Jangan Lagi Beli Pesawat Bekas

Jum'at, 17 April 2015 - 08:44 WIB
Jangan Lagi Beli Pesawat...
Jangan Lagi Beli Pesawat Bekas
A A A
JAKARTA - Insiden terbakarnya pesawat F16 Fighting Falcon bernomor registrasi TS-1643 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin harus menjadi momentum bagi TNI AU untuk mengevaluasi seluruh kekuatan tempurnya.

DPR berharap kedepan Indonesia tak lagi mengandalkan hibah atau pembelian pesawat bekas untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. ”Kami Komisi I DPR sudah tidak merekomendasikan lagi pembelian pesawat bekas. Gak ada lagi,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya di Gedung Parlemen, Senayan, kemarin. Politikus Partai Golkar ini meminta TNI AU segera melakukan investigasi insiden F16, apakah karena faktor human error atau kondisi pesawat yang tak layak.

Pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mendesak pemerintah untuk tidak lagi menggunakan pola hibah dalam pengadaan alutsista bekas. Selain itu, transfer of technology (TOT) pembelian alutsista juga harus jelas dan aman (secure ) bagi negara. ”Ini warning bagi pemerintah dan TNI. Jangan beli barang bekas yang mungkin sudah ada potensi gangguan dalam barang tersebut. Bisa saja ada hal yang tidak terdeteksi ternyata membawa masalah,” katanya.

Pesawat F16 TNI AU yang dipiloti Letkol Pnb Firman Dwicahyono mengalami engine fire saat hendak take off sekitar pukul 08.30 WIB kemarin. Pesawat di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional ini semula dijadwalkan terbang bersama tiga pesawat lain untuk menjalankan operasi pertahanan udara terkait pengamanan Konferensi Asia Afrika (KAA). Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Marsekal Agus Supriatna menjelaskan, pesawat sudah melesat di landasan pacu ketika tiba-tiba lampu peringatan menyala, menandakan terjadi permasalahan hidrolik dan elektrik.

Dalam kecepatan sangat tinggi, meskipun belum sampai pada kecepatan untuk tinggal landas, pilot akhirnya melakukan penggagalan terbang (abort ) dengan tindakan full break . ”Kemungkinan hidrolik mengalami masalah kebocoran sehingga break -nya tidak maksimum,” kata Agus di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta. Karena tidak optimal, penerbang memutuskan untuk memutar kembali pesawat pada posisi awal. Langkah ini demi menghindari hal-hal tidak diinginkan.

Namun karena bahan bakar pesawat penuh, muncul percikan api di mesin yang akhirnya berujung kebakaran. Dalam situasi darurat itu, penerbang berhasil mendaratkan lagi pesawat dan segera keluar dari pesawat untuk menyelamatkan diri. Agus mengakui penerbang mengalami luka bakar akibat peristiwaitu. Bagianpundakdan tangan tersambar api. Sejauh ini perwira tempur itu dalam kondisi stabil.

”Keseluruhan luka bakar 11%. Pilot sudah dirawat di RS Esnawan Antariksa dan tidak ada masalah. Saya sudah lihat sendiri ke rumah sakit, alhamdulillah dengan penanganan dokter yang begitu cepat penerbang tersebut sehat,” paparnya. Adapun pesawat yang hangus telah masuk ke hanggar. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, Mabes TNI sedang melakukan investigasi atas insiden terbakarnya pesawat F16. Dengan demikian akan diketahui pasti penyebab kebakaran pesawat itu.

Pesawat Hibah

Pesawat F16 yang terbakar kemarin merupakan hibah dari Pemerintah Amerika Serikat(AS) pada 1980 sehingga telah berumur 35 tahun. Pesawat ini bagian dari 24 pesawat yang dipesan dari Pemerintah Indonesia. Dari 24 pesawat, 5 telah tiba di Tanah Air pada September 2014. Direncanakan 5 pesawat lagi akan datang tahun ini. Program ini akan terus berjalan hingga semua pesanan terealisasi. Merujuk laman tni-au.mil.id, pesawat F16 yang terbakar itu sejatinya pesawat F16 C/D Block 25 yang menjalani upgrading dan refurbished rangka airframe dan modernisasi sistem avionik serta persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah, AS.

Upgrade pesawat F16 C/D 52ID itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menjadi setara dengan F16 Block 50/52. Agus memastikan tidak ada suku cadang palsu yang digunakan untuk pesawat tempur jenis F16 di Indonesia. Dengan perawatan berkala secara tepat, usia pesawat jus bisa bertahan hingga 30 tahun. Mengenai insiden F16 TS- 1643, mantan Kasum TNI itu memastikan TNI AU segera membentuk tim untuk melakukan kajian dan evaluasi.

Berdasarkan pengalamannya sebagai pilot tempur, sebelum ini tidak pernah terjadi kasus engine fire pada pesawat F16 TNI AU. ”Saya minta evaluasi ini harus segera selesai sebelum pesawat yang lainnya datang ke Indonesia sehingga bisa di-upgrade sebelum datang ke sini. Begitu juga dengan pesawat sejenis yang ada di Pekanbaru, kita hentikan dulu,” ucapnya. Agus mengakui ke depan akan lebih baik bagi Indonesia untuk memiliki pesawat baru.

Langkah ini juga bagian dari keinginan bersama untuk selalu memodernisasi alutsista TNI. ”Ini menjadi pengalaman, jadi kalau membeli pesawat lebih baik yang baru gitu ya. Ini jelas suatu pengalaman, introspeksi, dan mudah-mudahan kita beli pesawat baru. Jadi jangan sampai kita beli lagi pesawat F16 yang bekas. Tidak mungkin ke depan kita membeli lagi yang bekas. Tipe F16 yang baru itu tipe 60-70,” paparnya.

Mengenai antisipasi kejadian serupa, jenderal alumnus Akademi Angkatan Udara 1983 ini menyatakan seluruh pesawat F16 akan dilengkapi drag chute . ”Juni nanti akan dipasang sehingga ke depan diharapkan peristiwa yang sama tidak terulang,” paparnya.

Kepala Dinas Penerangan AU Marsekal Muda Hadi Tjahjanto menambahkan, dengan pemasangan drag chute , bila terjadi insiden seperti dialami Letkol Firman terjadi, penerbang tidak harus mengerem terlalu dalam. Cukup dengan melepas parasut di dalam, pesawat akan mengerem dengan sendirinya. ”Parasut penahan itulah yang akan dipasang. Semuanya (24 pesawat) dipasang,” katanya.

Dia juga memastikan pesawat F16 yang terbakar kemarin laik terbang dan sudah beberapa kali melakukan operasi, termasuk ikut dalam peringatan HUT ke-69 TNI di Surabaya pada Oktober 2014 lalu. ”Untuk perawatan rutin sudah dilakukan, kalau perawatan besar belum karena pesawat baru di - upgrade ,” ucapnya.

Sucipto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0813 seconds (0.1#10.140)