Membangun Karakter lewat Permainan Tempo Dulu

Sabtu, 02 Mei 2015 - 09:37 WIB
Membangun Karakter lewat...
Membangun Karakter lewat Permainan Tempo Dulu
A A A
TANGERANG - Kencangnya arus modernisasi membuat anakanak Indonesia semakin akrab dengan teknologi terkini. Berbagai gadget mampu menghadirkan game yang mengasyikkan untuk mengisi waktu main mereka. Belum lagi serbuan mainanmainan canggih lainnya dari luar negeri.

Alhasil, budaya modern tersebut membuat anakanak Indonesia zaman sekarang melupakan permainan tradisional yang sangat akrab dimainkan di seluruh pelosok negeri ini pada tempo dulu. Inilah yang melatari lahir ide menggelar Festival Dolanan Anak Tradisional yang digagas MI Mazroatul Ulum, Ciledug, Tangerang, Rabu (29/4).

Dalam festival tersebut, madrasah ibtidaiyah setingkat sekolah dasar yang berlokasi di Ciledug, Tangerang, Banten, itu coba menghidupkan kembali permainan anak masa lalu yang nyaris punah terkikis oleh zaman. Ada sekitar 15 permainan tradisional dari seluruh pelosok Nusantara yang dimainkan dalam pagelaran ini.

Sebut saja congklak, lompat alu, lompat karet, galasin, engrang batok kelapa, petak benteng, petak jongkok, cublek-cublek sueng, gangsing, bekel, kelereng, dampu, cutik, taplak, dan engklek. Menurut Kepala MI Mazroatul Ulum Evi Afifah, acara ini digelar untuk memperingati Hari Kartini.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Hari Kartini kali ini digelar konsep Culture Day yang lebih luas dengan pengenalan budaya melalui permainan tradisional menjadi tema yang diambil. Acara ini diselenggarakan untuk menjaga dan melestarikan permainan yang sudah turun-temurun dari leluhur.

”Festival ini diharapkan mampu meningkatkan kecintaan anak terhadap kearifan lokal. Selain itu, juga untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak. Dengan permainan tradisional ini, mereka ada rasa kerja sama, ketekunan, dan kepemimpinan, apalagi yang dimainkan secara grup seperti galasin atau lompat alu,” tuturnya.

Selain dolanan anak, dalam festival ini juga digelar pawai budaya Nusantara. Dalam pawai ini beberapa siswa-siswi didandani dengan pakaian tradisional dari beberapa daerah di Indonesia.

Abdul Haris
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0783 seconds (0.1#10.140)