Tanggul Jebol, Indramayu Terendam
A
A
A
INDRAMAYU - Dua tanggul Kali Cimanuk jebol. Ribuan rumah di enam kecamatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pun terendam banjir hingga dua meter kemarin. Begitu juga jalur pantura ikut menjadi lumpuh.
Curah hujan yang tinggi dari daerah Majalengka dan sekitarnya membuat debit air di aliran Sungai Cimanuk meningkat. Tanggul di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya dan Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang pun karena jebol tak kuat menahan derasnya air sungai. Akibat itu, air membanjiri permukiman penduduk di enam kecamatan yakni Kecamatan Kertasemaya, Jatibarang, Tukdana, Bangodua, Lohbener, dan Kecamatan Sindang.
Luapan air dari tanggul yang jebol terjadi sejak pukul 03.00 dini hari kemarin dengan ketinggian hingga 2 meter. Warga yang tengah tertidur kaget saat air masuk ke rumah mereka. Tak pelak, mereka pun bergegas menyelamatkan barang- barang berharga ke lokasi yang lebih aman, termasuk mengungsi ke tenda darurat. Selain merendam rumah warga, aktivitas jalur utama pantura pun mengalami kelumpuhan.
Arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Cirebon dan sebaliknya dialihkan menuju pusat kota menuju Kabupaten Cirebon via Karangampel dan Kapetakan. Kapolres Indramayu AKBP Wijonarko mengatakan, luapan air Sungai Cimanuk membuat jalur pantura tergenang air sekitar 60 cm.
Akibat itu, arus kendaraan terutama di kawasan pantura Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang tersendat. “Arus kendaraan kami alihkan baik dari arah Jakarta menuju Cirebon serta sebaliknya. Ini untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana mengatakan, banjir terparah terjadi di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang serta Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya. “Lebih dari 1.000 kepala keluarga dievakuasi ke lokasi yang lebih aman akibat luapan Sungai Cimanuk itu,” sebut dia.
Tim BPBD dibantu Tegana serta TNI dan Polri melakukan evakuasi warga yang terisolasi banjir di dua desa tersebut dengan menggunakan perahu karet. BPBD Indramayu juga mendirikan dua posko darurat banjir untuk mempermudah proses penanganan banjir serta penyaluran bantuan logistik bagi para korban. “Kami siapkan logistik bagi korban banjir,” kata dia.
Kerugian material ditaksir lebih dari Rp2 miliar. Banjir merendam ribuan rumah di sejumlah lokasi yang berbeda di enam kecamatan. Di lokasi banjir, petugas dari tim Tegana melakukan evakuasi terhadap korban banjir dengan menggunakan perahu karet. Namun, tak sedikit juga warga yang memilih bertahan di rumah masing-masing meski sudah terendam air cukup tinggi.
“Kami meminta warga untuk mengungsi karena khawatir debit air masih tinggi. Apalagi, ketinggian air di Bendung Bangkir sudah di atas 6 meter, sementara batas normalnya 4 meter. Sejak semalam (Minggu (15/3), kondisi Bendung Bangkir sudah mengindikasikan status siaga,” kata Edi.
Kepala Dinas Pengairan Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu Suwendi Asmita mengatakan, tanggul yang jebol tersebut tanggul darurat. “Kondisinya memang sudah cukup kritis. Tanggul yang jebol di Desa Pilangsari lebarnya kurang lebih 30 meter. Kami kesulitan membendung tanggul yang jebol karena arus air cukup deras,” ungkap dia.
Untuk menekan tanggultanggul lain yang berpotensi jebol, PSDA Tamben Indramayu menyiapkan karung-karung penahan. Suwendi juga berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman banjir susulan mengingat curah hujan masih cukup tinggi di kawasan itu.
Tomi indra
Curah hujan yang tinggi dari daerah Majalengka dan sekitarnya membuat debit air di aliran Sungai Cimanuk meningkat. Tanggul di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya dan Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang pun karena jebol tak kuat menahan derasnya air sungai. Akibat itu, air membanjiri permukiman penduduk di enam kecamatan yakni Kecamatan Kertasemaya, Jatibarang, Tukdana, Bangodua, Lohbener, dan Kecamatan Sindang.
Luapan air dari tanggul yang jebol terjadi sejak pukul 03.00 dini hari kemarin dengan ketinggian hingga 2 meter. Warga yang tengah tertidur kaget saat air masuk ke rumah mereka. Tak pelak, mereka pun bergegas menyelamatkan barang- barang berharga ke lokasi yang lebih aman, termasuk mengungsi ke tenda darurat. Selain merendam rumah warga, aktivitas jalur utama pantura pun mengalami kelumpuhan.
Arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Cirebon dan sebaliknya dialihkan menuju pusat kota menuju Kabupaten Cirebon via Karangampel dan Kapetakan. Kapolres Indramayu AKBP Wijonarko mengatakan, luapan air Sungai Cimanuk membuat jalur pantura tergenang air sekitar 60 cm.
Akibat itu, arus kendaraan terutama di kawasan pantura Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang tersendat. “Arus kendaraan kami alihkan baik dari arah Jakarta menuju Cirebon serta sebaliknya. Ini untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana mengatakan, banjir terparah terjadi di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang serta Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya. “Lebih dari 1.000 kepala keluarga dievakuasi ke lokasi yang lebih aman akibat luapan Sungai Cimanuk itu,” sebut dia.
Tim BPBD dibantu Tegana serta TNI dan Polri melakukan evakuasi warga yang terisolasi banjir di dua desa tersebut dengan menggunakan perahu karet. BPBD Indramayu juga mendirikan dua posko darurat banjir untuk mempermudah proses penanganan banjir serta penyaluran bantuan logistik bagi para korban. “Kami siapkan logistik bagi korban banjir,” kata dia.
Kerugian material ditaksir lebih dari Rp2 miliar. Banjir merendam ribuan rumah di sejumlah lokasi yang berbeda di enam kecamatan. Di lokasi banjir, petugas dari tim Tegana melakukan evakuasi terhadap korban banjir dengan menggunakan perahu karet. Namun, tak sedikit juga warga yang memilih bertahan di rumah masing-masing meski sudah terendam air cukup tinggi.
“Kami meminta warga untuk mengungsi karena khawatir debit air masih tinggi. Apalagi, ketinggian air di Bendung Bangkir sudah di atas 6 meter, sementara batas normalnya 4 meter. Sejak semalam (Minggu (15/3), kondisi Bendung Bangkir sudah mengindikasikan status siaga,” kata Edi.
Kepala Dinas Pengairan Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu Suwendi Asmita mengatakan, tanggul yang jebol tersebut tanggul darurat. “Kondisinya memang sudah cukup kritis. Tanggul yang jebol di Desa Pilangsari lebarnya kurang lebih 30 meter. Kami kesulitan membendung tanggul yang jebol karena arus air cukup deras,” ungkap dia.
Untuk menekan tanggultanggul lain yang berpotensi jebol, PSDA Tamben Indramayu menyiapkan karung-karung penahan. Suwendi juga berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman banjir susulan mengingat curah hujan masih cukup tinggi di kawasan itu.
Tomi indra
(ftr)