Tambang Pasir Longsor, 2 Tewas

Rabu, 18 Maret 2015 - 09:51 WIB
Tambang Pasir Longsor,...
Tambang Pasir Longsor, 2 Tewas
A A A
SUBANG - Aktivitas penambangan pasir (galian C) di Kabupaten Subang, Jawa Barat menelan korban jiwa. Dua penambang tewas tertimbun tebing galian C yang longsor kemarin siang.

Kedua penambang tewas itu adalah Kara, 35, dan Ekim, 40, warga Kampung Ciistal, Desa Cimayasari, Kecamatan Cipeundeuy, Subang. Nyawa mereka tak terselamatkan setelah tebing setinggi 50 meter milik H Slamet di Kampung Selaawi, Cipeundeuy itu longsor dan menimpa mereka pukul 11.30 WIB kemarin.

Evakuasi jasad korban berlangsung cukup lama, yakni sekitar tiga jam sejak dimulai pukul 12.00 WIB. Proses pengangkatan jenazah langsung dipimpin Kapolres Subang AKBP Harry Kurniawan. Beratnya medan di sekitar tambang pasir menjadikan proses evakuasi sedikit lebih sulit.

Belum lagi kekhawatiran akan terjadinya longsor susulan membuat tim evakuasi yang melibatkan puluhan aparat Polres Subang, Satpol PP, serta warga sekitar harus lebih berhati-hati.

“Proses evakuasi kedua korban cukup sulit karena banyaknya material longsoran. Karena itu, kami mengerahkan empat alat berat (beko) untuk mengeruk timbunan longsor. Jasad pertama bernama Kara berhasil kami evakuasi sekitar pukul 12.30 WIB, sedangkan jasad Ekim baru bisa dievakuasi pukul 15.30 WIB,” papar AKBP Harry.

Berdasarkan informasi warga sekitar, sebelum longsor terjadi, kedua korban bersama puluhan orang lainnya tengah melakukan aktivitas penambangan pasir di lokasi tersebut. Kebetulan kedua korban berada dekat dengan tebing galian setinggi 50 meter lebih. Tiba-tiba tebing tersebut runtuh dan menimbun keduanya.

Sementara itu, puluhan rekan korban berhasil menyelamatkan diri. Diduga tebing runtuh karena kondisi tanah yang labil akibat sehari sebelumnya diguyur hujan deras. Apalagi, kemiringan tebing juga memang cukup tajam.

“Kedua korban tidak sempat menyelamatkan diri karena posisi mereka tepat berada di bawah tebing. Terlebih, kejadiannya begitu tiba-tiba, sehingga mereka tidak punya waktu menghindari longsoran,” ujar Didi, 40, warga setempat.

Setelah dievakuasi, kedua jasad korban langsung dibawa ke RSUD Subang untuk dilakukan otopsi. Kedua jenazah juga sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan.

BPBD Brebes Segera Relokasi Warga Lima Desa

Sementara dari Brebes, Jawa Tengah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes berencana merelokasi ratusan Kepala Keluarga (KK) di tiga kecamatan. Hal ini karena wilayah yang saat ini mereka tinggali rawan longsor.

Kepala BPBD Kabupaten Brebes Satibi mengatakan, terdapat lima desa di tiga kecamatan yang direncanakan direlokasi untuk menghindari ancaman tanah longsor. Kelima desa itu adalah Desa Gununglarang, Kecamatan Salem, dengan 66 KK, dan Desa Waru, Kecamatan Bantarkawung (30 KK).

Kemudian tiga desa di Kecamatan Sirampog, yakni Sridadi (110 KK), Mlayang (31 KK), dan Mendala (65 KK). “Ada rencana untuk merelokasi warga berdasarkan kondisi daerahnya yang rawan longsor dan juga keinginan warga sendiri,” kata Satibi kemarin.

Dia mengungkapkan, sejauh ini baru pembahasan relokasi warga di Desa Sridadi yang sudah selesai dan tinggal menunggu rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelum nantinya diajukan ke pemerintah provinsi dan pusat.

“Rekomendasi dari Badan Geologi dan BNPB nanti sekaligus menunggu pembahasan relokasi empat desa itu selesai,” jelasnya.

Usep husaeni/ Farid firdaus
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0936 seconds (0.1#10.140)