Dubes AS untuk Korsel Diserang

Jum'at, 06 Maret 2015 - 11:42 WIB
Dubes AS untuk Korsel Diserang
Dubes AS untuk Korsel Diserang
A A A
SEOUL - Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Korea Selatan (Korsel) Mark Lippert terpaksa mendapat 80 jahitan di wajahnya, setelah diserang menggunakan pisau oleh seorang pria di Seoul kemarin. Kondisi Lippert kini sudah stabil, namun masih harus menjalani perawatan di rumah sakit hingga empat hari ke depan.

Tragedi ini bermula saat Lippert menghadiri acara yang digelar Dewan Korea untuk Rekonsiliasi dan Kerja Sama. Lippert yang ketika itu tengah memberikan pidato tiba-tiba diserang dari arah kanan oleh pria berusia paruh baya yang diidentifikasi bernama Kim Ki-jong. Pria berusia 55 tahun itu menyerang area wajah dan tangan Lippert menggunakan pisau sepanjang 10 inci sembari meneriakkan kata-kata anti-AS.

Lippert mengalami luka dari bagian tulang pipi kanan ke rahang bawah dengan panjang sekitar 4 inci dan kedalaman satu inci. Beruntung, menurut penuturan dr Jung Nam-shik dari Rumah Sakit Yonsei Severance, tidak ada kerusakan pada saraf wajah. Nam-shik menjelaskan, Lippert juga menderita lima luka di lengan kiri, namun tidak mengalami kerusakan permanen pada fungsi lengannya.

Menurut Kepala Polisi Yoon Myung-seon, Ki-jong adalah satu dari 181 anggota dewan yang hadir dalam acara tersebut. Ki-jong diduga sudah merancang penyerangan ini sebab pisau yang digunakan untuk menyerang diketahui dia bawa dari rumah. Seon menjelaskan, penyerangan tersebut lolos dari pengawasan polisi sebab Kedutaan Besar AS tidak meminta penyediaan keamanan untuk acara tersebut.

Kepolisian setempat hanya mengirim tiga perwira polisi yang ditugaskan di acara ini. Setelah tragedi berdarah tersebut, polisi langsung mengirim 15 polisi bantuan. “Ketika orang itu melompat ke arah Duta Besar (Mark Lippert), saya berdiri dan melompat pada pria itu dan menjatuhkannya ke tanah. Saya menekan dia agar terus berada di lantai kemudian orang lain datang untuk menahannya,” ungkap saksi mata Jang Yoon-seok kepada CNN.

Polisi mengungkapkan, motif serangan ini adalah keinginan Ki-jong mengakhiri latihan militer gabungan Korea Selatan-AS. Ini bukanlah kali pertama Ki-jong melakukan serangan terhadap seorang dubes. Pada 2010 silam, dia juga menyerang dubes Jepang untuk Korea Selatan dengan melemparkan sepotong beton. Akibat tindakan ini, Ki-jong harus mendekam di jeruji besi selama dua tahun.

Pasca penyerangan terhadap Lippert, pemerintah Korea Selatan mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan Lippert yang kini masih berada di rumah sakit. Presiden Korsel Park Geunhye mengutuk keras insiden ini. “Kejadian ini bukan hanya serangan fisik terhadap dubes AS saja, namun juga serangan terhadap aliansi Korsel-AS dan tidak pernah bisa ditoleransi,” ucap Geun-hye.

Lippert adalah teman lama dan orang kepercayaan Presiden Barack Obama. Dia menjadi anggota lingkaran dalam Obama sejak Obama masih menjabat sebagai senator. Tak ayal, setelah serangan ini Obama langsung menghubungi Lippert di Seoul dan berdoa untuk keselamatan dia dan keluarga.

Tak hanya memancing perhatian Presiden AS dan Korsel, serangan terhadap Lippert juga membuat Korea Utara (Korut) angkat bicara. “Itu adalah serangan pisau keadilan dan jadi hukuman paling tepat untuk penghasut perang. Serangan ini juga mencerminkan adanya sentimen anti-AS di Korea Selatan,” bunyi pernyataan Kantor Berita Resmi Korut, KCNA.

Sebelumnya, Korut meluncurkan dua roket jarak pendek yang diduga misil balistik tipe Scud ke Laut Timur. Peluncuran roket tersebut diduga sebagai bentuk protes terhadap latihan militer gabungan Korsel-AS. Korut melepaskan dua misil jarak pendek dengan daya jelajah mencapai 490 kilometer menuju Laut Timur dari kota pelabuhan barat Nampo. Beberapa hari sebelumnya, Korut meminta Korsel untuk membatalkan latihan tersebut.

Namun, seperti tahun lalu, Korsel tidak mengindahkan imbauan tersebut. Sampai sekarang dua negara masih bersitegang sejak Perang Korea pada Juni 1950-Juli 1953. Berdasarkan laporan Dailynk, sekitar 8.600 tentara AS dan 100.000 tentara Korsel mengikuti latihan penerapan rencana bersama dalam melawan provokasi Korut. Sekitar 3.700 tentara AS dan lebih dari 200.000 tentara Korsel lain mengikuti pelatihan persiapan dalam melindungi fasilitas utama negara.

Namun, sebelum pelatihan itu dimulai, Korut kembali mengeluarkan protes. Militer Korut mengeluarkan peringatan kepada Korsel agar mencabut agenda tersebut. “Latihan militer gabungan Korsel- AS secara terang-terangan mengganggu kedaulatan dan martabat Korut serta menjadi histeria perang tak termaafkan dari pasukan musuh yang tidak jujur,” bunyi siaran pers militer Korut belum lama ini.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7306 seconds (0.1#10.140)