PBB Desak Nepal Mempermudah Pabean

Senin, 04 Mei 2015 - 11:49 WIB
PBB Desak Nepal Mempermudah Pabean
PBB Desak Nepal Mempermudah Pabean
A A A
KATHMANDU - Sudah sepekan berlalu sejak gempa dahsyat mengguncang Nepal. Diduga masih banyak korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.

Selain operasi penyelamatan, Pemerintah Nepal dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun fokus dalam mengirimkan bantuan makanan, tenda, dan obatobatan kepada ratusan ribu pengungsi di wilayah terpencil.

Distrik Gorkha dan Sindhupalchowk mengalami kehancuran 90% karena longsoran lumpur dan batu. ”Prioritas kita mencapai orang yang berada di pedalaman agar mendapatkan bantuan,” ujar Ketua Hubungan Kemanusiaan PBB Valerie Amos seperti dikutip AFP .

PBB menyarankan agar Pemerintah Nepal mempermudah proses kepabeanan untuk mempercepat proses pengiriman bantuan dari seluruh dunia. PBB menyatakan 600.000 rumah hancur atau rusak. Sebanyak 8 juta dari 28 juta penduduk Nepal terkena dampak gempa ini. Dua juta di antaranya memerlukan tenda, air bersih, makanan, dan obat-obatan sampai tiga bulan ke depan.

Pesawat militer AS kemarin tiba di Nepal untuk membantu mendistribusikan bantuan ke daerah-daerah terparah di luar Ibu Kota Kathmandu. Brigjen Marinir Paul Kennedy mengungkapkan 100 prajurit AS akan membantu proses evakuasi. ”Empat pesawat, termasuk dua helikopter, akan melaksanakan proses penyelamatan,” ujar Kennedy.

Pemerintah Nepal memperingatkan jumlah korban tewas akibat gempa Nepal akan terus bertambah seiring dengan tim pencarian yang melakukan pencarian korban selamat. Hingga kemarin jumlah korban tewas mencapai lebih dari 7.000 dan ribuan orang terluka.

Sementara itu, menurut Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Biro Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhammad Iqbal, tim evakuasi masih mencari tiga pendaki yang hilang. Mereka adalah Ketiga Jeroen Hehuwat, 39, Kadek Andana, 26, dan Alma Parahita, 31.

”Intinya adalah bahwa hasil analisis data dan informasi serta observasi udara yang dilakukan hari ini (kemarin) hampir dipastikan bahwa tiga WNI berada di Everest Guest House di Langtang saat evakuasi terjadi,” kata Iqbal.

Tim evakuasi belum berani menempatkan orang di sekitar lokasi yang menjadi target penyelamatan WNI. Menurut Iqbal, di lokasi tersebut masih sering terjadi gempa susulan dan berpotensi terjadi longsor. Tim evakuasi WNI dengan menggunakan helikopter jenis AS350 Be milik Shree Airlines melakukan pencarian kemarin, terutama di wilayah Langtang, Nepal.

”Area Langtang terkena dampak gempa paling buruk. Ditemukan 40 jenazah termasuk 3 warga asing, tetapi tidak ada WNI. Masih banyak jenazah yang tertimbun longsoran dan belum dapat dievakuasi,” kata Iqbal. Dia menambahkan, tim evakuasi berkomunikasi dengan penduduk lokal serta menitipkan foto dan identitas WNI yang hilang. Kemlu menegaskan 6 dari 97 WNI yang belum dapat dihubungi, termasuk ketiga pendaki.

”WNI yang belum ditemukan berjumlah enam orang,” ujar Iqbal. Tim evakuasi Kemlu juga belum menemukan WNI yang menjadi korban luka akibat gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter.

Muh shamil/ Andika
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6078 seconds (0.1#10.140)