Menara Kudus Diusulkan Jadi Warisan Dunia

Rabu, 08 April 2015 - 10:48 WIB
Menara Kudus Diusulkan...
Menara Kudus Diusulkan Jadi Warisan Dunia
A A A
KUDUS - Kawasan Menara Kudus, Jawa Tengah, diusulkan jadi warisan budaya dunia. Apalagi, berbagai aspek di kawasan menara yang dibangun pada abad 16 ini dinilai memenuhi kriteria sebagai warisan dunia.

Hingga kini kawasan Menara Kudus memang menjadi magnet yang mampu menarik kunjungan masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia. Daya tariknya yang memesona itu juga memikat berbagai kalangan luar negeri untuk mempelajari berbagai aspek yang ada di kawasan yang didirikan Sunan Kudus tersebut.

Di antaranya akademisi dari Universitas Islam Antar Bangsa Malaysia, parlemen Uni Eropa, dan lainlain. Koordinator Central Riset dan Manajemen Informasi (CeRMIN) Kudus, Maesah Agni, mengatakan, kawasan Menara Kudus memiliki corak khas yang tidak bisa ditemukan di daerah lain. Kekhasan itu bisa dilihat dari aspek warisan nilainilai, arsitektur, dan teknologinya.

Menara Kudus yang bangunannya mirip candi merupakan simbol dari Islam yang ramah, toleran, dan cinta damai. Sistem keberagamaan yang diwariskan Sunan Kudus itu menjadi model toleransi keberagamaan humanis dan dianut masyarakat hingga sekarang. Maesah menambahkan, corak keberagamaan seperti itu dulu ada di beberapa wilayah di luar negeri seperti Campa dan Gujarat.

Tapi, persoalannya sekarang peninggalan Islam di berbagai daerah di luar Indonesia itu sudah sulit dilacak. ”Tapi, kami masih bisa menyaksikan lewat Menara Kudus. Itu simbol poros kebudayaan Islam Jawa yang toleran dan humanis. Jadi, layak jika Menara Kudus dijadikan warisan budaya dunia,” kata Maesah kemarin.

Nilai lain yang diwariskan Sunan Kudus adalah agama tidak berlawanan dengan ekonomi. Agama bahkan menjadi spirit untuk mewujudkan masyarakat yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat. Fakta di lapangan juga menunjukkan itu.

Selain dikenal rajin beragama, masyarakat Kudus juga ulet, tangguh, dan berjiwa enterpreneurship . ”Kudus itu tidak punya lahan tembakau, tapi industri rokok berkembang pesat di sini. Lagilagi, ini juga tidak dimonopoli etnis atau agama tertentu. Kudus ini kecil, tapi berkarakter,” ucapnya.

Pemerhati sejarah STAIN Kudus Moh Rosyid menambahkan, kawasan bersejarah Menara Kudus layak dijadikan situs kota tua dunia. Ini sama dengan Kota Stare Miasto di Warsawa, Polandia, yang saat ini sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

”Kawasan Menara Kudus memiliki keunikan struktur tata wilayah. Kawasan permukimannya yang dibatasi tembok tinggi dan jalan tak terlalu lebar juga unik. Kalau dikembangkan dengan tepat, layak dijadikan kota tua warisan dunia,” ucap Rosyid.

Sementara itu, Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus Sancaka Dwi Supani mengatakan, pihaknya sepakat dengan usulan menjadikan kawasan Menara Kudus sebagai warisan dunia. Hanya, upaya tersebut juga tak mudah. Saat ini secara perlahan sejumlah kekhasan di kawasan itu sudah raib.

Contohnya, kata Supani, soal ”hilangnya” sejumlah rumah adat di kawasan tersebut karena dijual pemiliknya kepada pihak lain. Maraknya beragam aktivitas manusia mulai dari lalu lalang kendaraan, PKL, dan sebagainya di kawasan itu juga mengancam eksistensi Menara Kudus. Supani berharap ada penataan seperti kawasan Candi Borobudur terlebih dulu sehingga lebih siap saat diusulkan sebagai warisan dunia.

”Area sekitar 500 meter dari Candi Borobudur benarbenar steril dari aktivitas kendaraan, PKL, dan lainnya. Nah, mestinya kawasan Menara Kudus juga seperti itu,” tegasnya.

Muhammad oliez
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0729 seconds (0.1#10.140)