Nasib Petani di Negeri Agraris

Senin, 02 Maret 2015 - 10:12 WIB
Nasib Petani di Negeri...
Nasib Petani di Negeri Agraris
A A A
Muhammad Aufal Fresky
Mahasiswa Jurusan Studi Ekonomi Pembangunan, Anggota Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) LPM Mercusuar Unair. UNAIR Surabaya


Tanah air ku aman dan makmur Pulau kelapa yang amat subur Pulau melati pujaan bangsa Sejak dulu kala

Untaian lirik lagu di atas merupakan petikan dari sebuah lagu karangan Ismail Marzuki yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa .

Lagu tersebut menggambarkan betapa indahnya kekayaan alam Indonesia. Patut kiranya kita mensyukuri nikmat sebagai negeri agraris ini. Negeri agraris mempunyai pengertian yaitu sebuah negeri yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Atau bisa juga diartikan mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Perlu untuk diketahui bahwa peran petani sangat besar dalam perekonomian sebuah bangsa.

Selain sebagai penyedia pangan, petani berperan sebagai aktor dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional di sektor pertanian. Menurut Sumodiningrat (2000), peran sektor pertanian bisa dilihat dari beberapa indikator, antara lain sebagai berikut; a) pertanian merupakan penghasil makanan pokok penduduk, b) komoditas pertanian sebagai penentu stabilitas harga karena harga produk pertanian memiliki bobot yang besar dalam indeks harga konsumen, c) akselerasi pembangunan pertanian sangat penting untuk mendorong ekspor dan mengurangi impor, d) komoditas pertanian merupakan bahan baku industri manufaktur pertanian.

Semua indikator tersebut tidak akan terlepas dari sepak terjang petani sebagai aktor yang terjun langsung di bidang pertanian. Mengingat betapa berharganya jasa petani, alangkah lebih baiknya kita kembali meninjau bagaimana nasib petani Indonesia sekarang. Apakah kesejahteraan para petani benar-benar di perhatikan oleh pemerintah. Atau sebaliknya pemerintah hanya sibuk mengurusi perkembangan industri nasional dan mengabaikan nasib para petani.

Kesejahteraan petani perlu menjadi fokus perhatian para pemangku kebijakan agar keputusan yang diambil berpihak kepada para petani. Jangan sampai pemerintah hanya menjadi perpanjangan tangan para kapitalis yang arogan dalam berbisnis sehingga merugikan petani, semisal dalam masalah pengalihan lahan menjadi pusat perbelanjaan. Membela petani adalah salah satu bentuk kepedulian dan perjuangan mengangkat harkat dan martabat masyarakat Indonesia.

Sekali lagi kita perlu memahami bahwa sebenarnya petani Indonesia adalah pejuang di bidang perekonomian. Nasib petani Indonesia adalah tanggung jawab kita semua. Perlu perencanaan serta agenda yang terarah dan terukur dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia, semisal pemberian subsidi. Saya yakin pertanian nasional akan semakin berkembang.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1057 seconds (0.1#10.140)