Selamat karena Jari Telunjuk
A
A
A
Untung tidak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Artinya kehidupan di depan kita adalah rahasia Sang Pencipta. Itulah yang dirasakan Rukman, 43, salah satu korban longsor di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Saat wartawan berkunjung ke ruang perawatan Rumah Sakit Al Ihsan, Rukman tampak terbaring lemah. Di bagian tubuhnya banyak terdapat luka dan memar. Dia sulit bergerak lantaran tulangnya banyak yang patah. Sang adik, Ai Suryati, 40, tak beranjak dari sisi Rukman. Sesekali dia membenarkan posisi selimut yang menutupi tubuh kakaknya. Dia juga kerap memegang lengan Rukman. Ai menceritakan Rukman sedang tidur di rumah saat longsor terjadi, Selasa (5/5) siang.
Rumah panggung yang dihuni Rukman pun ambruk oleh material longsoran tanah. Rukman terjebak di dalam rumah yang tergulung longsoran. ”Itu terseretnya sekira 20 meter,” kata Ai. Rukman yang merupakan buruh tani itu pun terkubur selama 3 jam. Dia baru ditemukan warga pada pukul 18.00 WIB. ”Badannya sudah tertutup batu, tanah sama kayu. Ditolonginnyasama warga,” jelasnya. Saat itu, hanya jari telunjuk Rukman yang terlihat, sedangkan seluruh tubuhnya tertimbun material longsoran.
”Kakak saya ketahuan tertimbun longsor karena jari telunjuknya keluar dari tanah dan digerakgerakin,” ungkap Ai. Setelah dievakuasi warga, Rukman sempat dibawa ke puskesmas setempat. Dia lalu dilarikan ke RS Al Ihsan untuk mendapatkan perawatan intensif. Menurut Ai, bencana longsor yang menerjang desanya seperti kiamat.
Saat kejadian, Ai mengaku sedang berada di warung. Tak lama, dia merasakan tanah bergetar disambut suara gemuruh yang dibarengi dengan material tanah. ”Longsoran itu menimpa pipa gas dan langsung meledak,” ungkapnya. ”Suara ledakannya sangat keras. Api juga terus bergemuruh sekira satu jam. Seperti kiamat,” imbuhnya.
Saat longsor terjadi, dia melihat rumahnya tergusur. Dia lari menyelamatkan diri dari kejaran longsor yang mengarah kepadanya. Dia bersama warga lalu bahu-membahu menyelamatkan orang-orang yang tertimbun. ”Suasananya sangat mengerikan dan menyedihkan. Warga menangis. Semua berduka."
Ogie Permadi
Kabupaten Bandung
Saat wartawan berkunjung ke ruang perawatan Rumah Sakit Al Ihsan, Rukman tampak terbaring lemah. Di bagian tubuhnya banyak terdapat luka dan memar. Dia sulit bergerak lantaran tulangnya banyak yang patah. Sang adik, Ai Suryati, 40, tak beranjak dari sisi Rukman. Sesekali dia membenarkan posisi selimut yang menutupi tubuh kakaknya. Dia juga kerap memegang lengan Rukman. Ai menceritakan Rukman sedang tidur di rumah saat longsor terjadi, Selasa (5/5) siang.
Rumah panggung yang dihuni Rukman pun ambruk oleh material longsoran tanah. Rukman terjebak di dalam rumah yang tergulung longsoran. ”Itu terseretnya sekira 20 meter,” kata Ai. Rukman yang merupakan buruh tani itu pun terkubur selama 3 jam. Dia baru ditemukan warga pada pukul 18.00 WIB. ”Badannya sudah tertutup batu, tanah sama kayu. Ditolonginnyasama warga,” jelasnya. Saat itu, hanya jari telunjuk Rukman yang terlihat, sedangkan seluruh tubuhnya tertimbun material longsoran.
”Kakak saya ketahuan tertimbun longsor karena jari telunjuknya keluar dari tanah dan digerakgerakin,” ungkap Ai. Setelah dievakuasi warga, Rukman sempat dibawa ke puskesmas setempat. Dia lalu dilarikan ke RS Al Ihsan untuk mendapatkan perawatan intensif. Menurut Ai, bencana longsor yang menerjang desanya seperti kiamat.
Saat kejadian, Ai mengaku sedang berada di warung. Tak lama, dia merasakan tanah bergetar disambut suara gemuruh yang dibarengi dengan material tanah. ”Longsoran itu menimpa pipa gas dan langsung meledak,” ungkapnya. ”Suara ledakannya sangat keras. Api juga terus bergemuruh sekira satu jam. Seperti kiamat,” imbuhnya.
Saat longsor terjadi, dia melihat rumahnya tergusur. Dia lari menyelamatkan diri dari kejaran longsor yang mengarah kepadanya. Dia bersama warga lalu bahu-membahu menyelamatkan orang-orang yang tertimbun. ”Suasananya sangat mengerikan dan menyedihkan. Warga menangis. Semua berduka."
Ogie Permadi
Kabupaten Bandung
(ars)