PDIP Desak Jokowi Reshuffle Menteri Bersponsor

Jum'at, 01 Mei 2015 - 07:26 WIB
PDIP Desak Jokowi Reshuffle Menteri Bersponsor
PDIP Desak Jokowi Reshuffle Menteri Bersponsor
A A A
JAKARTA - PDIP sebagai partai pengusung utama pemerintahan Jokowi-JK, mendesak agar ada perombakan Kabinet Kerja pada tahun ini. Perombakan ini dikhususkan untuk mengganti menteri yang membidangi ekonomi, politik, dan hukum.

Ketua DPP PDIP Bidang Perekonomian Hendrawan Supratikno memberikan alasan, perombakan di bidang tersebut dilatari menteri-menteri terkait dinilai terikat pada politik kepentingan "sponsor".

"Enam bulan waktu yang cukup untuk menilai. Kadang kayak dokter butuh second opinion karena menterinya dikatakan masih pemanasan. Tapi yang jelas, mesti tahun ini (2015)," kata Hendrawan kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 30 April kemarin.

Hendrawan mengakui, hak mengevaluasi ataupun mengangkat menteri merupakan hak prerogatif presiden. Tapi, sebagai partai pengusung Jokowi, PDIP menilai ada sejumlah menteri yang salah penempatannya, sehingga kinerjanya tidak bisa bersinar. "Kadang juga ada menteri yang mengatakan, aduh... kok saya ditempatkan di sini?" jelas Anggota Komisi XI DPR itu.

Selain itu, ada juga beberapa menteri yang sepak terjangnya terkendala oleh konflik kepentingan dan terlalu banyak pesanan dari "sponsor", sehingga langkah-langkah untuk melakukan nawacita dan trisakti terhambat. Contoh dari "sponsor" para menteri tersebut, misalnya Tjahjo Kumolo dan Yasonna Laoly yang disponsori oleh PDIP, kemudian Saleh Husin disponsori oleh Partai Hanura. "Tapi, kalau Andi Widjajanto dan Rini Soemarno, bukan Ibu (Megawati Soekarnoputri) atau PDIP yang sponsori," terangnya.

Menurut Hendrawan, ide perombakan Kabinet Kerja Jokowi juga pernah dibahas dalam rapat DPP PDIP, namun hasil rapat tersebut belum dijadikan bahan masukan ke Jokowi. Yang jelas, PDIP meminta Jokowi untuk melakukan evaluasi secara komprehensif dan tanpa muatan tendensius.

Lebih jauh Hendrawan menambahkan, para menteri Jokowi seharusnya punya mental nawacita dan trisakti, bukan terganggu oleh konflik kepentingan sponsor. Karena, ada menteri yang masih memikirkan apa yang harus diberikan kepada sponsor.

"Jadi bukan nawacita, tapi cita-cita. Sponsor mengharapkan imbal balik, itu kan biasa," tandasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6434 seconds (0.1#10.140)