Pidato Megawati Malah Untungkan Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarputri soal "petugas partai" di Kongres IV PDIP dianggap menyindir Joko Widodo (Jokowi). Namun menurut pengamat, Jokowi malah mendapat keuntungan dari pidato tersebut.
Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) Sya'roni mengatakan, pidato Megawati di arena kongres yang digelar di Sanur, Bali itu menegaskan adanya intervensi partai terhadap pemerintahan yang dipimpin Jokowi.
"Melalui pidato Megawati, akhirnya rakyat mengetahui bahwa intervensi partai politik itu memang nyata adanya," kata Sya'roni, Minggu (12/4/2015).
Terlihat jelas, bahwa Jokowi selaku presiden tidak bisa menjalankan hak prerogatifnya secara mutlak. "Rakyat bisa berpikir, meroketnya harga-harga merupakan kesalahan Megawati yang tidak memberikan keleluasaan Jokowi untuk bekerja," tegas Sya'roni.
Jadi, sangat jelas pidato Megawati sangat terang mengonfirmasi adanya intervensi PDIP di segala kebijakan pemerintah. Akibat dari pidato Mega tersebut, Rakyat yang semula berpaling dari Jokowi, bisa kembali mendukung.
Di arena Kongres IV PDIP, Megawati mengeluarkan pidato yang diduga ditujukan untuk Jokowi. Megawati berulang kali mengungkapkan soal "petugas partai". Menurut Sya'roni, makna pernyataan Megawati adalah selaku petugas partai semestinya Presiden Jokowi mentaati dan melaksanakan arahan partai, khususnya arahan dari ketua umum.
"Ungkapan petugas partai juga bisa untuk menegaskan bahwa posisi Megawati itu lebih tinggi daripada posisi Jokowi," terangnya.
Diakui Sya'roni, pidato tersebut sejatinya merupakan puncak kegundahan Megawati. Namun Megawati mungkin lupa, keunggulan Jokowi selama ini adalah di pencitraannya.
"Menyerang Jokowi di arena terbuka sangat tidak produktif dan bahkan bisa menjadi blunder untuk Megawati sendiri. Sebagaimana blunder Taufik Kiemas yang menyerang SBY sebagai Jenderal kekanak-kanakan."
Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) Sya'roni mengatakan, pidato Megawati di arena kongres yang digelar di Sanur, Bali itu menegaskan adanya intervensi partai terhadap pemerintahan yang dipimpin Jokowi.
"Melalui pidato Megawati, akhirnya rakyat mengetahui bahwa intervensi partai politik itu memang nyata adanya," kata Sya'roni, Minggu (12/4/2015).
Terlihat jelas, bahwa Jokowi selaku presiden tidak bisa menjalankan hak prerogatifnya secara mutlak. "Rakyat bisa berpikir, meroketnya harga-harga merupakan kesalahan Megawati yang tidak memberikan keleluasaan Jokowi untuk bekerja," tegas Sya'roni.
Jadi, sangat jelas pidato Megawati sangat terang mengonfirmasi adanya intervensi PDIP di segala kebijakan pemerintah. Akibat dari pidato Mega tersebut, Rakyat yang semula berpaling dari Jokowi, bisa kembali mendukung.
Di arena Kongres IV PDIP, Megawati mengeluarkan pidato yang diduga ditujukan untuk Jokowi. Megawati berulang kali mengungkapkan soal "petugas partai". Menurut Sya'roni, makna pernyataan Megawati adalah selaku petugas partai semestinya Presiden Jokowi mentaati dan melaksanakan arahan partai, khususnya arahan dari ketua umum.
"Ungkapan petugas partai juga bisa untuk menegaskan bahwa posisi Megawati itu lebih tinggi daripada posisi Jokowi," terangnya.
Diakui Sya'roni, pidato tersebut sejatinya merupakan puncak kegundahan Megawati. Namun Megawati mungkin lupa, keunggulan Jokowi selama ini adalah di pencitraannya.
"Menyerang Jokowi di arena terbuka sangat tidak produktif dan bahkan bisa menjadi blunder untuk Megawati sendiri. Sebagaimana blunder Taufik Kiemas yang menyerang SBY sebagai Jenderal kekanak-kanakan."
(hyk)