Para Peserta Pilkada Diajak Berkompetisi Tangani Corona
Rabu, 15 Juli 2020 - 23:01 WIB
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik, Sujono HS menuturkan bahwa pelaksanaan Pilkada di tengah Pandemi Covid-19 (virus Corona) membutuhkan partisipasi semua pihak, baik penyelenggara, para kandidat maupun masyarakat pada umum.
"Ini tanggung jawab kita bersama, harus saling peduli serta menjaga agar terlaksana dengan baik," katanya, Rabu (15/7/2020). (Baca juga: Pilkada Sragen, Demokrat Tepis Isu Politik Dinasti)
Dia melanjutkan, kontes Pilkada tahun ini akan melibatkan sekitar 270 daerah. Kemudian, sekitar 220 petahana yang kembali bersaing. "Hal itu sebagai angka potensial untuk turut serta dapat menangani Covid-19 secara partisipatif," ucapnya.
Dia berpendapat, momen penting ini harus mampu dimanfaatkan kandidat, maupun masyarakat pada umumnya untuk lebih terlibat secara masif dalam mempercepat penyelesaian dampak pandemic Covid-19. "Kandidat selayaknya mampu mengajak pendukungnya berpartisipasi aktif dalam memerangi pandemik," tambahnya.
(Baca juga: Merancang Korupsi dari Ranjang)
Maka itu, Pilkada 2020 dianggap momen penting bagi para kandidat untuk berlomba ide dalam mengatasi pendemi Covid-19. Keberhasilan calon kandidat baik petahana maupun penantang sangat penting sebagai pertimbangan masyarakat pendukung karena sebagai tindakan konkret perlindungan bagi warganya.
"Inilah saatnya para kepala daerah memberikan kontribusi maksimal. Penanganan pandemi Covid-19 tidak akan bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah pusat, karena adanya sistem desentralisasi otonomi daerah," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Dia berpendapat, momen penting ini bisa menjadi alat ukur kepedulian calon pemimpin mereka terhadap warga masyarakat yang bakal mereka pimpin. "Dengan demikian, Pilkada adalah momen penting dan pas untuk ajang adu gagasan dan berbuat nyata secara maksimal bagi para kontestan dalam menangani pandemi Covid-19 dan dampak sosial ekonominya," tuturnya.
Sementara itu, Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal Malik mengungkapkan bukti keberhasilan pesta demokrasi, dapat belajar dari Korea Selatan (Korsel) yang lebih dulu menggelar pemilu di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, Korsel mampu memikat partisipasi pemilih yang meningkat dari 58 persen menjadi 62 persen, dengan melibatkan partisipasi aktif para kontestan Pilkada.
"Salah satu temuan penelitian mereka adalah karena masalah Covid-19 ini menyentuh semua masyarakat, sehingga akhirnya 29 juta pemilih menjadi sangat concern dengan isu Covid. Isu Covid-19 menjadi isu sentral dalam kampanye," kata Akmal.
"Ini tanggung jawab kita bersama, harus saling peduli serta menjaga agar terlaksana dengan baik," katanya, Rabu (15/7/2020). (Baca juga: Pilkada Sragen, Demokrat Tepis Isu Politik Dinasti)
Dia melanjutkan, kontes Pilkada tahun ini akan melibatkan sekitar 270 daerah. Kemudian, sekitar 220 petahana yang kembali bersaing. "Hal itu sebagai angka potensial untuk turut serta dapat menangani Covid-19 secara partisipatif," ucapnya.
Dia berpendapat, momen penting ini harus mampu dimanfaatkan kandidat, maupun masyarakat pada umumnya untuk lebih terlibat secara masif dalam mempercepat penyelesaian dampak pandemic Covid-19. "Kandidat selayaknya mampu mengajak pendukungnya berpartisipasi aktif dalam memerangi pandemik," tambahnya.
(Baca juga: Merancang Korupsi dari Ranjang)
Maka itu, Pilkada 2020 dianggap momen penting bagi para kandidat untuk berlomba ide dalam mengatasi pendemi Covid-19. Keberhasilan calon kandidat baik petahana maupun penantang sangat penting sebagai pertimbangan masyarakat pendukung karena sebagai tindakan konkret perlindungan bagi warganya.
"Inilah saatnya para kepala daerah memberikan kontribusi maksimal. Penanganan pandemi Covid-19 tidak akan bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah pusat, karena adanya sistem desentralisasi otonomi daerah," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Dia berpendapat, momen penting ini bisa menjadi alat ukur kepedulian calon pemimpin mereka terhadap warga masyarakat yang bakal mereka pimpin. "Dengan demikian, Pilkada adalah momen penting dan pas untuk ajang adu gagasan dan berbuat nyata secara maksimal bagi para kontestan dalam menangani pandemi Covid-19 dan dampak sosial ekonominya," tuturnya.
Sementara itu, Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal Malik mengungkapkan bukti keberhasilan pesta demokrasi, dapat belajar dari Korea Selatan (Korsel) yang lebih dulu menggelar pemilu di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, Korsel mampu memikat partisipasi pemilih yang meningkat dari 58 persen menjadi 62 persen, dengan melibatkan partisipasi aktif para kontestan Pilkada.
"Salah satu temuan penelitian mereka adalah karena masalah Covid-19 ini menyentuh semua masyarakat, sehingga akhirnya 29 juta pemilih menjadi sangat concern dengan isu Covid. Isu Covid-19 menjadi isu sentral dalam kampanye," kata Akmal.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda