Penjelasan Sekjen DPR Soal Gedung Baru
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Winantuningtyastiti mengatakan, pembangunan gedung baru berawal dari kondisi realita lantaran pihak DPR menilai terdapat beberapa kondisi bangunan yang kurang layak.
Wanita yang biasa disapa Win itu mengungkapkan, pembangunan gedung kali ini difokuskan untuk membangun gedung perpustakaan, museum dan riset center.
"Soal perpustakaan. Kita itu sekarang punya sekitar 105.000 lebih koleksi. Kita enggak punya ruang representatif untuk perpustakaan dan museum. Jadi memang dibutuhkan," ujar Win dalam konferensi pers di Gedung Kesetjenan, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Museum kata dia, selama ini tidak pernah dibangun. Sekitar 150-an koleksi yang menempel di gedung mezanine (gedung bulat) sehingga tidak ada tempat lagi jika kemudian ada koleksi lain yang masuk ke DPR.
Win mengungkapkan, terdapat dokumen-dokumen penting negara yang menumpuk hingga pada akhirnya diletakkan di berbagai tempat di DPR.
"Sekarang ini karena ruang enggak cukup akhirnya diselip-selipkan dokumenya di berbagai tempat. Di basement, lantai 7 gedung Sekjen, basement nusantara III dan lain-lain. Itu menyebar padahal itu dokumen negara yang sangat penting," papar Win.
Rencana untuk membangun gedung khusus parlemen kata dia, sementara ini belum ada. Saat ini Win mengaku, pihaknya hanya akan fokus membangun perpustakaan, museum dan riset center. Lanjutnya, semua kondisi telah dilaporkan ke pemimpin DPR periode ini.
"Makanya akhirnya muncul konsep pebangunan perpustakaan, museum, research centre," jelasnya.
Menurutnya, pembangunan gedung ini akan mempermudah mahasiswa membuat tugas skripsi, disertasi, tesis, dan lain-lain.
"Makanya ada pemikiran mau bangun research centre. Itu yang selama ini belum ada. Perpustakaan selama ini ternyata diperlukan publik juga. Pusat pembelajaran untuk pengembangan demokrasi bagi masyarakat," tandasnya.
Wanita yang biasa disapa Win itu mengungkapkan, pembangunan gedung kali ini difokuskan untuk membangun gedung perpustakaan, museum dan riset center.
"Soal perpustakaan. Kita itu sekarang punya sekitar 105.000 lebih koleksi. Kita enggak punya ruang representatif untuk perpustakaan dan museum. Jadi memang dibutuhkan," ujar Win dalam konferensi pers di Gedung Kesetjenan, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Museum kata dia, selama ini tidak pernah dibangun. Sekitar 150-an koleksi yang menempel di gedung mezanine (gedung bulat) sehingga tidak ada tempat lagi jika kemudian ada koleksi lain yang masuk ke DPR.
Win mengungkapkan, terdapat dokumen-dokumen penting negara yang menumpuk hingga pada akhirnya diletakkan di berbagai tempat di DPR.
"Sekarang ini karena ruang enggak cukup akhirnya diselip-selipkan dokumenya di berbagai tempat. Di basement, lantai 7 gedung Sekjen, basement nusantara III dan lain-lain. Itu menyebar padahal itu dokumen negara yang sangat penting," papar Win.
Rencana untuk membangun gedung khusus parlemen kata dia, sementara ini belum ada. Saat ini Win mengaku, pihaknya hanya akan fokus membangun perpustakaan, museum dan riset center. Lanjutnya, semua kondisi telah dilaporkan ke pemimpin DPR periode ini.
"Makanya akhirnya muncul konsep pebangunan perpustakaan, museum, research centre," jelasnya.
Menurutnya, pembangunan gedung ini akan mempermudah mahasiswa membuat tugas skripsi, disertasi, tesis, dan lain-lain.
"Makanya ada pemikiran mau bangun research centre. Itu yang selama ini belum ada. Perpustakaan selama ini ternyata diperlukan publik juga. Pusat pembelajaran untuk pengembangan demokrasi bagi masyarakat," tandasnya.
(maf)