IMM Harus Peka Hadapi Perubahan
A
A
A
JAKARTA - Tantangan umat dan generasi muda Muhammadiyah ke depan semakin berat jika tidak dipersiapkan secara matang.
Umat Islam bukan saja dihadapkan pada persoalan keagamaan saja, tetapi juga menghadapi tantangan pada aspek sosial, politik, dan ekonomi. Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan dinamika kehidupan saat ini jauh berbeda, kesenjangan ekonomi dan sosial semakin tajam. Ini menjadi tantangan baru bagi pengurus dan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
”Tantangan kita juga sulit mengonversi energi sosial menjadi kekuasaan. Kita punya ormas luar biasa, tapi tak bisa mengonversinya menjadi kekuasaan. Karena kekuasaan ditentukan uang. Belum lagi lihat dunia Islam yang kini semakin menyedihkan,” katanya saat mengikuti malam tasyakuran Milad Ke-51 IMM di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta tadi malam.
Hadir dalam acara tersebut Sekjen DPP Perindo Ahmad Rofiq yang juga mantan ketua umum IMM, mantan pimpinan MPR Patrialis Akbar, Menristek dan Dikti Muhammad Nasir, serta sejumlah tokoh lain. Lebih lanjut Zulkifli mengungkapkan tantangan yang berat tersebut perlu menjadi fokus utama bagi kader IMM. Karena itu, kiprah para kader IMM perlu terus ditingkatkan.
Sementara itu, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq mengingatkan kader IMM untuk tidak bergantung pada kebesaran nama Muhammadiyah. Kader IMM harus memiliki visi dan inovasi yang diimplementasikan dalam kehidupan luar. ”Kader IMM harus mandiri. Kalau IMM bergantung dengan Muhammadiyah, mereka terbebani, mereka akan mengejar posisi di amal usaha Muhammadiyah. Terlalu sempit jabatan di Muhammadiyah untuk diperebutkan,” ujarnya.
Mantan Ketua Umum IMM itu juga mengingatkan agar para kader IMM terus mengembangkan kualitas diri. Selanjutnya berkiprah di dunia luar, baik itu di jalur profesional atau politik. ”Jangan suka merengekrengek. Karier IMM sebenarnya di luar, di partai politik, dan lainnya,” ujar dia.
Sementara itu, mantan Wakil Ketua MPR Patrialis Akbar mengatakan perjuangan Muhammadiyah dalam mengawal perjalanan bangsa sudah tidak bisa diragukan lagi. Tokoh Muhammadiyah Amien Rais dan Din Syamsuddin telah membuktikan kiprahnya. Amien Rais misalnya, saat menjabat sebagai ketua umum Muhammadiyah merupakan salah seorang tokoh pendobrak reformasi.
”Banyak desakralisasi lambang-lambang di negara telah dilakukan. Amien Rais menyentuh konstitusi untuk melakukan perubahan,” bebernya. Begitu juga perjuangan yang dilakukantokohDinSyamsuddin. Jika Amien melakukan perubahan konstitusi, Din justru mencoba memperjuangkan hak konstitusi rakyat yang belum terakomodasi dalam konstitusi negara.
Setidaknya ada empat UU yang di-judicialreview olehMuhammadiyah pada kepemimpinan Din yang kemudian dikabulkan MK. ”Ada kesinambungan pergerakan dan perjuangan dalam estafet kepemimpinan Muhammadiyah. Jihad Muhammadiyah bisa berupa jihad konstitusi. Yang tak kalah penting adalah kini jihad ketauhidan di mana banyak ajaran sesat yang bertentangan dengan ajaran tauhid,” katanya.
Khoirul muzakki
Umat Islam bukan saja dihadapkan pada persoalan keagamaan saja, tetapi juga menghadapi tantangan pada aspek sosial, politik, dan ekonomi. Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan dinamika kehidupan saat ini jauh berbeda, kesenjangan ekonomi dan sosial semakin tajam. Ini menjadi tantangan baru bagi pengurus dan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
”Tantangan kita juga sulit mengonversi energi sosial menjadi kekuasaan. Kita punya ormas luar biasa, tapi tak bisa mengonversinya menjadi kekuasaan. Karena kekuasaan ditentukan uang. Belum lagi lihat dunia Islam yang kini semakin menyedihkan,” katanya saat mengikuti malam tasyakuran Milad Ke-51 IMM di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta tadi malam.
Hadir dalam acara tersebut Sekjen DPP Perindo Ahmad Rofiq yang juga mantan ketua umum IMM, mantan pimpinan MPR Patrialis Akbar, Menristek dan Dikti Muhammad Nasir, serta sejumlah tokoh lain. Lebih lanjut Zulkifli mengungkapkan tantangan yang berat tersebut perlu menjadi fokus utama bagi kader IMM. Karena itu, kiprah para kader IMM perlu terus ditingkatkan.
Sementara itu, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq mengingatkan kader IMM untuk tidak bergantung pada kebesaran nama Muhammadiyah. Kader IMM harus memiliki visi dan inovasi yang diimplementasikan dalam kehidupan luar. ”Kader IMM harus mandiri. Kalau IMM bergantung dengan Muhammadiyah, mereka terbebani, mereka akan mengejar posisi di amal usaha Muhammadiyah. Terlalu sempit jabatan di Muhammadiyah untuk diperebutkan,” ujarnya.
Mantan Ketua Umum IMM itu juga mengingatkan agar para kader IMM terus mengembangkan kualitas diri. Selanjutnya berkiprah di dunia luar, baik itu di jalur profesional atau politik. ”Jangan suka merengekrengek. Karier IMM sebenarnya di luar, di partai politik, dan lainnya,” ujar dia.
Sementara itu, mantan Wakil Ketua MPR Patrialis Akbar mengatakan perjuangan Muhammadiyah dalam mengawal perjalanan bangsa sudah tidak bisa diragukan lagi. Tokoh Muhammadiyah Amien Rais dan Din Syamsuddin telah membuktikan kiprahnya. Amien Rais misalnya, saat menjabat sebagai ketua umum Muhammadiyah merupakan salah seorang tokoh pendobrak reformasi.
”Banyak desakralisasi lambang-lambang di negara telah dilakukan. Amien Rais menyentuh konstitusi untuk melakukan perubahan,” bebernya. Begitu juga perjuangan yang dilakukantokohDinSyamsuddin. Jika Amien melakukan perubahan konstitusi, Din justru mencoba memperjuangkan hak konstitusi rakyat yang belum terakomodasi dalam konstitusi negara.
Setidaknya ada empat UU yang di-judicialreview olehMuhammadiyah pada kepemimpinan Din yang kemudian dikabulkan MK. ”Ada kesinambungan pergerakan dan perjuangan dalam estafet kepemimpinan Muhammadiyah. Jihad Muhammadiyah bisa berupa jihad konstitusi. Yang tak kalah penting adalah kini jihad ketauhidan di mana banyak ajaran sesat yang bertentangan dengan ajaran tauhid,” katanya.
Khoirul muzakki
(ars)