Cendana Klaim Didukung DPD
A
A
A
JAKARTA - Putri mantan Presiden Soeharto Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mengklaim sejumlah DPD Golkar di daerah mendukung keluarga Cendana untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Golkar.
Hal itu dinilai sebagai solusi untuk mengeluarkan Golkar dari konflik berkepanjangan.” Konflik enggak selesai-selesai, kader di daerah lama-lama menyampaikan, sudah deh ini keluarga Pak Harto saja yang ambil, over kepemimpinan gitu,” ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Seperti yang diusulkan adiknya, Tommy Soeharto, Titiek juga meminta agar sebaiknya diadakan munas luar biasa (munaslub) untuk mengakhiri konflik antara kubu Aburizal Bakrie (ARB) dan kubu Agung Laksono. Jika munaslub digelar pada 2015 atau munas pada 2016, Titiek menginginkan ada figur calon ketua umum yang mewakili keluarga Cendana.
”Saya enggak bilang sebagian besar, tetapi ada suara-suara yang mendukung keluarga Cendana memimpin Golkar. Yang jelas, peran keluarga Cendana kini dirasa urgen bagi sebagian kader,” ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali itu. Sebelumnya Tommy Soeharto juga menyampaikan usulan agar digelar munaslub saat melakukan pertemuan dengan kubu Munas Bali yang dihadiri ARB dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio menilai Tommy memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif pemimpin Golkar karena memiliki sejumlah modal. Pertama, dia masih muda sehingga memenuhi semangat regenerasi partai. Kedua, Tommy juga punya finansial untuk menopang langkahnya dan ketiga dia didukung DPD.
”Namun, dukungan DPD sejauh ini belum diukur secara riil, masih klaim, sehingga perlu diverifikasi. Tapi kalau DPD ternyata memang mendukung Tommy, dia punya kans besar jadi ketua umum,” ujarnya. Namun Agung juga melihat kendala yang dihadapi Tommy. Pasalnya, sejauh ini belum jelas apakah Golkar akan menggelar pemilihan ketua umum baru lewat munaslub atau tidak. Apalagi kubu ARB masih memilih jalur pengadilan.
”Tommy hanya bisa dipilih lewat munaslub yang pelaksanaannya disepakati para elite kubu ARB dan Agung Laksono,” ujarnya. Pengamat politik dari CSIS Arya Fernandez menilai peluang keluarga Cendana untuk mengisi posisi teratas di Partai Golkar sangat kecil. Apalagi dalam sejarahnya putra Soeharto selalu gagal masuk ke arena pertarungan.
”Mungkin Tommy melihat ada peluang dari konflik yang tidakselesaiini. Tapipeluangnya tidak besar karena pengaruh Tommy kepada pemilik suara juga tidak kuat,” ucapnya kemarin. Salah satu kelemahan Tommy bersaudara adalah pascareformasi mereka tidak banyak melakukan kegiatan politik dan cenderung pasif sehingga bakal sulit mendapat dukungan DPD I dan DPD II.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali Nurdin Halid menyatakan munculnya nama Tommy di tengah-tengah kisruh internal Partai Golkar hal yang wajar, apalagi dia merupakan kader yang juga putra pendiri Partai Golkar Soeharto.
”Ketika perjalanan Golkar sudah menyimpang dari ide dasar, sebagai anak pendiri tentunya dia mempunyai kewajiban untuk meluruskan, jangan sampai para pelaku menyimpang dari ide dasar didirikannya Partai Golkar,” ujarnya kemarin.
Mula akmal
Hal itu dinilai sebagai solusi untuk mengeluarkan Golkar dari konflik berkepanjangan.” Konflik enggak selesai-selesai, kader di daerah lama-lama menyampaikan, sudah deh ini keluarga Pak Harto saja yang ambil, over kepemimpinan gitu,” ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Seperti yang diusulkan adiknya, Tommy Soeharto, Titiek juga meminta agar sebaiknya diadakan munas luar biasa (munaslub) untuk mengakhiri konflik antara kubu Aburizal Bakrie (ARB) dan kubu Agung Laksono. Jika munaslub digelar pada 2015 atau munas pada 2016, Titiek menginginkan ada figur calon ketua umum yang mewakili keluarga Cendana.
”Saya enggak bilang sebagian besar, tetapi ada suara-suara yang mendukung keluarga Cendana memimpin Golkar. Yang jelas, peran keluarga Cendana kini dirasa urgen bagi sebagian kader,” ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali itu. Sebelumnya Tommy Soeharto juga menyampaikan usulan agar digelar munaslub saat melakukan pertemuan dengan kubu Munas Bali yang dihadiri ARB dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio menilai Tommy memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif pemimpin Golkar karena memiliki sejumlah modal. Pertama, dia masih muda sehingga memenuhi semangat regenerasi partai. Kedua, Tommy juga punya finansial untuk menopang langkahnya dan ketiga dia didukung DPD.
”Namun, dukungan DPD sejauh ini belum diukur secara riil, masih klaim, sehingga perlu diverifikasi. Tapi kalau DPD ternyata memang mendukung Tommy, dia punya kans besar jadi ketua umum,” ujarnya. Namun Agung juga melihat kendala yang dihadapi Tommy. Pasalnya, sejauh ini belum jelas apakah Golkar akan menggelar pemilihan ketua umum baru lewat munaslub atau tidak. Apalagi kubu ARB masih memilih jalur pengadilan.
”Tommy hanya bisa dipilih lewat munaslub yang pelaksanaannya disepakati para elite kubu ARB dan Agung Laksono,” ujarnya. Pengamat politik dari CSIS Arya Fernandez menilai peluang keluarga Cendana untuk mengisi posisi teratas di Partai Golkar sangat kecil. Apalagi dalam sejarahnya putra Soeharto selalu gagal masuk ke arena pertarungan.
”Mungkin Tommy melihat ada peluang dari konflik yang tidakselesaiini. Tapipeluangnya tidak besar karena pengaruh Tommy kepada pemilik suara juga tidak kuat,” ucapnya kemarin. Salah satu kelemahan Tommy bersaudara adalah pascareformasi mereka tidak banyak melakukan kegiatan politik dan cenderung pasif sehingga bakal sulit mendapat dukungan DPD I dan DPD II.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali Nurdin Halid menyatakan munculnya nama Tommy di tengah-tengah kisruh internal Partai Golkar hal yang wajar, apalagi dia merupakan kader yang juga putra pendiri Partai Golkar Soeharto.
”Ketika perjalanan Golkar sudah menyimpang dari ide dasar, sebagai anak pendiri tentunya dia mempunyai kewajiban untuk meluruskan, jangan sampai para pelaku menyimpang dari ide dasar didirikannya Partai Golkar,” ujarnya kemarin.
Mula akmal
(bbg)