Tempuh Upaya Hukum, Konflik Golkar Bakal Berkepanjangan
A
A
A
JAKARTA - Konflik internal Partai Golkar terus berlanjut, pihak Aburizal Bakrie (Ical) dengan Agung Laksono masih berseteru setelah belum tercapai islah di antara keduanya.
Pengamat politik dari Populi Center Nico Harjanto meyakini konflik kedua kubu ini akan berkepanjangan apabila upaya hukum terus berjalan.
Kata dia, cara jitu agar persoalan ini berakhir ialah bagaimana caranya pihak yang tidak diakui oleh pemerintah bisa menerima dan ikut bergabung.
"Saya kira peluang islah kalau kubu yang kalah atau tidak diakui oleh mahkamah partai dan pemerintah bisa lapang dada," kata Nico di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/3/2015).
Ia mengakui, pihak yang kalah akan terus mencari cara untuk bisa memenangi konflik tersebut. Akan tetapi, hal ini akan mengganggu partai berlogo pohon beringin ini.
"Saya kira kubu kalah selalu tidak puas, dan menggugat, wajar. Tetapi harus ada dosis yang tepat.
Pasalnya, tidak sedikit agenda politik yang harus diikuti Partai Golkar. Oleh karenanya, perlu ada sikap menerima dari pihak yang tidak diakui sehingga tidak membuat konflik berlarut-larut.
"Mengganggu eksistensi partai itu sendiri. Agenda politiknya Partai Golkar kan banyak," pungkasnya.
Pengamat politik dari Populi Center Nico Harjanto meyakini konflik kedua kubu ini akan berkepanjangan apabila upaya hukum terus berjalan.
Kata dia, cara jitu agar persoalan ini berakhir ialah bagaimana caranya pihak yang tidak diakui oleh pemerintah bisa menerima dan ikut bergabung.
"Saya kira peluang islah kalau kubu yang kalah atau tidak diakui oleh mahkamah partai dan pemerintah bisa lapang dada," kata Nico di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/3/2015).
Ia mengakui, pihak yang kalah akan terus mencari cara untuk bisa memenangi konflik tersebut. Akan tetapi, hal ini akan mengganggu partai berlogo pohon beringin ini.
"Saya kira kubu kalah selalu tidak puas, dan menggugat, wajar. Tetapi harus ada dosis yang tepat.
Pasalnya, tidak sedikit agenda politik yang harus diikuti Partai Golkar. Oleh karenanya, perlu ada sikap menerima dari pihak yang tidak diakui sehingga tidak membuat konflik berlarut-larut.
"Mengganggu eksistensi partai itu sendiri. Agenda politiknya Partai Golkar kan banyak," pungkasnya.
(ysw)