Negara Tak Abai terhadap Pendidikan

Selasa, 24 Maret 2015 - 10:26 WIB
Negara Tak Abai terhadap Pendidikan
Negara Tak Abai terhadap Pendidikan
A A A
JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa negara tidak abai terhadap pendidikan.

Negara terus berusaha hadir dengan segala ikhtiar dan upaya pengembangan pendidikan, meski belum sepenuhnya maksimal. ”Dua buku yang ditulis oleh tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam ini sebenarnya adalah jawaban nyata atas tuduhan sebagian kelompok bahwa negara abai terhadap pendidikan,” kata Menag dalam acara peluncuran buku terbitan Ditjen Pendidikan Islam di Jakarta kemarin.

Peluncuran buku ini dikemas dalam bentuk diskusi bertajuk ”Menakar Kehadiran Negara Dalam Pendidikan Islam” dengan narasumber Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Prof Soedijarto, dan Dharmaningtyas. ”Kementerian (Agama) terus berusaha hadir dengan segala ikhtiar dan upaya untuk pengembangan pendidikan, meski belum sepenuhnya maksimal, dan inilah sesungguhnya medan perjuangan kita,” tambah Menag.

Buku Mutiara Terpendam , kata Menag, memotret kehadiran negara melalui pemberian beasiswa kepada para santri dari seluruh pelosok negeri. Mereka diberi beasiswa oleh Kementerian Agama secara penuh, meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, hingga pengembangan profesi. Buku ini memang tidak memuat 3.000 santri yang menerima beasiswa Kementerian Agama melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

Namun, 50 orang yang dimuat dalam buku ini, hampir semuanya memiliki kesamaan nasib. ”Mereka (semua) berasal dari keluarga yang kurang mampu,” tegas Menag. Kehadiran Kementerian Agama pada dunia pendidikan Islam melalui PBSB ini diamini oleh tokoh dan pemerhati pendidikan Darmaningtyas. Tampil sebagai narasumber bedah buku ini, Darmaningtyas mengatakan bahwa PBSB menunjukkan kehadiran negara dalam pendidikan Islam.

”Melalui PBSB negara hadir sehingga (ada yang) terselamatkan,” katanya. Terkait Buku Mendidik Tanpa Pamrih, Menag mengatakan bahwa negara juga hadir, namun kehadirannya tidak bisa langsung. Kehadiran negara melalui program-program tidak langsung, tetapi bersentuhan dengan para pendidik, seperti: beasiswa untuk para ustad pondok pesantren, program pendidikan untuk anak jalanan dan telantar, serta program lainnya.

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, buku Mendidik Tanpa Pamrih memotret sekitar 50 tokoh yang telah mengabdikan dirinya sebagai pengajar. Tidak sekadar mengajar, mereka juga menjadi pendidik, motivator, dan teladan bagi komunitasnya. Menurut Kamaruddin, para tokoh yang terpotret dalam buku ini mengajari bahwa praktik mengajar itu tidak sebatas mengajarkan ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, mereka mengajar dengan hati dan cinta.

Dari situ, mereka terbukti berhasil melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya cerdas dan pintar, tapi juga saleh dan berakhlakul karimah. ”Mereka berhasil menghasilkan sejumlah anak bangsa yang saleh, cerdas, pintar, dan berakhlakul karimah,” terang Guru Besar UIN Alauddin Makassar.

Alfian/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4400 seconds (0.1#10.140)