Angklung Kolosal Siap Pecahkan Rekor Dunia
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 20.000 orang hari ini akan bermain angklung dalam pertunjukan kolosal Angklung for The World dalam rangka memeriahkan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) Ke-60 di Bandung.
Rencananya pihak World Guinness Book of Record 2015 akan mencatat pentas spektakuler ini sebagai pemecahan rekor baru, yaitu bermain angklung bersama dengan 20.000 orang di satu tempat. Selain mars Halo Halo Bandung, lagu perjuangan yang identik dengan semangat rakyat Bandung pada masa pasca-kemerdekaan 1946, lagu legendaris lainnya yang bakal dimainkan dalam menyambut tamu-tamu negara adalah We Are The World.
Lagu gubahan Michael Jackson dan Lionel Richie tahun 1985 itu sering didendangkan banyak penyanyi top dunia dan menginspirasi banyak pihak karena mengungkapkan solidaritas Amerika kepada Afrika. Menteri Pariwisata Arief Yahya yang juga ketua side event peringatan KAA Ke-60 mengatakan, angklung sudah sangat populer di pentas dunia dan sering dipromosikan oleh delegasi Indonesia dalam berbagai ajang pameran di banyak negara.
Arief yakin pemecahan rekor dunia ini akan memperkokoh potensi dan keunikan budaya Indonesia dalam peta pariwisata dunia. ”Show kolosal angklung ini pasti spektakuler dan memukau. Ini akan menjadi bahan perbincangan di arena peringatan KAA Ke-60,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta kemarin. Mengumpulkan 20.000 orang sekaligus untuk bermain angklung bukan perkara mudah.
Bermusik dengan jumlah pemain lebih dari 20.000 pasang mata, satu kepala pegang satu nada, dan dipimpin satu konduktor. Mereka harus bisa berkolaborasi di area terbuka yang jarak terjauh antarpemainnya lebih dari 125 meter. ”Penghitungan jumlah peserta yang memainkan angklung akan dikontrol dan dihitung langsung oleh tim dari Guiness Book of The Record.
Pada saat peserta masuk ke Stadion Siliwangi, dengan menenteng alat musik dari bambu khas Sunda itu, mereka akan dihitung dan didata. Kalau peserta yang sudah mendaftar sudah 20.000 orang,” papar Mantan Dirut PT Telkom itu. Arief berharap pentas angklung terbesar sepanjang sejarah itu akan mengendapkan kesan mendalam di benak semua delegasi yang hadir di peringatan KAA.
”Kami optimistis persiapan sudah oke, semua lini sudah dikoordinasi dengan detail, tantangannya banyak, tetapi kami yakin ini akan berjalan lancar sesuai rencana,” ujar penerima anugerah Marketer of the Year 2013 itu. Pentas angklung juga menjadi momentum strategis bagi promosi pariwisata. Oleh karena itu angklung yang akan dimainkan nanti akan di-branding Wonderful Indonesia, begitu pun 20.000 kaus pemain angklungnya.
Mereka akan menggerakkan alat musik tradisional berbahan baku bambu yang bisa bersolmisasi itu dan diliput oleh lebih dari 1.000 media dari dalam dan luar negeri. Seperti diketahui, alat musik yang terbuat dari bambu itu sudah terdaftar dan dicatatkan sebagai Warisan Budaya Dunia atau The Intangible Heritage of Humanity, UNESCO, sejak Kamis, 18 November 2010 di Nairobi, Kenya, Afrika.
Sudah hampir 15 tahun. Keberadaan angklung sebagai warisan budaya dan diakui oleh lembaga PBB yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan itu mengikuti keris, wayang, dan batik yang lebih dulu ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. UNESCO menilai angklung memenuhi kriteria sebagai warisan budaya yang diakui dunia internasional. Angklung juga dianggap menjadi bagian penting identitas budaya Jawa Barat dan Banten.
Seni musik ini mengandung nilai-nilai dasar kerja sama, saling menghormati, dan keharmonisan sosial. Sebelumnya, Guinness World of Record pernah mencatat rekor bermain angklung kolosal di Beijing, Tiongkok. Kala itu Kedutaan Besar RI di Beijing bersama Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT) mencatatkan 5.393 pemain angklung di Stadion Buruh Beijing.
Di sana, orkestra angklung pimpinan Daeng Udjo itu memainkan beberapa lagu seperti Manuk Dadali, lagu berbahasa Mandarin Yueliang Daibiao Wo De Xin, dan lagu kebersamaan We Are The World. Terpisah, staf ahli Menteri Luar Negeri bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Wahid Supriyadi mengatakan, sejumlah kepala negara/pemerintahan yang hadir dalam Leaders Summit KAA di Jakarta,
22-23 April 2015, rencananya akan berangkat ke Bandung Jumat (24/4) untuk mengikuti puncak peringatan KAA Ke-60. ”Di sana (Bandung) nanti akan ada kegiatan historical walk dari Hotel Savoy menuju Gedung Merdeka dan beberapa kegiatan lain seperti penandatanganan prasasti,” ungkapnya.
Inda susanti
Rencananya pihak World Guinness Book of Record 2015 akan mencatat pentas spektakuler ini sebagai pemecahan rekor baru, yaitu bermain angklung bersama dengan 20.000 orang di satu tempat. Selain mars Halo Halo Bandung, lagu perjuangan yang identik dengan semangat rakyat Bandung pada masa pasca-kemerdekaan 1946, lagu legendaris lainnya yang bakal dimainkan dalam menyambut tamu-tamu negara adalah We Are The World.
Lagu gubahan Michael Jackson dan Lionel Richie tahun 1985 itu sering didendangkan banyak penyanyi top dunia dan menginspirasi banyak pihak karena mengungkapkan solidaritas Amerika kepada Afrika. Menteri Pariwisata Arief Yahya yang juga ketua side event peringatan KAA Ke-60 mengatakan, angklung sudah sangat populer di pentas dunia dan sering dipromosikan oleh delegasi Indonesia dalam berbagai ajang pameran di banyak negara.
Arief yakin pemecahan rekor dunia ini akan memperkokoh potensi dan keunikan budaya Indonesia dalam peta pariwisata dunia. ”Show kolosal angklung ini pasti spektakuler dan memukau. Ini akan menjadi bahan perbincangan di arena peringatan KAA Ke-60,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta kemarin. Mengumpulkan 20.000 orang sekaligus untuk bermain angklung bukan perkara mudah.
Bermusik dengan jumlah pemain lebih dari 20.000 pasang mata, satu kepala pegang satu nada, dan dipimpin satu konduktor. Mereka harus bisa berkolaborasi di area terbuka yang jarak terjauh antarpemainnya lebih dari 125 meter. ”Penghitungan jumlah peserta yang memainkan angklung akan dikontrol dan dihitung langsung oleh tim dari Guiness Book of The Record.
Pada saat peserta masuk ke Stadion Siliwangi, dengan menenteng alat musik dari bambu khas Sunda itu, mereka akan dihitung dan didata. Kalau peserta yang sudah mendaftar sudah 20.000 orang,” papar Mantan Dirut PT Telkom itu. Arief berharap pentas angklung terbesar sepanjang sejarah itu akan mengendapkan kesan mendalam di benak semua delegasi yang hadir di peringatan KAA.
”Kami optimistis persiapan sudah oke, semua lini sudah dikoordinasi dengan detail, tantangannya banyak, tetapi kami yakin ini akan berjalan lancar sesuai rencana,” ujar penerima anugerah Marketer of the Year 2013 itu. Pentas angklung juga menjadi momentum strategis bagi promosi pariwisata. Oleh karena itu angklung yang akan dimainkan nanti akan di-branding Wonderful Indonesia, begitu pun 20.000 kaus pemain angklungnya.
Mereka akan menggerakkan alat musik tradisional berbahan baku bambu yang bisa bersolmisasi itu dan diliput oleh lebih dari 1.000 media dari dalam dan luar negeri. Seperti diketahui, alat musik yang terbuat dari bambu itu sudah terdaftar dan dicatatkan sebagai Warisan Budaya Dunia atau The Intangible Heritage of Humanity, UNESCO, sejak Kamis, 18 November 2010 di Nairobi, Kenya, Afrika.
Sudah hampir 15 tahun. Keberadaan angklung sebagai warisan budaya dan diakui oleh lembaga PBB yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan itu mengikuti keris, wayang, dan batik yang lebih dulu ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. UNESCO menilai angklung memenuhi kriteria sebagai warisan budaya yang diakui dunia internasional. Angklung juga dianggap menjadi bagian penting identitas budaya Jawa Barat dan Banten.
Seni musik ini mengandung nilai-nilai dasar kerja sama, saling menghormati, dan keharmonisan sosial. Sebelumnya, Guinness World of Record pernah mencatat rekor bermain angklung kolosal di Beijing, Tiongkok. Kala itu Kedutaan Besar RI di Beijing bersama Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT) mencatatkan 5.393 pemain angklung di Stadion Buruh Beijing.
Di sana, orkestra angklung pimpinan Daeng Udjo itu memainkan beberapa lagu seperti Manuk Dadali, lagu berbahasa Mandarin Yueliang Daibiao Wo De Xin, dan lagu kebersamaan We Are The World. Terpisah, staf ahli Menteri Luar Negeri bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Wahid Supriyadi mengatakan, sejumlah kepala negara/pemerintahan yang hadir dalam Leaders Summit KAA di Jakarta,
22-23 April 2015, rencananya akan berangkat ke Bandung Jumat (24/4) untuk mengikuti puncak peringatan KAA Ke-60. ”Di sana (Bandung) nanti akan ada kegiatan historical walk dari Hotel Savoy menuju Gedung Merdeka dan beberapa kegiatan lain seperti penandatanganan prasasti,” ungkapnya.
Inda susanti
(bhr)