Percetakan Naskah UN Sudah Capai 84%
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjamin naskah soal ujian nasional (UN) sampai ke sekolah secara tepat waktu.
Proses pencetakan naskah soal secara nasional sudah mencapai 84,22 %. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, materi ujian dan lembar jawaban sudah siap untuk didistribusikan. Untuk DKI Jakarta sudah siap 99%, Papua dan Maluku juga sudah siap 99% bahkan untuk naskah di NTT baik di jenjang SMA dan SMK sudah siap 100%. Kesiapan yang terendah, ungkapnya, ada di Sulawesi Tenggara yang baru 25%.
”Kita optimistis semua akan tepat waktu. Kita akan kawal percetakan dan distribusi naskah UN ini hingga menjelang UN berlangsung,” katanya saat sidak ke salah satu percetakan PT Pertja di kawasan Industri Pulogadung kemarin. Berdasarkan data terakhir, 84,22% naskah soal sudah dicetak. Dari target 12.502.938 naskah, yang harus dicetak sudah 10.530.465 naskah yang telah dicetak untuk jenjang SMA.
Sementara untuk jenjang SMK sudah 75,84%, yakni targetnya 4.042.569 sudah dicetak sebanyak 3.065.913 naskah soal. Kemendikbud memberikan waktu pencetakan naskah sejak 5-20 Maret, pengepakan pada 21-28 Maret, dan harus disimpan di gudang provinsi pada 29 Maret. Sementara distribusi naskah soal ke SMA dan sederajat pada 29 Maret-11 April. Pembiayaan untuk penyimpanan di gudang provinsi merupakan tanggung jawab pencetakan.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini menegaskan tidak akan ada kebocoran naskah soal. Dia mempercayai percetakan terus mengawasi jalannya pencetakan agar naskah tidak bocor keluar. Anies juga mempercayai bahwa guru-guru akan jujur dan juga siswa tidak akan membeli soal UN yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi, UN tahun ini tidak lagi menjadi momok menakutkan.
Terkait dengan UN Computer Based Test (CBT), praktisi teknologi informasi komputer (TIK) Michael Sunggiardi mengatakan, server dan peralatan komputer membutuhkan pasokan listrik yang kontinu agar dapat bekerja dengan optimal. Pasalnya, komponen komputer terdiri dari komponen aktif yang bekerja berdasarkan listrik statis, di mana akan hilang memorinya kalau listrik mati mendadak karena belum sempat direkam ke harddisk .
Demikian juga harddisk akan rusak datanya kalau di tengah jalan proses penulisan data pasokan listriknya mati. Karena itu, dia ingin memastikan Kemendikbud harus menjamin pasokan listrik dan ketersediaan perangkat UPS (uninterruptible power supply ) yang stabil.
Neneng zubaidah
Proses pencetakan naskah soal secara nasional sudah mencapai 84,22 %. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, materi ujian dan lembar jawaban sudah siap untuk didistribusikan. Untuk DKI Jakarta sudah siap 99%, Papua dan Maluku juga sudah siap 99% bahkan untuk naskah di NTT baik di jenjang SMA dan SMK sudah siap 100%. Kesiapan yang terendah, ungkapnya, ada di Sulawesi Tenggara yang baru 25%.
”Kita optimistis semua akan tepat waktu. Kita akan kawal percetakan dan distribusi naskah UN ini hingga menjelang UN berlangsung,” katanya saat sidak ke salah satu percetakan PT Pertja di kawasan Industri Pulogadung kemarin. Berdasarkan data terakhir, 84,22% naskah soal sudah dicetak. Dari target 12.502.938 naskah, yang harus dicetak sudah 10.530.465 naskah yang telah dicetak untuk jenjang SMA.
Sementara untuk jenjang SMK sudah 75,84%, yakni targetnya 4.042.569 sudah dicetak sebanyak 3.065.913 naskah soal. Kemendikbud memberikan waktu pencetakan naskah sejak 5-20 Maret, pengepakan pada 21-28 Maret, dan harus disimpan di gudang provinsi pada 29 Maret. Sementara distribusi naskah soal ke SMA dan sederajat pada 29 Maret-11 April. Pembiayaan untuk penyimpanan di gudang provinsi merupakan tanggung jawab pencetakan.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini menegaskan tidak akan ada kebocoran naskah soal. Dia mempercayai percetakan terus mengawasi jalannya pencetakan agar naskah tidak bocor keluar. Anies juga mempercayai bahwa guru-guru akan jujur dan juga siswa tidak akan membeli soal UN yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi, UN tahun ini tidak lagi menjadi momok menakutkan.
Terkait dengan UN Computer Based Test (CBT), praktisi teknologi informasi komputer (TIK) Michael Sunggiardi mengatakan, server dan peralatan komputer membutuhkan pasokan listrik yang kontinu agar dapat bekerja dengan optimal. Pasalnya, komponen komputer terdiri dari komponen aktif yang bekerja berdasarkan listrik statis, di mana akan hilang memorinya kalau listrik mati mendadak karena belum sempat direkam ke harddisk .
Demikian juga harddisk akan rusak datanya kalau di tengah jalan proses penulisan data pasokan listriknya mati. Karena itu, dia ingin memastikan Kemendikbud harus menjamin pasokan listrik dan ketersediaan perangkat UPS (uninterruptible power supply ) yang stabil.
Neneng zubaidah
(ars)