Jelajah Jakarta Bersama Mpok Siti

Minggu, 03 Mei 2015 - 11:48 WIB
Jelajah Jakarta Bersama...
Jelajah Jakarta Bersama Mpok Siti
A A A
DKI Jakarta sejak Februari tahun lalu memiliki bus tingkat gratis untuk city tour yang dijuluki ”Mpok Siti”. Bus ini beroperasi setiap hari menjelajahi beberapa ruas jalan utama di Ibu Kota.

Bagaimana efektivitasnya saat ini terkait target untuk menarik lebih banyak wisatawan asing maupun lokal? Bagaimana kondisi bus-bus tersebut?

Bus wisata kota Mpok Siti beroperasi setiap hari kecuali hari Minggu melintasi sejumlah spot wisata dan landmark di jalan-jalan koridor utama Kota Jakarta (lihat infografis).

Bus jenis double decker ini berhenti di sejumlah halte yang sebagian besar digabung dengan halte bus angkutan umum. Mpok Siti hanya berhenti di halte yang ada plang khusus bertuliskan ”city tour”. Begitu menaiki bus ini, kita akan disambut oleh petugas on-board yang ramah. Bagian dalam Mpok Siti cukup bersih dan nyaman dengan fasilitas pendingin udara dan tempat duduk yang empuk. Setiap bus dilengkapi LCD TV yang menayangkan video promosi pariwisata DKI Jakarta serta lagu-lagu Betawi. Tersedia pula spacekhusus bagi penyandang disabilitas.

Penumpang tidak diperbolehkan berdiri karena dapat mengganggu kenyamanan penumpang lain yang ingin menikmati suasana kota dari dalam bus. Ari, seorang wisatawan asal Banjarmasin yang ditemui KORAN SINDOdi atas Mpok Siti mengaku sangat puas berkeliling setengah Kota Jakarta dengan bus ini. Terlebih, kondisi armadanya masih sangat prima dan nyaman.

”Mungkin karena busnya masih baru, kabarnya baru setahun ya. Fasilitasnya juga bagus,” kata dia. Ari berharap promosi Mpok Siti digencarkan agar semakin banyak wisatawan seperti dirinya yang menggunakan bus gratis ini. Rika, wisatawan lainnya, mengaku naik Mpok Siti atas rekomendasi seorang temannya.

”Sayangnya, tidak ada pemandu wisata di dalam bus ini yang menerangkan titik-titik wisata apa saja yang dilewati. Jadi saya hanya menerkanerka,” ungkap perempuan asal Bengkulu ini. Petugas on-boardhanya memberitahukan halte berikutnya yang akan disinggahi kepada para penumpang. Saat KORAN SINDOmenaiki bus ini, penumpang ternyata lebih didominasi warga Jakarta dan sekitarnya ketimbang wisatawan. Bahkan tidak ada turis asing sama sekali.

”Saya sudah beberapa kali naik bus ini. Lumayan dapat angkutan gratis toh rutenya sesuai dengan tujuan saya,’ kata Ruslan, seorang warga Jakarta. Indra Budi, warga lain Ibu Kota, mengaku naik Mpok Siti sekadar untuk beristirahat. ”Lumayan bisa refreshing gratis pas Jakarta sedang panas-panasnya. Pasti dapat tempat duduk apalagi di lantai atas sambil lihat-lihat suasana kota, ada AC, busnya bersih, adem, dan nyaman,” ujarnya. Sulastri, seorang warga Cinere, Depok, mengaku hampir setiap minggu mengajak anak-anaknya main keliling Jakarta naik Mpok Siti.

”Ya karena gratis dan busnya bagus. Anak-anak senang naik bus tingkat,” tuturnya. Desmanida, seorang pramudi (pengemudi Mpok Siti), mengatakan, sebagian besar masyarakat memang mengetahui keberadaan Mpok Siti dari mulut ke mulut. Sisanya melalui pemberitaan di media massa dan akun twitter @CityTourJakarta.

Bagaimana perawatan bus-bus ini? Deudeu Sawitri, pramudi lainnya, menjelaskan, petugas on-board selalu membersihkan bagian dalam bus ini sepanjang perjalanan terutama lantai. ”Apalagi kalau sedang hujan. Lantai tidak boleh dibiarkan becek dan kotor. Mesti langsung dibersihkan,” terangnya. Begitu bus masuk pool setelah beroperasi seharian, sudah ada petugas lain yang membersihkan interior lebih detail dan seluruh bodybagian luar. Teknisi pun melakukan pemeriksaan rutin harian terhadap kondisi mesin dan bagian-bagian lain dari bus-bus buatan China ini.

”Kami melakukan maintenance setiap hari. Itu perawatan dan pemeliharaan wajib. Misalnya pengecekan level air, level oli mesin, tekanan ban, bagian elektrikal, baling kipas dan lainnya supaya bus ini awet,” papar Andre, seorang teknisi di poolMpok Siti. Pada malam hari, semua armada Mpok Siti diparkir di pool Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) di kawasan Cawang, Jakarta Timur, bersama sejumlah armada bus Transjakarta. Menurut Andre, hal terumit dalam memelihara Mpok Siti adalah tindakan scan engine karena menggunakan sistem seperti memori.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sangat memahami bahwa saat ini sebagian penumpang Mpok Siti adalah warga Jakarta dan sekitarnya. Bahkan di akhir pekan, penumpang bus ini membeludak. Masyarakat rela mengantre 30 menit hingga satu jam untuk bisa naik. Ahok menilai wajar bila saat ini penumpang bus city tour lebih banyak warga Ibu Kota atau pekerja dan pelajar.

”Kita sambil jalan lah. Nanti juga akan semakin banyak wisatawan tulen yang naik sambil kita kembangkan spot-spot wisatanya,” katanya di Balai Kota, Kamis (30/4). Dia menjamin, Mpok Siti akan tetap beroperasi secara gratis meski saat ini sudah berada di bawah PT TRansjakarta yang notabene salah satu tugasnya adalah menghasilkan keuntungan. ”Ada peran lain dari PT Transportasi Jakarta yaitu pelayanan publik murni. Untuk itu, Pemprov DKI memberi subsidi operasional,” jelas Ahok.

Dia juga mengatakan, penambahan armada Mpok Siti akan terus diupayakan secara bertahap dengan menggandeng sponsor atau pihak swasta dalam bentuk corporate social responsibility (CSR). Yang jelas, armada harus diproduksi di dalam negeri minimal karoserinya. Untuk merek dan mesinnya, produsen harus memiliki agen pemegang merek (APM) di Indonesia agar after sales service dan persediaan suku cadang terjamin.

Wakil Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Edi Nursalam menyatakan, seharusnya bus tingkat wisata ini lebih banyak dimanfaatkan oleh turis asing. Dia mencontohkan bus-bus wisata kota di Melbourne, Washington, Madrid, Singapura, dan London. ”Tapi untuk tahap awal ya bisa dimaklumi. Ke depannya harus lebih diefektifkan sebagai salah satu sarana meningkatkan jumlah wisatawan ke Jakarta. Perlu ada pembenahan promosi dan pembenahan sistem teknisnya,” tegasnya.

Dia menyarankan Pemprov DKI Jakarta melalui PT Transportasi Jakarta mengemas sedemikian rupa paket wisata kota bersama Mpok Siti agar lebih menarik di mata turis asing maupun domestik. Misalnya, berhenti di beberapa spot potensial kemudian para penumpangnya disuguhi atraksi seni dan budaya yang menarik.

”Dengan paket seperti itu, pelayanan bus city tour bisa lebih menarik dan konkret,” pungkasnya. Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih mengatakan, pihaknya memang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) yang dituntut mencari keuntungan. Namun, keuntungan itu lebih banyak digunakan untuk pengembangan fasilitas, pelayanan mobilitas masyarakat, serta untuk mengurangi subsidi. ”Salah satu pelayanan kami ya bus city tourini,” terangnya.

Menyangkut rendahnya penggunaan Mpok Siti oleh wisawatan tulen, Kosasih sudah berencana akan mendiskusikan solusinya dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Terbuka lebar kemungkinan kerja sama dengan agen-agen perjalanan dengan menyediakan paket wisata kota. Dia menyebutkan, rata-rata jumlah penumpang pada hari kerja sekitar 600 orang sementara di akhir pekan bisa mencapai 1.600 orang.

PT Transjakarta, lanjut Kosasih, menargetkan jumlah bus city tourmencapai 20 armada. Untuk bus tingkat yang melayani perjalanan reguler atau umum, pihaknya akan melakukan pengadaan 50-100 armada agar dapat juga menampung para pesedamotor yang kini dilarang melintasi Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat.

Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan mengingatkan, Pemprov DKI Jakarta harus segera membenahi operasionalisasi bus city tour ini agar kembali sesuai dengan target awal yakni semakin menggairahkan pariwisata di Jakarta, mempromosikan objek-objek wisata potensial, serta benar-benar melayani wisatawan. ”Jangan kontraproduktif dan akhirnya mubazir. Tanda-tandanya bisa dilihat dari sebagian besar segmen penumpang yang sehari-hari menaiki bus ini. Kalau tidak konsisten, dampaknya antara lain bisa berupa kerusakan fasilitas,” katanya.

Setelah PT Transjakarta mampu menyeleksi para penumpang Mpok Siti benar-benar wisatawan, pekerjaan rumah berikutnya adalah pembenahan teknis. ”Yang namanya wisatawan itu ya jangan disuguhi terlalu banyak kemacetan waktu sedang jalan-jalan. Hal-hal seperti ini bisa disiasati dengan pengaturan rute dan pengendalian waktu,” terang mantan ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta ini.

Robi ardianto/dina angelina/ ilham safutra/hermansah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9361 seconds (0.1#10.140)