Pembangunan Simulator Badai Terbesar Rampung

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:22 WIB
Pembangunan Simulator...
Pembangunan Simulator Badai Terbesar Rampung
A A A
Simulator badai topan (hurricane) terbesar di dunia saat ini sudah selesai dibangun. Para pakar berharap, fasilitas baru ini mampu memperbaiki kemampuan para peramal cuaca untuk memprediksi seberapa kuat badai akan terbentuk.

Selama ini seberapa kuat badai dapat terbentuk masih menjadi titik lemah bagi sains untuk mengetahuinya. Simulator senilai USD15 juta yang dibangun di University of Miami Rosenstiel School of Marine and Atmospheric Science itu berupa kotak akuarium raksasa tapi tanpa ikan.

Saat kepala peneliti Brian Haus menyalakan mesin berkekuatan 1.700 tenaga kuda, suara gemuruh memenuhi gedung senilai USD47 juta yang menjadi lokasi akuarium raksasa yang dikenal dengan sebutan SUSTAIN (SUrge-STructure-Atmosphere INteraction Facility). Akuarium itu mampu menampung air hingga 144.000 liter.

Air yang digunakan bisa berupa air tawar ataupun air laut. Akuarium itu juga memiliki dayungdayung yang dapat bergerak untuk menciptakan simulasi gelombang air laut. Gelombang air laut pun terbentuk dengan anggun menghantam dindingdinding akuarium yang terbuat dari akrilik. Gelombang laut buatan itu kemudian semakin mengganas saat angin Kategori 5 dihembuskan di atas permukaan air dengan kecepatan 251 kilometer per jam.

Dengan cepat, cipratan air menghantam sepanjang sisi tangki akuarium yang dibingkai dengan baja. Akuarium itu memiliki panjang 75 kaki (23 meter), lebar 20 kaki, dan dalam 6,5 kaki. SUSTAIN memiliki ukuran enam kali lebih besar dibandingkan simulator badai angin-air yang pernah dibuat di mana pun di dunia. Di dalam akuarium itu dipasang model miniatur rumah berwarna putih dan hijau yang basah kuyup terempas air yang menirukan saat badai menerjang properti di pinggir pantai.

Haus yang menyebut dirinya sendiri sebagai ”pecandu gelombang” mengamati dengan cermat badai yang dia ciptakan di dalam akuarium raksasa tersebut. ”Komponen kunci SUSTAIN akan meningkatkan perkiraan intensitas badai,” ujarnya di kantornya karena perbincangan sulit dilakukan di dekat tangki akuarium yang suaranya sangat memekakkan telinga tersebut.

”Selama 20 tahun terakhir perkiraan yang kita buat semakin baik. Meski demikian, hal yang tidak menjadi lebih baik selama 20 tahun terakhir ialah perkiraan intensitas badai,” tutur Haus kepada kantor berita AFP . Mungkin contoh terbaik badai yang mengecoh sebagian besar para pakar perkiraan cuaca ialah Badai Wilma pada 2005. Badai itu tiba-tiba menguat di atas Meksiko, tumbuh dari Kategori 2 menjadi 5 hanya dalam beberapa jam.

”Itu sesuatu yang benar-benar menakutkan para pakar perkiraan cuaca karena ini menyulitkan mereka melakukan pekerjaannya,” kata Haus. Wilma menjadi badai Atlantik paling kuat dalam rekor, menewaskan puluhan orang dan mengakibatkan kerugian senilai puluhan miliar dolar.

Karen aturut mengalami badai Wilma dan Katrina yang mengakibatkan kerusakan massal di Louisiana dan Teluk Meksiko di tahun yang sama, Haus berupaya mencari cara terbaik memahami fisika kekuatan badai dan bagaimana samudera yang hangat dapat memberi tenaga pada badai. Para peneliti juga berharap menggunakan SUSTAIN untuk mengetahui bagaimana badai akan merusak rumah dan gedung di sepanjang pantai.

”Ini penting karena sebagian besar aturan dan model pembangunan gedung di daerah pantai tidak berdasarkan informasi nyata tentang apa yang terjadi dalam kondisi badai,” papar Haus. Beberapa grup peneliti lainnya, seperti Insurance Institute for Business and Home Safety di South Carolina, menciptakan ulang angin kencang, badai hujan es, dan bahkan kebakaran hutan menggunakan model rumah ukuran sebenarnya.

Berbeda dengan para peneliti di SUSTAIN yang menggunakan rumah miniatur. Paul Wilson, wakil presiden pengembangan model di RMS (Risk Management Solutions) di London menjelaskan, dengan menempatkan sejumlah sensordiminiaturrumahdidalamtangki SUSTAIN, para penelititetapdapatmempelajari dampak badai terhadap properti. ”Mempelajari bagaimana gedunggedung merespons cuaca ekstrem merupakan proyek-proyek yang sangat berguna. Mereka menambah basis pengetahuan tentang model-model yang kita buat,” ujar Wilson.

Dalam bahasa Inggris, badai disebut dengan berbagai istilah seperti cyclone , hurricane dan typhoon . Meskimemiliki beragam nama, semuanya merupakan badai tropis hebat yang mampu menciptakan energi 10 kali lipat dibandingkan bom atom di Hiroshima, Jepang. Cyclone merupakan istilah yang digunakan untuk sistem tekanan rendah yang menerjang Samudera India dan Pasifik Selatan. Tipe badai yang sama di Atlantik dan Pasifik timur laut disebut hurricane.

Adapun, typhoon merupakan istilah yang digunakan di Asia. Yang pasti, apa pun istilah yang digunakan, SUSTAIN diharapkan mampu meningkatkan pemahaman para peneliti dan publik mengenai badai yang sering terjadi. Dengan pemahaman yang baik, upaya preventif dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan dan korban akibat badai.

Syarifudin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5548 seconds (0.1#10.140)