KAA Harusnya Jadi Ajang Promosi Busway

Jum'at, 24 April 2015 - 08:59 WIB
KAA Harusnya Jadi Ajang Promosi Busway
KAA Harusnya Jadi Ajang Promosi Busway
A A A
JAKARTA - Pagelaran Konferensi Asia- Afrika (KAA) membuat operasional Transjakarta terganggu. Padahal, seharusnya KAA dijadikan ajang promosi penyediaan transportasi massal yang memadai di Ibu Kota.

Terganggu pengoperasian bus Transjakarta terbukti berpengaruh terhadap kondisi transportasi massal secara keseluruhan di Jakarta. Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Dharmaningtyas menyesalkan tidak beroperasinya bus Transjakarta di koridor I (Blok M-Kota), koridor II (Pulogadung-Harmoni), dan koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) pada Rabu (22/4) dan kemarin.

Meski penutupan hanya di tiga koridor dan waktu tertentu, kesemrawutan angkutan massal tidak bisa terhindarkan. Dharmaningtyas mengaku ikut merasakan kesemrawutan Metromini dari Jalan Sudirman hingga MH Thamrin, Jakarta Pusat ketika Transjakarta tidak beroperasi, Rabu (22/4) sekitar pukul 17.00 WIB.

”Inilah kekonyolan Jakarta. Demi acara KAA, Transjakarta tutup dan akhirnya penumpang malah berdesakan di Metromini yang tidak manusiawi. Harusnya Jakarta bisa memanfaatkan momen ini, promosikan transportasi massal kebanggaannya. Saya tidak paham dengan kebijakan yang keliru ini,” kata Tyas sapaan Dharmaningtyas saat dihubungi kemarin.

Sebagai tuan rumah, seharusnya Pemprov DKI Jakarta bisa mengusulkan selama perhelatan KAA, operasional bus Transjakarta tidak diubah. Seharusnya Pemprov DKI Jakarta mengambil kesempatan mempromosikan Transjakarta di depan negara-negara peserta KAA. Jika perlu, para tamu negara KAA bahkan diajak naik Transjakarta. Menurut Tyas, masalah keamanan merupakan alasan klasik Transjakarta tidak boleh beroperasi. Teknis keamanan bisa diatur sedemikian rupa tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat.

”Ini cuma masalah pemahaman. Pemerintah hanya menyiapkan acara, apa pun yang mengganggu acara harus ditiadakan. Di sinilah saya kira pentingnya koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah setempat,” katanya. Ke depan dia berharap Pemprov DKI Jakarta tidak menghentikan operasional angkutan massal karena ada suatu acara, khususnya yang bertaraf internasional.

”Boleh ada acara jalan ditutup, tapi angkutan umum tidak boleh ditutup. Kalau khawatir keamanan, ya ketatin keamanannya di halte atau sekitarnya,” ucapnya. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Darusallam sepakat dengan pendapat Tyas bahwa penghentian operasional Transjakarta adalah kebijakan yang keliru. Menurutnya, bus Transjakarta merupakan transportasi unggulan untuk menyiasati kemacetan.

”Presiden kita lewat setiap hari, bus Transjakarta lewat terus, kebakar aja tidak ada masalah. Kesemrawutan transportasi akibat Transjakarta berhenti harus dievaluasi agar jangan kejadian ini terulang, khususnya dalam perhelatan Asian Games 2018,” ungkapnya. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebenarnya sudah meminta bus Transjakarta tetap beroperasi.

Namun, pihak keamanan menolak dan jalan harus steril. ”Ya sudahlah, kan 60 tahun sekali doang . Ya, kamu kenanglah ini 60 tahun sekali. Gara-gara ini, kurang ajar bikin jalan kaki misalnya. Kita putusannya tetap stop dan steril,” ucapnya. Akibat penutupan jalan kemarin, penumpang Transjakarta yang menuju Pluit harus turun di jalan tol keluar Polda Metro Jaya atau Semanggi.

”Tadi dari Cawang udah masuk tol, tapi enggak bisa keluar di Semanggi, jadi turun di dalam tol,” kata Astuti penumpang bus Transjakarta. Selain itu, jalan tol dalam kota khususnya ke arah Slipi juga menjadi padat. Kepadatan terjadi mulai dari pintu masuk tol Cawang, depan Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN).

”Kami hanya bisa mengatur jalan, kami mohon masyarakat untuk bisa bersabar karena penutupan hanya sampai hari ini (kemarin),” kata anggota Ditlantas Polda Metro Jaya Brigadir Andi saat ditemui di pintu keluar tol depan Polda Metro Jaya. Dari pantauan KORAN SINDO, kemacetan juga tetap terjadi di Jalan HR Rasuna Said, Mampang, Kapten Tendean, Antasari, dan perempatan Blok M. Petugas terlihat melakukan pengaturan dan memasang traffic cone untuk mengalihkan arus lalu lintas.

Jalan ke Bandara Halim Ditutup

Setelah dua hari menutup jalan protokol, khususnya Jalan Sudirman-MH Thamrin dan Gatot Subroto, kini giliran jalan menuju Bandara Halim Perdanakusuma yang mendapat jatah buka tutup. Bandara Halim Perdanakusuma dijadikan lokasi pemberangkatan kepala negara ke Bandung menggunakan pesawat kepresidenan.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Risyapuddin mengatakan, semua tamu negara akan bergerak dari hotel dan langsung diarahkan ke tol Semanggi. Waktu penutupan jalan diperkirakan dimulai pukul 06.00 WIB. ”Rencananya mereka take off pukul 07.30 WIB,” katanya. Pergerakan tamu negara menuju Bandara Halim Perdanakusuma sesuai kluster tempat menginap.

Dimulai dari kluster tiga, lalu kluster dua, dan kluster satu. Polisi telah membagi lokasi hotel menginap delegasi dan tamu kepala negara jadi tiga kluster. Kluster tiga adalah tamu yang menginap di daerah Darmawangsa, lalu Hotel Mulia, dan Fairmont. Kluster dua adalah tamu yang menginap di hotel-hotel di Kuningan dan Jalan Rasuna Said. Kemudian kluster satu ialah tamu yang menginap di Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin.

Total ada 20 hotel yang digunakan menginap tamu delegasi dan kepala negara sahabat. Penutupan jalur juga dilakukan pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB saat para tamu yang mengikuti puncak acara KAA di Bandung kembali ke Jakarta. ”Mereka yang tidak terbang dengan pesawat kepresidenannya masing-masing, akan tetap kembali ke hotelnya, Jakarta. Tapi, yang pakai pesawat kepresidenan, ada juga yang langsung pulang ke negaranya dari Bandung,” ucapnya.

Bima setiyadi/ helmi syarif
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4303 seconds (0.1#10.140)