Paskah Momen Tepat untuk Tobat Nasional

Senin, 06 April 2015 - 11:31 WIB
Paskah Momen Tepat untuk Tobat Nasional
Paskah Momen Tepat untuk Tobat Nasional
A A A
JAKARTA - Perayaan Paskah merupakan momen yang tepat untuk pertobatan nasional. Itu disampaikan Pendeta Gilbert Lumoindong dalam khutbah Perayaan Paskah Nasional di Monumen Nasional (Monas) kemarin.

Pendeta Gilbert mengatakan, saat ini negara Indonesia membutuhkan doa. Paskah bukan berarti hanya kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, melainkan juga pesta iman, kemenangan, pengharapan, dan pesta kemuliaan. Karena itu, kematian Tuhan Yesus Kristus untuk menghapus segala dosa anak manusia. ”Indonesia perlu pertobatan nasional, semuanya ayo ucapkan amien ,” kata Pendeta Gilbert di Monas, Jakarta, kemarin. ”Amien,” sambut peserta khutbah.

Selanjutnya, pendeta yang terkenal sebagai salah satu pembawa acara ”Penyegaran Rohani Agama Kristen” di RCTI ini mengatakan, saat ini orang Indonesia banyak yang berdemo, tapi lupa berdoa. ”Tapi, pada Paskah ini kita yang harus berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus,” ujarnya.

Pendeta Gilbert juga mengajak seluruh umat Kristiani meruntuhkan seluruh tembok pembatas antarlintas agama. ”Karena Protestan dan Nasrani dalam nama Tuhan Yesus kita harus runtuhkan tembok- tembok penghalang itu, lalu kita berdoa dan katakan Tuhan Yesus tolong kami karena mukjizat itu pasti ada,” tandasnya.

Perayaan Paskah Nasional yang diselenggarakan GBI Glow Fellowship Center bekerja sama dengan Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (Bamagnas), TNI, dan Polri ini dihadiri ribuan jemaat dari berbagai gereja di Jakarta. Turut hadir juga dalam perayaan ini Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Jaringan Doa Nasional (JDN), Pemprov DKI Jakarta, dan DPRD DKI.

Acara ini juga dimeriahkan oleh Judika, Alex Rudiat, Novita Dewi, dan Joy Tobing. Pendeta Gilbert juga menyampaikan pesan-pesan perdamaian khususnya bangsa Indonesia jangan sampai tercerai berai. ”Indonesia damai sejahtera, Indonesia bersatu,” ujarnya. Dia juga tidak lupa berdoa untuk kemajuan Indonesia, terutama dihindarkan dari bahaya korupsi dan narkoba. ”Indonesia bebas dari korupsi, Indonesia bebas dari narkoba,” ucapnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bamagnas Hence Bulu mengatakan, perayaan Paskah Nasional ini pertama kali diadakan Bamagnas. ”Baru diadakan tahun ini dan akan diadakan rutin tiap tahun,” ujar Hence.

Perayaan Paskah ini sebagai bentuk peringatan kematian dan kebangkitan Kristus dalam memberi pengharapan untuk damai sejahtera, mukjizat, pemulihan, serta berkat. Saat ini bahaya disintegrasi bangsa Indonesia mulai terasa di mana mulai terlihat ada jurang antara kaya dan miskin, jurang perbedaan suku, agama, dan golongan yang makin melebar.

Hence mengaku prihatin dengan banyak masyarakat yang saling kritik dan menghujat, namun masih kurang yang mendoakan. ”Di sini kami sebagai umat Kristiani ingin ambil peran sederhana untuk bersatu dan berdoa bagi bangsa ini,” katanya.

Dari Vatikan, ribuan umat Katolik kemarin mendengarkan misa Paskah atau ”Urbi et Orbi” (untuk kota dan dunia) yang disampaikan Paus Fransiskus di Lapangan St Peter. Hujan deras tidak menghalangi ribuan warga dari berbagai penjuru dunia mendengarkan pesan perdamaian yang disampaikan Paus.

Dalam pesannya, Paus asal Argentina itu menyerukan komunitas internasional tidak berdiam diri menghadapi tragedi kemanusiaan di Suriah dan Irak. ”Saya meminta gencatan senjata harus dihidupkan dan kedamaian harus dikembalikan di antara berbagai kelompok di Suriah dan Irak,” serunya.

Paus berdoa agar perdamaian menyelimuti Suriah, Irak, Yaman, Sudan, Kongo, dan Nigeria. ”Kita berdoa agar perdamaian dan kebebasan bagi semua orang dari segala bentuk perbudakan dan kejahatan yang dilakukan oleh individu atau pun sekelompok orang,” kata Paus.

Dia juga berdoa agar kedamaian dan kebebasan bagi korban perdagangan narkotika. ”Saya juga berdoa memohon perdamaian bagi para pedagang senjata yang mendapatkan uang dari darah pria dan wanita,” tuturnya. Paus yang berusia 78 tahun itu juga menyinggung tentang kesepakatan nuklir Iran di Swiss yang tercapai pekan lalu.

”Kita berharap kerangka kesepakatan yang disepakati di Lausanne, Swiss, menjadi langkah pasti untuk dunia yang lebih aman dan bersaudara,” katanya.

Hasyim ashari/ Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6850 seconds (0.1#10.140)