pembicaraan antara Prabowo dan Cak Imin, cawapres itu tidak mutlak pada Cak Imin, karena itu merupakan nama yang disetujui dan dicalonkan oleh PKB. Dan Gerindra-PKB pun belum pada kesepakatan pada satu nama tertentu.
“Saya kira bukan, dalam pembicaraan dengan pak Muhaimin itu tidak semestinya tidak mutlak pak Muhaimin. Itu calon-calon yang disetujui dan tentu dicalonkan oleh PKB,” ungkapnya.
Meskipun tidak terlibat dalam negosiasi tersebut, Hashim melihat bahwa berdasarkan hasil komunikasi kedua parpol, cawapres itu tidak mesti 100persen Cak Imin, karena jika demikian sudah ada deklarasi capres-cawapres oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sejak Agustus 2022.
Sehingga, dia menambahkan, posisinya nama cawapres masih terbuka, termasuk juga Ganjar. Hanya saja, harus atas persetujuan PKB.
“Kami menangkap tidak perlu sampai 100 persen harus Pak Muhaimin. Kalau harus pak Muhaimin kan sudah deklarasi bulan Agustus tahun lalu. Sekarang masih terbuka,” jelasnya.
“Kemungkinan itu terbuka kalau Pak Ganjar mau jadi tapi harus disetujui oleh PKB. Kan begitu harus disetujui PKB, kami terbuka lah,” tandas Hashim.
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
(mhd)
tulis komentar anda