Pengurus PDIP Didominasi Wajah Lama

Sabtu, 11 April 2015 - 11:30 WIB
Pengurus PDIP Didominasi...
Pengurus PDIP Didominasi Wajah Lama
A A A
SANUR - Kepengurusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) periode 2015-2020 yang dibentuk Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri didominasi wajah lama atau pengurus periode sebelumnya. Hanya ada lima nama baru yang masuk kepengurusan.

Salah satu dari nama baru tersebut yakni putra kedua Megawati, Prananda Prabowo. Ketua DPP Bidang Politik juga masih dijabat orang yang sama yakni Puan Maharani, meskipun statusnya nonaktif. Adapun Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP dipercayakan kepada Hasto Kristiyanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Plt Sekjen menggantikan Tjahjo Kumolo.

”DPP saya sebagian besar tidak berubah, tapi mereka itulah yang sudah terbukti, dan saya juga sudah melakukan testing, tes psikologi, untuk mengetahui bagaimana loyalitasnya, leadership-nya, dan dedikasinya,” kata Megawati saat mengumumkan struktur DPP PDIP, di Sanur, Bali, kemarin.

Menurutnya, dari pengalaman dan dedikasi sang kader serta hasil psikotest yang dilakukan itu, dirinya mengetahui mana kader yang benar-benar ingin mendarmabaktikan dirinya, mana yang sekadar menjadikan partai untuk kepentingannya, dan mana yang menjadikan partai sebagai batu loncatan untuk jabatan saja.

”Mereka pantas di sini, yang ini di sana, yang ini tidak bisa, yang ini selalu pecah belah, yang ini meskipun kurang pintar tapi dia bisa memimpin dan lain sebagainya,” ujarnya. Megawati kemudian menyebutkan satu per satu nama yang masuk dalam struktur kepengurusannya untuk kemudian maju ke depan untuk dilakukan pembacaan sumpah jabatan.

Pertama, Megawati menyebutkan Ketua Bidang Kehormatan yang dipercayakan kepada Komarudin Watubun. Kader PDIP dari Papua itu dianggap Megawati sebagai figur yang keras dan disiplin sehingga diharapkan bisa meningkatkan kedisiplinan organisasi.

Kemudian, saat Megawati menyebutkan Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani, dia mengungkapkan jabatan itu tetap dipegang oleh putrinya tersebut dengan status nonaktif karena posisinya di Kabinet Kerja menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Saat menyatakan status puan yang nonaktif itu, Megawati mengatakan bahwa dirinya sudah mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa tidak mungkin kader partai diminta berhenti hanya karena menduduki jabatan di pemerintahan.

Sebab, niat masuk partai itu dedikasi sehingga tidak mungkin diminta keluar atau berhenti. Yang paling mungkin adalah nonaktif, agar energinya bisa fokus di pemerintahan. ”Ketua Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani, tapi saya nonaktifkan,” ujarnya.

Megawati memperkenalkan para ketua DPP yang dipilihnya disertai dengan argumentasi seperti halnya saat Presiden Jokowi mengenalkan para menterinya. Termasuk juga saat mengenalkan Prananda sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif, dia menyebutnya sebagai orang yang selama ini sering ”ngumpet”.

Kemudian saat mengenalkan sekjen PDIP, Megawati terlebih dahulu menyampaikan bahwa orang tersebut hasil psikotesnya cukup bagus. Namun begitu, Megawati merasa perlu mewanti-wanti dan membaiatnya agar di kemudian hari tidak berkhianat.

”Sekjen yang akan mendampingi saya, saya lihat hasil tesnya bagus. Tapi saya baiat dulu, nanti takutnya mengkhianati saya. Kalau mengkhianati saya, saya sembelih kamu. Dialah Hasto Kristiyanto,” kata Megawati yang disambut riuh peserta kongres.

Adapun nama baru yang masuk dalam struktur Ketua DPP selain Prananda Prabowo adalah Hendrawan Supratikno sebagai Ketua DPP Bidang Ekonomi, Sri Rahayu sebagai Ketua DPP Bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak, kemudian Utut Adianto sebagai Wakil Sekjen Bidang Internal, serta Sukur Nababan sebagai Ketua DPP Bidang Pemuda dan Olahraga.

Selebihnya adalah wajah lama dengan posisi yang sama seperti Bendahara Umum yakni Olly Dondokambey, dan dua wakil bendahara umum yakni Rudiyanto Tjen dan Yuliari Peter Barubara. Megawati mengungkapkan para kader yang tidak masuk dalam struktur DPP harus bercermin karena selain keterbatasan jumlah posisi yang ada, juga karena memang pertimbanganpertimbangan untuk kepentingan partai ke depannya.

Sementara itu, Sekjen DPP PDIP terpilih, Hasto Kristiyanto mengatakan, kepercayaan yang diberikan oleh Megawati itu dianggapnya bukan sebagai jabatan. Melainkan sebuah kesatuan struktur DPP yang sama-sama harus dibuktikan dengan darma bakti dalam lima tahun ke depan.

”DPP memiliki tugas tidak ringan dan memiliki tanggung jawab ideologis untuk mempercepat terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia. Bagi saya pribadi suatu kehormatan dan sekaligus melekat tanggung jawab untuk menerima tugas sebagai sekjen DPP PDIP,” kata Hasto.

Maruarar dan Effendi Simbolon Terdepak

Di antara nama yang terdepak dari struktur DPP periode ini adalah Maruarar Sirait dan Effendi Simbolon. Posisi yang sebelumnya dijabat Maruarar, kini diisi oleh Sukur Nababan, yang merupakan kader PDIP dan aktif di Taruna Merah Putih (TMP), organisasi sayap PDIP yang dipimpin Maruarar.

Maruarar yang dimintai komentar perihal struktur baru DPP mengaku tidak masalah meski namanya tidak masuk. Struktur yang dibentuk Megawati selaku formatur tunggal itu merupakan yang terbaik dan harus didukung oleh semua kader. ”Tidak masalah, semuanya bagus, saya mendukung penuh,” katanya.

Adapun Effendi Simbolon yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Energi dan SDA kini tak masuk lagi dalam jajaran DPP karena dalam struktur sekarang ini nomenklatur itu sudah tidak ada lagi. Bagi Effendi, tidak masuk struktur DPP bukanlah masalah karena dirinya masih bisa mendarmabaktikan diri berdedikasi melalui kerja-kerja politik di DPR.

”Terima kasih saya sudah jalankan masa bakti. Saya fokus di DPR. Saya akan tetap kritis sesuai amanat anggota dewan. Sesuai koridor yang ada apa ada pelanggaran konstitusi atau tidak,” katanya.

Rahmat sahid
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0902 seconds (0.1#10.140)