Jalur Evakuasi Sinabung Rusak Parah

Selasa, 07 April 2015 - 10:53 WIB
Jalur Evakuasi Sinabung Rusak Parah
Jalur Evakuasi Sinabung Rusak Parah
A A A
KARO - Jalur evakuasi bencana Gunung Sinabung antara Desa Batukarang, Kecamatan Payung-Desa Singgamanik, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, rusak parah. Namun, pemerintah nyaris tidak peduli dengan kondisi itu.

Jalan tersebut menghubungkan empat kecamatan di Kabupaten Karo yakni Tiga Binanga, Juhar, Lau Baleng, dan Mardinding. Jalan ini juga sangat menguntungkan bagi lintasan transportasi dari Kabupaten Aceh Tenggara (Agara), Nanggroe Aceh Darusaalam, karena dapat mempersingkat jarak tempuh Medan-Aceh Tenggara.

”Hampir 10 tahun jalan itu sama sekali tidak mendapat perbaikan. Kecuali satu titik tembok penahan longsor. Itu pun pengerjaannya terkesan asal-asalan. Sejumlah titik longsor juga belum diperbaiki. Jadi, sudah selayaknya jalan ini diperbaiki pemerintah dan diperlebar guna menjadi jalur alternatif,” kata Edison Sinuraya, warga setempat, Senin (6/4).

Menurut warga lainnya, A Sitepu dan R Ginting, selain sempit dan rawan longsor, di beberapa titik juga rawan ambles. Demikian pula jembatan Kite Buah yang berkedalaman sekitar 50 meter lebih kiranya perlu direhabilitasi mengingat jembatan peninggalan Belanda tersebut sudah berusia tua dan belum pernah diremajakan.

Dia menambahkan, jalur alternatif tersebut satu-satunya jalan paling cepat untuk menyelamatkan diri bila terjadi letusan Sinabung yang lebih besar nanti. Para warga tersebut mengaku bahwa Bupati Karo Terkelin Brahmana pernah berjanji untuk segera menindaklanjuti masalah jalan ini. Namun, sampai saat ini tidak ada realisasinya sama sekali.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, jalur evakuasi pengungsi Sinabung Desa Singgamanik- Batu Karang sepanjang 5 kilometer dan lebar 2,5 meter itu rusak parah. Sedikitnya delapan titik bekas longsor dan sekitar lima titik lainnya rawan ambles. Terdapat rumput liar di kirikanan jalan yang hampir menutupi sebagian badan jalan.

Selain itu, tidak ada rambu-rambu jalan bagi pengemudi. Padahal, kedalaman jurang ditaksir mencapai 50-90 meter dari sungai Lau Biang. Alhasil, jalan tersebut sangat riskan bagi pengendara yang tidak pernah melintas dari daerah tersebut. Kepala Dinas PUD Karo Paten Purba mengatakan bahwa perbaikan jalan tersebut akan diprioritaskan tahun ini. ”Jalan evakuasi Batu Karang - Singgamanik segera akan diperlebar,” ujarnya.

Sementara dari Garut, Jawa Barat, Wagub Jabar Deddy Mizwar menutup aktivitas penambangan di sekitar Gunung Guntur, Garut, kemarin. Aktivitas tersebut telah menyebabkan kerusakan alam di kawasan gunung itu. Wagub langsung membuat portal di beberapa titik masuk menuju lokasi, juga titik keluar penambangan.

”Pemberhentian (aktivitas penambangan) mulai hari ini, sejak pemortalan. Dari seluruh jalan keluar, ada empat jalan keluar. Termasuk di lokasi-lokasi jalan utama juga diportal,” kata Deddy. Di lokasi tersebut terdapat kerusakan alam yang disebabkan oleh pembuangan limbah medis dan industri kulit, serta penambangan pasir tanpa izin atau ilegal.

Lokasi pembuangan limbah dan industri kulit terdapat di Seureuh Jawa, Desa Pananjung,Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Sementara penambangan pasir ada di lokasi Blok Cilopang, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.

Namun, selain dua lokasi tersebut, terdapat beberapa titik penambangan lain di kawasan cagar alam (CA) seluas 7.600 hektare tersebut. Wagub menjelaskan aktivitas ilegal ini dapat menimbulkan ancaman bencana alam seperti longsor. ”Salah satu ancamannya yaitu longsor. Kalau itu sampai terjadi, kita dosa besar,” ujarnya.

Riza pinem /ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3885 seconds (0.1#10.140)