Lahir Bayi Perempuan, Tanam 111 Pohon

Sabtu, 04 April 2015 - 10:23 WIB
Lahir Bayi Perempuan, Tanam 111 Pohon
Lahir Bayi Perempuan, Tanam 111 Pohon
A A A
Penanam pohon sangat baik untuk pelestarian lingkungan agar keseimbangan alam tetap terjaga. Namun di Desa Piplantri, Distrik Rajsamand, Negara Bagian Rajasthan, India, penanaman pohon justru dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi perempuan.

Jumlah pohon yang ditanam sebanyak 111 pohon. Tradisi itu ditempuh sebagai bentuk obat kekecewaan karena mayoritas keluarga India lebih menyukai anak laki-laki. Semenjak tradisi penanaman pohon dimulai pada 2006, penduduk Desa Piplantri berhasil menanam 250.000 pohon. Jenis pohon yang ditanam adalah Neem, Indian rosewood, dan pohon mangga.

Bukan hanya menanam pohon, seluruh penduduk desa yang berjumlah 8.000 warga juga melakukan pemeliharaan pohon yang telah ditanam. Shyam Sundar Paliwal, kepala suku di Desa Piplantri merupakan tokoh yang pertama kali memelopori tradisi itu. Awalnya, penanaman pohon yang dilakukannya untuk mengenang putrinya, Kiran, yang telah meninggal pada beberapa tahun lalu.

Selain penanaman pohon, ada komite khusus yang menangani keluarga yang enggan memiliki anak perempuan. Mereka diwajibkan menyerahkan 21.000 rupee (Rp 4,38 juta) dari warga desa dan 10.000 rupee (Rp2,08 juta) dari ayah kandung bayi perempuan. Uang ini diinvestasikan membeli obligasi pemerintah dengan jangka waktu 20 tahun. Upaya itu bertujuan untuk memberikan jaminan masa depan bagi bayi perempuan.

”Kami juga menegaskan kepada kedua orangtuanya untuk membuat surat pernyataan tersumpah, bahwa sebelum mencapai usia pernikahan yang sah secara hukum anak gadisnya tak boleh dinikahkan, memberinya pendidikan layak dan merawat pohon atas nama anak perempuannya,” kata Paliwal dikutip International Business Times. Pohon yang ditanam warga ternyata menjadi pekerjaan bagi sebagian besar warga.

Agar pohon yang mereka tanam tidak terganggu hama, warga juga menanam lidah buaya. ”Secara bertahap, kami sadar bahwa lidah buaya dapat diproses dan dipasarkan dalam berbagai jenis,”jelas Paliwal. ”Jadi kami mendatangkan beberapa ahli untuk melatih warga perempuan. Sekarang warga membuat dan memasarkan produk lidah buaya,” tambahnya.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0223 seconds (0.1#10.140)