Konsumsi Narkoba dan Miliki Dolar Palsu, Perwira TNI Ditangkap
A
A
A
JAKARTA - Perwira TNI AL Mayor Zaid Djoko Utomo ditangkap bersama dua temannya, I Made Gede dan Ketut Srianing, karena menggunakan narkoba dan kepemilikan dolar palsu atau black dollar .
Penangkapan kasus ini berawal dari informasi yang menyatakan seorang perwira TNI AL terlibat dalam jaringan narkoba. TNI AL membentuk satu tim di bawah Detasemen Intel Armada Barat (Denintelarmabar) dan memantau aktivitas Mayor Zaid di Jalan Pulau Sumbu 1 No 4, Kompleks TNI AL Sunter, Jakarta Utara.
Selanjutnya, tim Denintelarmabar mengetahui aktivitas mencurigakan di kediaman Zaid yang sehari-harinya bertugas di satuan kapal amfibi. Bersama dengan anggota POM AL III, pada Rabu (4/3) tim menggerebek rumah tersebut dan mendapati seorang pria bersama wanita di lantai satu.
Sedangkan Zaid berada di lantai dua. ”Setelah digedor pintunya dan tim menunjukkan surat panggilan, yang bersangkutan keluar untuk dimintai keterangan. Kemudian dibawa ke Mako Koarmabar untuk dites urine. Hasilnya positif memakai sabu,” kata Komandan Satgas Operasi Khusus TNI AL Kolonel S Irawan saat penyerahan barang bukti ke Mabes Polri di POM AL Kelapa Gading, Jakarta Utara, kemarin.
Dari hasil pemeriksaan, Zaid mengaku menyimpan puluhan ribu dolar palsu titipan I Made Gede. Uang tersebut biasanya digunakan untuk penipuan. Tim meringkus I Made Gede dan Ketut Srianing di rumahnya yang berada di Denpasar, Bali. Made ditangkap pada 6 Maret, sedangkan Ketut dibawa ke Jakarta pada 12 Maret.
”Tiga kotak yang ditemukan di rumah Zaid sebanyak 69.000 lembar pecahan 100 dolar. Sedangkan dari rumah Ketut ditemukan dua kotak kosong diduga tempat penyimpanan uang dan satu mesin alat penghitung uang,” katanya.
Menurut dia, karena dua tersangka adalah sipil, pihaknya menyerahkan ke Polri untuk ditindaklanjuti, termasuk barang bukti berupa lima kotak, satu mesin, dan uang palsu senilai 69.000 lembar pecahan 100 dolar atau sekitar Rp9 miliar, sabu, alat suntikan, serta alat isap sabu.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan tidak akan memberi toleransi bila ada prajuritnya yang terlibat kasus narkoba sebab tindakan tersebut pelanggaran berat. ”Risikonya sudah sangat jelas yaitu dipecat,” ucapnya.
Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya bakal mengembangkan kasus ini. Karena ada anggota TNI yang terlibat, pemeriksaan dilakukan oleh POM AL TNI. ”Serah terima barang bukti ini harus dirinci berapa lembar. Berita acara di antaranya penyitaan dan penangkapan.
Itu yang harus diteliti karena melibatkan TNI, penyidikannya dilakukan POM TNI. Kalau orang sipil, harus disidik di kepolisian,” ungkapnya. Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso berjanji akan menindaklanjuti pelimpahan kasus dolar palsu dan narkoba. Dia menduga pelaku diperkirakan lebih dari dua.
”Pelaku dari TNI akan ditangani POM TNI. Dari sipil sudah diamankan dua orang nanti penyelidikan dan penyidikan akan terus dikembangkan. Kan biasanya sindikat melibatkan banyak orang,” katanya. Dalam acara serah terima barang bukti tersebut dihadiri Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya, Wakasal Laksda TNI Widodo, Komandan Pusat Polisi Militer AL (Danpuspomal) Brigjen TNI (Mar) Gunung Heru, dan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Kombes Pol Viktor Edison Simanjuntak.
sucipto/ yan yusuf
Penangkapan kasus ini berawal dari informasi yang menyatakan seorang perwira TNI AL terlibat dalam jaringan narkoba. TNI AL membentuk satu tim di bawah Detasemen Intel Armada Barat (Denintelarmabar) dan memantau aktivitas Mayor Zaid di Jalan Pulau Sumbu 1 No 4, Kompleks TNI AL Sunter, Jakarta Utara.
Selanjutnya, tim Denintelarmabar mengetahui aktivitas mencurigakan di kediaman Zaid yang sehari-harinya bertugas di satuan kapal amfibi. Bersama dengan anggota POM AL III, pada Rabu (4/3) tim menggerebek rumah tersebut dan mendapati seorang pria bersama wanita di lantai satu.
Sedangkan Zaid berada di lantai dua. ”Setelah digedor pintunya dan tim menunjukkan surat panggilan, yang bersangkutan keluar untuk dimintai keterangan. Kemudian dibawa ke Mako Koarmabar untuk dites urine. Hasilnya positif memakai sabu,” kata Komandan Satgas Operasi Khusus TNI AL Kolonel S Irawan saat penyerahan barang bukti ke Mabes Polri di POM AL Kelapa Gading, Jakarta Utara, kemarin.
Dari hasil pemeriksaan, Zaid mengaku menyimpan puluhan ribu dolar palsu titipan I Made Gede. Uang tersebut biasanya digunakan untuk penipuan. Tim meringkus I Made Gede dan Ketut Srianing di rumahnya yang berada di Denpasar, Bali. Made ditangkap pada 6 Maret, sedangkan Ketut dibawa ke Jakarta pada 12 Maret.
”Tiga kotak yang ditemukan di rumah Zaid sebanyak 69.000 lembar pecahan 100 dolar. Sedangkan dari rumah Ketut ditemukan dua kotak kosong diduga tempat penyimpanan uang dan satu mesin alat penghitung uang,” katanya.
Menurut dia, karena dua tersangka adalah sipil, pihaknya menyerahkan ke Polri untuk ditindaklanjuti, termasuk barang bukti berupa lima kotak, satu mesin, dan uang palsu senilai 69.000 lembar pecahan 100 dolar atau sekitar Rp9 miliar, sabu, alat suntikan, serta alat isap sabu.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan tidak akan memberi toleransi bila ada prajuritnya yang terlibat kasus narkoba sebab tindakan tersebut pelanggaran berat. ”Risikonya sudah sangat jelas yaitu dipecat,” ucapnya.
Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya bakal mengembangkan kasus ini. Karena ada anggota TNI yang terlibat, pemeriksaan dilakukan oleh POM AL TNI. ”Serah terima barang bukti ini harus dirinci berapa lembar. Berita acara di antaranya penyitaan dan penangkapan.
Itu yang harus diteliti karena melibatkan TNI, penyidikannya dilakukan POM TNI. Kalau orang sipil, harus disidik di kepolisian,” ungkapnya. Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso berjanji akan menindaklanjuti pelimpahan kasus dolar palsu dan narkoba. Dia menduga pelaku diperkirakan lebih dari dua.
”Pelaku dari TNI akan ditangani POM TNI. Dari sipil sudah diamankan dua orang nanti penyelidikan dan penyidikan akan terus dikembangkan. Kan biasanya sindikat melibatkan banyak orang,” katanya. Dalam acara serah terima barang bukti tersebut dihadiri Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya, Wakasal Laksda TNI Widodo, Komandan Pusat Polisi Militer AL (Danpuspomal) Brigjen TNI (Mar) Gunung Heru, dan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Kombes Pol Viktor Edison Simanjuntak.
sucipto/ yan yusuf
(bbg)