Menanti Akhir Pertandingan
A
A
A
Kisruh politik di Indonesia semakin hari semakin memanas. Sejak Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014, permasalahan politik seperti tak pernah bosan hadir pada headline berita nasional.
Setiap hari rakyat dipaksa menonton sekelompok anak kecil berdasi yang saling memperebutkan permen empuk nan legit. Setelah masa saling ”menjatuhkan” pada proses kampanye, kisruh politik di lingkaran kekuasaan memasuki babak baru, bahkan semakin kompleks. Suara rakyat yang mereka kantongi dijadikan dalil untuk saling tikam di kursi parlemen.
Tak hanya kekisruhan antara parpol oposisi dengan parpol koalisi, kekisruhan di lingkungan internal parpol, pelemahan, dan ”pembunuhan” KPK, hingga tuduhan presiden sebagai ”presiden boneka” parpol menambah deret permasalahan politik di Indonesia. Kisruh politik seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi berlarut-larut.
Bagaimanapun, para aktor politik merupakan pihak penentu kebijakan yang seharusnya menjalankan pemerintahan dan pembangunan dengan baik. Bukan saling menyalahkan untuk dianggap sebagai pihak yang paling benar. Hal tersebut memberi dampak negatif pada penyelenggaraan negara dan pembangunan.
Kebijakan yang keluar, tak lagi ditujukan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk mengamankan posisi dan keuntungan pribadi belaka. Rakyat tentu saja bosan melihat sikap pemegang kekuasaan yang saling menyalahkan satu sama lain. Rakyat saat ini sudah menunggu ada kebijakan baru untuk menghadapi problem-problem ekonomi yang kian berat.
Mereka tak mau menjadi korban atas kisruh yang terjadi terus menerus. Bahan bakar minyak, listrik, gas, dan berbagai kebutuhan pokok yang terus meroket, hendaknya menjadi fokus pemerintah. Nasib mereka sangat bergantung dengan kebijakan yang diambil oleh pemegang kekuasaan. Jangan sampai kekisruhan ini semakin membuat rakyat menderita.
Kepercayaan yang telah rakyat berikan kepada para petinggi negara seharusnya dapat digunakan sebaikbaiknya demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa ke depan. Sudah saatnya mereka bekerja untuk rakyat, maju bersama-sama dan membuat nasib rakyat lebih baik, bukan berseteru saling membuat DPR tandingan, kementerian tandingan, bahkan pengurus partai tandingan.
Sejatinya politik dan pemerintahan bukanlah pertandingan yang akan mengeluarkan satu pemenang. Politik dan pemerintahan adalah tim yang bersamasama membuat kemenangan untuk rakyat, bangsa, dan negara.
Adhe Arviani Aulia
Mahasiwi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Penggiat Lembaga Pers Mahasiswa Publica HealthUniversitas Diponegoro Semarang
Setiap hari rakyat dipaksa menonton sekelompok anak kecil berdasi yang saling memperebutkan permen empuk nan legit. Setelah masa saling ”menjatuhkan” pada proses kampanye, kisruh politik di lingkaran kekuasaan memasuki babak baru, bahkan semakin kompleks. Suara rakyat yang mereka kantongi dijadikan dalil untuk saling tikam di kursi parlemen.
Tak hanya kekisruhan antara parpol oposisi dengan parpol koalisi, kekisruhan di lingkungan internal parpol, pelemahan, dan ”pembunuhan” KPK, hingga tuduhan presiden sebagai ”presiden boneka” parpol menambah deret permasalahan politik di Indonesia. Kisruh politik seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi berlarut-larut.
Bagaimanapun, para aktor politik merupakan pihak penentu kebijakan yang seharusnya menjalankan pemerintahan dan pembangunan dengan baik. Bukan saling menyalahkan untuk dianggap sebagai pihak yang paling benar. Hal tersebut memberi dampak negatif pada penyelenggaraan negara dan pembangunan.
Kebijakan yang keluar, tak lagi ditujukan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk mengamankan posisi dan keuntungan pribadi belaka. Rakyat tentu saja bosan melihat sikap pemegang kekuasaan yang saling menyalahkan satu sama lain. Rakyat saat ini sudah menunggu ada kebijakan baru untuk menghadapi problem-problem ekonomi yang kian berat.
Mereka tak mau menjadi korban atas kisruh yang terjadi terus menerus. Bahan bakar minyak, listrik, gas, dan berbagai kebutuhan pokok yang terus meroket, hendaknya menjadi fokus pemerintah. Nasib mereka sangat bergantung dengan kebijakan yang diambil oleh pemegang kekuasaan. Jangan sampai kekisruhan ini semakin membuat rakyat menderita.
Kepercayaan yang telah rakyat berikan kepada para petinggi negara seharusnya dapat digunakan sebaikbaiknya demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa ke depan. Sudah saatnya mereka bekerja untuk rakyat, maju bersama-sama dan membuat nasib rakyat lebih baik, bukan berseteru saling membuat DPR tandingan, kementerian tandingan, bahkan pengurus partai tandingan.
Sejatinya politik dan pemerintahan bukanlah pertandingan yang akan mengeluarkan satu pemenang. Politik dan pemerintahan adalah tim yang bersamasama membuat kemenangan untuk rakyat, bangsa, dan negara.
Adhe Arviani Aulia
Mahasiwi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Penggiat Lembaga Pers Mahasiswa Publica HealthUniversitas Diponegoro Semarang
(ftr)