Bijak Memproduksi Konten di Media Sosial
Senin, 30 Januari 2023 - 08:28 WIB
Situasi ini tentu tidak boleh dianggap aman-aman saja. Sebab efek medsos sangat luar biasa. Karakter medsos yang mudah diakses, cepat menyebar, murah dan interaktif membuat pengelolaan konten membutuhkan tantangan tersendiri. Baik pencipta konten, publik maupun platform harus memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan isi yang lebih berkualitas dan bermanfaat.
Bagi pencipta konten, produksilah materi medsos yang unik dan mendidik. Konten ini tentu tidak mengedepankan unsur sensualitas atau seksualitas atau SARA namun yang inspiratif. Tidaklah sulit untuk membuat konten seperti ini. Sebab sangat banyak tema atau konten yang bisa ditemukan di sekitar kehidupan kita. Ini tentu menuntut kecerdasan dan kecerdikan para pembuat konten.
Pada saat bersamaan, pemerintah juga memiliki perangkat yang lebih taktis dan strategis membentengi munculnya konten-konten tak berkualitas. Dengan cara ini, maka langkah pemerintah tak lagi responsif namun lebih antisipatif.
Regulasi yang ada bisa saja sudah perlu direvisi. Ini setidaknya terpotret pada kasus ngemis online mandi lumpur yang terkesan pemerintah lambat dan saling menunggu antara Kominfo dan Kementerian Sosial. Jika ini benar terjadi, revisi regulasi sudah saatnya dieksekusi.
Upaya menciptakan dunia medsos Indonesia yang berperadaban tentu tak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Maka yang tak kalah, pemerintah juga harus menggandeng berbagai pihak untuk membangun literasi bermedsos agar bisa dilakukan secara masif serta komprehensif.
Bagi pencipta konten, produksilah materi medsos yang unik dan mendidik. Konten ini tentu tidak mengedepankan unsur sensualitas atau seksualitas atau SARA namun yang inspiratif. Tidaklah sulit untuk membuat konten seperti ini. Sebab sangat banyak tema atau konten yang bisa ditemukan di sekitar kehidupan kita. Ini tentu menuntut kecerdasan dan kecerdikan para pembuat konten.
Pada saat bersamaan, pemerintah juga memiliki perangkat yang lebih taktis dan strategis membentengi munculnya konten-konten tak berkualitas. Dengan cara ini, maka langkah pemerintah tak lagi responsif namun lebih antisipatif.
Regulasi yang ada bisa saja sudah perlu direvisi. Ini setidaknya terpotret pada kasus ngemis online mandi lumpur yang terkesan pemerintah lambat dan saling menunggu antara Kominfo dan Kementerian Sosial. Jika ini benar terjadi, revisi regulasi sudah saatnya dieksekusi.
Upaya menciptakan dunia medsos Indonesia yang berperadaban tentu tak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Maka yang tak kalah, pemerintah juga harus menggandeng berbagai pihak untuk membangun literasi bermedsos agar bisa dilakukan secara masif serta komprehensif.
(ynt)
tulis komentar anda