Kisah Perwira Pasukan Elite Paskhas Rasakan Kerasnya Perintah Jenderal Kopassus: dari Menyelam hingga Renang 500 Meter
Minggu, 29 Januari 2023 - 13:33 WIB
Kesaksian Wadan Paspampres Brigjen TNI (Mar) Oni Junianto tak kalah menarik. Ia ternyata sudah merasakan gemblengan Doni Monardo sejak 2004, saat Doni menjabat Waasops Danpaspampres (2004–2006). "Waktu itu beliau pangkat Letkol, saya Kapten,” ujar Oni membuka kisah.
Saat itu, ia merasakan perubahan mendasar di tubuh Paspampres. Doni meletakkan dasar profesionalisme pada prajurit pengamanan presiden. Intensitas latihan ditingkatkan. Perlengkapan pun di-upgrade. Tiba satu masa, Paspampres menyiapkan satu tim untuk mengikuti Pendidikan di Pasukan Khusus Korea Selatan, yang disebut Satuan 707. Semacam Satgultor (satuan penanggulangan teroris) kalau di Kopassus. Jumlah pasukan Paspampres yang diberangkatkan ke Korea tercatat 15 orang. Doni Monardo paling senior.
"Yang saya kagumi, beliau istilahnya tidak mantul alias makan tulang, enak-enakan karena paling senior. Tidak. Pak Doni mengikuti semua tahapan latihan bersama kami. Betul-betul totalitas," kenang lelaki kelahiran Pekalongan, Juni 1974 itu.
Sebelum latihan, Oni merasakan pelatih satuan 707 Korea sedikit under-estimated. Akan tetapi, Doni Monardo mengatakan, bahwa pasukan yang ia bawa berada pada level 8. Pelatih Korea sempat kaget dengan statement Doni yang diucapkan dengan sangat percaya diri. Faktanya, semua prajurit Paspampres yang berlatih di sana, bisa mengikuti semua tahapan latihan. Latihan menembak, mampu. Kesamaptaan, tidak kalah. Fisik, prima. Sejak itu, pelatih Korea mulai percaya dan respek.
Banyak hal yang Oni petik dari pola kepemimpinan Doni Monardo. Sama seperti halnya Wahyu Hidayat, Danpaspampres yang berasal dari Paskhas, yang menerapkan kepemimpinan ala Doni Monardo di satuan elite TNI-AU. Oni pun demikian. Saat ia kembali ke satuan Marinir TNI-AL, ia pun mewariskan pola kepemimpinan ala Doni Monardo kepada para prajurit yang dipimpinnya. Ia menekankan ihwal asas profesionalitas Doni Monardo, tanpa tendensi lain. Itu yang selalu Doni Monardo doktrinkan kepada pasukannya.
"Tidak heran, jika personality beliau bisa diterima di semua kalangan. Beliau benar-benar professional, tanpa tendensi apa pun. Memberikan kemampuan terbaik di setiap penugasan. Itu saja," kata Oni.
Profil Doni Monardo
Nama Doni Monardo luas dikenal masyarakat ketika menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama tiga tahun, 2019-2021, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 ini memimpin penanganan bencana yang terjadi di Indonesia, termasuk pandemi Covid-19.
Sebagai tentara, Doni banyak menghabiskan di kesatuan Kopassus. Di Korps Baret Merah itu, Doni pernah bertugas di Timor Timur dan Aceh. Pada 1999 hingga 2001, penghobi olahraga menembak itu ditugaskan di Batalyon Raider Bali. Selanjutnya dia masuk di korps baret biru alias Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Sempat dipindah tugaskan ke Kostrad dan bertugas di Makassar, Doni lantas dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspampres hingga 2010.
Kariernya terus melesat. Dari Paspampres, dia dipromosikan dan menjabat Komandan Korem 061 Surya Kencana Bogor. Itu pun tak lama karena setelah itu Doni dipercaya sebagai Wadanjen Kopassus. Namanya terus melambung. Doni juga tercatat sebagai wakil komandan satuan tugas pembebasan sandera di kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia. Operasi pembebasan itu berlangsung sukses. Atas keberhasilan itu pangkat Doni dinaikkan setingkat menjadi brigadir jenderal.
Saat itu, ia merasakan perubahan mendasar di tubuh Paspampres. Doni meletakkan dasar profesionalisme pada prajurit pengamanan presiden. Intensitas latihan ditingkatkan. Perlengkapan pun di-upgrade. Tiba satu masa, Paspampres menyiapkan satu tim untuk mengikuti Pendidikan di Pasukan Khusus Korea Selatan, yang disebut Satuan 707. Semacam Satgultor (satuan penanggulangan teroris) kalau di Kopassus. Jumlah pasukan Paspampres yang diberangkatkan ke Korea tercatat 15 orang. Doni Monardo paling senior.
"Yang saya kagumi, beliau istilahnya tidak mantul alias makan tulang, enak-enakan karena paling senior. Tidak. Pak Doni mengikuti semua tahapan latihan bersama kami. Betul-betul totalitas," kenang lelaki kelahiran Pekalongan, Juni 1974 itu.
Sebelum latihan, Oni merasakan pelatih satuan 707 Korea sedikit under-estimated. Akan tetapi, Doni Monardo mengatakan, bahwa pasukan yang ia bawa berada pada level 8. Pelatih Korea sempat kaget dengan statement Doni yang diucapkan dengan sangat percaya diri. Faktanya, semua prajurit Paspampres yang berlatih di sana, bisa mengikuti semua tahapan latihan. Latihan menembak, mampu. Kesamaptaan, tidak kalah. Fisik, prima. Sejak itu, pelatih Korea mulai percaya dan respek.
Banyak hal yang Oni petik dari pola kepemimpinan Doni Monardo. Sama seperti halnya Wahyu Hidayat, Danpaspampres yang berasal dari Paskhas, yang menerapkan kepemimpinan ala Doni Monardo di satuan elite TNI-AU. Oni pun demikian. Saat ia kembali ke satuan Marinir TNI-AL, ia pun mewariskan pola kepemimpinan ala Doni Monardo kepada para prajurit yang dipimpinnya. Ia menekankan ihwal asas profesionalitas Doni Monardo, tanpa tendensi lain. Itu yang selalu Doni Monardo doktrinkan kepada pasukannya.
"Tidak heran, jika personality beliau bisa diterima di semua kalangan. Beliau benar-benar professional, tanpa tendensi apa pun. Memberikan kemampuan terbaik di setiap penugasan. Itu saja," kata Oni.
Profil Doni Monardo
Nama Doni Monardo luas dikenal masyarakat ketika menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama tiga tahun, 2019-2021, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 ini memimpin penanganan bencana yang terjadi di Indonesia, termasuk pandemi Covid-19.
Sebagai tentara, Doni banyak menghabiskan di kesatuan Kopassus. Di Korps Baret Merah itu, Doni pernah bertugas di Timor Timur dan Aceh. Pada 1999 hingga 2001, penghobi olahraga menembak itu ditugaskan di Batalyon Raider Bali. Selanjutnya dia masuk di korps baret biru alias Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Sempat dipindah tugaskan ke Kostrad dan bertugas di Makassar, Doni lantas dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspampres hingga 2010.
Kariernya terus melesat. Dari Paspampres, dia dipromosikan dan menjabat Komandan Korem 061 Surya Kencana Bogor. Itu pun tak lama karena setelah itu Doni dipercaya sebagai Wadanjen Kopassus. Namanya terus melambung. Doni juga tercatat sebagai wakil komandan satuan tugas pembebasan sandera di kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia. Operasi pembebasan itu berlangsung sukses. Atas keberhasilan itu pangkat Doni dinaikkan setingkat menjadi brigadir jenderal.
tulis komentar anda