Smart Home Futuristik Segera Jadi Kenyataan

Minggu, 01 Maret 2015 - 11:42 WIB
Smart Home Futuristik Segera Jadi Kenyataan
Smart Home Futuristik Segera Jadi Kenyataan
A A A
Perkembangan teknologi yang semakin canggih mendorong para pengembang properti menciptakan rumah cerdas (smart home). Beragam perusahaan pun menawarkan teknologinya untuk mewujudkan smart home bagi para penghuninya.

Rumah cerdas ini pun mampu mengetahui pola gaya hidup pemiliknya. Misalnya, pemilik rumah akan disambut dengan lampu yang dapat menyala sendiri saat tiba. Atau mesin kopi yang segera menyala saat para penghuni rumah bangun.

Beberapa perusahaan yang telah mengembangkan teknologi ini ialah Samsung dan Honda. Mereka menggandeng beberapa perusahaan properti untuk mewujudkan smart home bagi konsumen. Misalnya Qingjian Realty (South Pacific) Group dan Samsung Asia bekerja sama untuk mengintegrasikan teknologi dalam pengembangan properti di Singapura. Proyek pertama kerja sama tersebut ialah kondominiumeksekutifyang akan diluncurkan di Sembawang tahun depan.

Meski demikian, karena keterbatasan teknologi yang masih ada sekarang, fokus awal ialah menyediakan infrastruktur untuk teknologi yang ada saat ini. Di antaranya mesin cuci dan vacuum cleaner yang dapat dioperasikan dari jarak jauh menggunakan perangkat mobile . Kolaborasi ini juga akan menguntungkan sejumlah pemilik properti. Para pemilik hunian di Waterbay EC, Riversound Residence, dan River Isles juga dapat membeli perangkat Samsung dengan harga khusus.

“Kolaborasi ini terjadi secara alami. Samsung dan Qingjian berkomitmen menuju inisiatif smart nation dan kami berupaya memulai di jantung semua bangsa dengan rakyat dan rumahnya,” kata General Manager Enterprise Business untuk Samsung Asia, Andy Sim, seperti dikutip kantor berita AFP . Kepala Sales dan Marketing Qingjian Realty (South Pacific), Donald Ng, menambahkan, “Teknologi mungkin tidak sepenuhnya siap sekarang untuk integrasi tanpa batas, tapi tidak ada yang mustahil dengan teknologi.

Kami yakin upaya bersama menuju smart nation dan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan elektronik konsumen dapat menjadikan ini kenyataan.” Smart home merupakan konsep baru yang memiliki nilai jual di pasar properti. Direktur Eksekutif Riset dan Konsultansi SLP International Property Consultants Nicholas Mak menambahkan, “Saya kira ini memiliki poin penjualan yang bagus.

Ini sangat berguna khususnya bagi para pekerja yang sibuk atau yang tidak memiliki pembantu rumah tangga untuk menjadikan kehidupan mereka lebih baik.” Eksekutif di ERA Eugene Lim menilai ide smart home sudah muncul sekitar satu dekade silam. Kendati demikian, karena biaya teknologinya semakin murah, rumah semacam itu saat ini menjadi kenyataan. Meski demikian, para analis menilai smart home akan berada di level premium di atas unit reguler.

Qingjian hingga saat ini belum memberikan perkiraan harga mengenai properti yang menerapkan konsep smart home tersebut. Semua itu juga tergantung pada kondisi pasar properti saat waktu peluncuran. Konsep smart home juga kian marak di Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir.

Strategy Analytics memperkirakan pendapatan dari pasar smart home AS melebihi USD48 miliar pada 2014 dan akan meningkat menjadi USD115 miliar pada 2019. Jumlah tersebut tentu sangat fantastis dan menggiurkan. Apalagi peningkatan pendapatannya terjadi dengan cepat dalam waktu singkat.

Kendati demikian, kita sebenarnya tidak perlu terkejut. Tahun ini smart home dan internet merupakan dua konsep yang sangat terkait. Konsep Internet of Things yang diusung dalam smart home juga berarti menjadikan semua perangkat di rumah dapat terhubung dan terkoneksi. Menurut survei smart home yang dilakukan pada Juli tahun lalu oleh Harris Poll, sebanyak 52% responden merasa bahwa memiliki smart home merupakan sesuatu yang penting bagi mereka.

Jajak pendapat itu dilakukan terhadap lebih dari 2.000 orang dewasa di AS. Mereka menilai ada tiga keuntungan utama jika memiliki peralatan rumah yang terkoneksi dengan internet. Sebanyak 62% warga AS menempatkan keamanan dan pengawasan rumah sebagai keuntungan terbesar jika memiliki smart home . Alasan lain ialah memangkas biaya yang didukung oleh 40% responden. Sebanyak 35% menempatkan kenyamanan sebagai alasan memiliki smart home .

Selain Samsung, American Honda juga meluncurkan Honda Smart Home US pada Maret 2014 di Kampus West Village, University of California, Davis. Rumah hemat energi ini mampu memproduksi listrik sendiri dari sumber daya terbarukan untuk memenuhi semua kebutuhan listriknya, termasuk listrik untuk mobil Honda Fit EV yang digunakan sehari-hari.

Listrik yang dihasilkan dari panel surya 9,5 kilowatt yang dipasang di atap rumah didistribusikan melalui sistem manajemen energi rumah Honda (HEMS) ke berbagai sistem perangkat keras (hardwaIre) dan perangkat lunak (software ) yang memonitor, mengontrol, dan memaksimalkan konsumsi listrik, yang secara otomatis merespons sinyal dan menyediakan berbagai layanan di rumah pintar tersebut.

Di halaman belakang Honda Smart Home, ada delapan lubang sedalam 20 kaki memungkinkan pompa sumber panas memanfaatkan panas bumi yang relatif stabil untuk memberikan kehangatan dan pendinginan sekaligus melalui lantai dan fentilasi rumah. Penggunaan lampu LED di rumah itu membuat penggunaan listrik lima kali lebih hemat dibandingkan lampu biasa.

Desain lampu juga mampu mendukung kesehatan dan kenyamanan penghuninya. Bahan alami yang disebut pozzolan dimasukkan di beton rumah Honda Smart Home untuk menggantikan setengah kebutuhan semen. Penggunaan beton dan baja juga dikurangi dengan sistem kabel baja.

Honda Smart Home didesain sangat hemat energi dengan memperhitungkan kondisi cuaca setempat, arah matahari, dan dinding luar rumah. Jendela rumah yang menghadap selatan mampu dioptimalkan untuk mengatur panas dan dingin ruangan, adapun jendela yang menghadap utara dapat memaksimalkan lampu alami dan ventilasi. Penggunaan dinding ganda, bahan atap dingin, dan beton yang sepenuhnya terisolasi mampu meningkatkan efisiensi energi di rumah tersebut.

Bahan baku rumah yang ramah lingkungan juga digunakan dalam seluruh proses konstruksi. Semua kayu yang digunakan dalam proses konstruksi juga dipanen dari hutan yang mendapat sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC). Sebanyak 96% sampah konstruksi, termasuk plastik, bata, kayu, semuanya didaur ulang.

Syarifudin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7029 seconds (0.1#10.140)