Dukungan Masih Cair hingga Kongres

Jum'at, 27 Februari 2015 - 11:26 WIB
Dukungan Masih Cair...
Dukungan Masih Cair hingga Kongres
A A A
JAKARTA - Kubu Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan sama-sama mengklaim meraih dukungan mayoritas DPW dan DPD menjelang pelaksanaan kongres Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun, sejauh ini dukungan pemilik suara dinilai masih cair dan bisa berubah pada dua hari terakhir sebelum kongres dibuka. “Masih tersisa dua hari tiga malam, kalau ada badai kuat (peta dukungan) masih bisa berubah,” ujar peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes dalam acara pemaparan hasil Sensus Nasional Partai Politik di Jakarta, kemarin. .

Meski demikian, kondisi terakhir menurut sensus CSIS Hatta masih diunggulkan akan memenangi pertarungan jika pemilihan berlangsung secara voting. CSISmelakukan tanya jawab terhadap ketua DPD dan DPW PAN se-Indonesia. Hatta terutama unggul dukungan di tingkat kabupaten/kota atau DPD. Dari total 484 ketua DPD PAN, 42,27% menyatakan memilih Hatta Rajasa. Adapun yang mendukung Zulkifli 38,64%, dansisanya memilihnama-nama kader lain. Namun, untuk dukungan DPW, jumlah provinsi yang mendukung Hatta dan Zulkifli berimbang.

“Dari pimpinan PAN di 26 provinsi, Hatta dan Zulkifli sama-sama memperoleh dukungan dari 13 provinsi. Sedangkan beberapa provinsi sisanya menyatakan tidak tahu,” ujar Arya. Meski Hatta terlihat unggul di tingkat DPD, Arya menegaskan itu hanya peta yang bersifat sementara. Pertarungan masih akan berlangsung dalam dua hari menjelang kongres yang berlangsung di Bali pada 28 Februari-2 Maret.

Selain nama Hatta dan Zulkifli, sebagian DPW dan DPD menyatakan dukungannya untuk calon lain, yakni Dradjad Wibowo 2,27%, Taufik Kurniawan 0,62%, dan terakhir Viva Yoga Mauladi 0,41%. “Suara Dradjad apakah akan ke Pak Hatta atau ke Pak Zul itu juga akan menentukan,” jelas Arya. Ketua DPP PAN sekaligus tim sukses Hatta, Bima Arya Sugiarto, mengatakan, meskipun persaingan kandidat ketat, dia sangat percaya kongres akan damai dan tidak terjadi perpecahan.

Menurutnya, tidak ada kader PAN yang tidak menghormati pendiri partai Amien Rais. Meskipun Amien mendukung Zulkifli Hasan, dia menilai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN tersebut memberikan ruang terbuka untuk berbeda. Dia percaya tidak akan ada pemaksaan kongres berakhir aklamasi.

“Kita percaya, Kongres Bali juga arahnya akan ke sana. Kita semua akan menikmati voting yang terbuka, karena PAN diisi oleh kaderkader yang sangat rasional,” ujarnya. Wakil Sekjen DPP PAN yang juga tim sukses Hatta, Sulistyowati mengatakan, hingga pagi kemarinpendukungHattasudah hadir di Bali. Bahkan, mereka ditempatkan pada lokasi yang sama demi menjaga kekompakan.

“Kami sudah bersama 315 pemilik suara. Itu posisi pagi tadi (kemarin). Ini bukan klaim, pemilik suara ini hadir secara fisik bersama kami dengan membawa SK masing-masing,” ujarnya. Dia mengakui perubahan dukungan memang akan terus terjadi hingga hari pemilihan. Namun, penyimpangan tidak akan jauh sehingga dia yakin kubunya akan menang.

Diketahui, kongres PAN akan memperebutkan 592 suara. Namun, hasil sensus CSIS maupun klaim dukungan kubu Hattatersebutditanggapidingin kubu Zulkifli Hasan. Ketua DPP PAN sekaligus tim sukses Zulkifli, Viva Yoga Mauladi mengatakan, pihaknya tidak terpengaruh dengan hasil sensus dan tetap optimistis menghadapi kongres. Menurutnya, pemilik suara merupakan para pelaku politik yang tidak akan terpengaruh pada hasil sensus.

“Insya Allah kalau Tuhan mengizinkan. Nanti tinggal dilihat implementasinya di lapangan seperti apa,” ujar Wakil Ketua Steering Committee (SC) Kongres PAN ini kemarin. Lagi pula, lanjutnya, sensus CSIS dilaksanakan pada 16-19 Februari sehingga itu tidak memotret pergerakan dan dinamika di internal PAN pada 20 Februari ke atas. Padahal, perubahan atau pergerakan dukungan justru memungkinkan terjadi di situ.

“Kongres adalah proses politik, perubahan dan dinamika berjalan sangat cepat,” jelasnya. Di sisi lain, Kepala Departemen Politik CSIS Philips J Vermonte mengatakan, ada beberapa pekerjaan rumah ketua umum PAN terpilih nanti yakni masalah kelembagaan infrastruktur partai yang masih lemah. Salah satu yang tampak adalah kepemilikan kantor partai masih sedikit.

“Ini menyedihkan untuk partai yang sudah cukup lama berdiri. Jadi kantor selama ini tergantung pada rumah atau rukonya elite, jadi tergantung pada pemilik modal,” jelas Philips di kesempatan sama. Untuk biaya operasional partai, lanjutnya, PAN harus memikirkan bagaimana agar partai tidak mengandalkan sumbangan dari APBN yang sangat sedikit.

“Tantangan PAN adalah pembangunan infrastruktur partai yang lambat. Padahal partai ini lahirdengan semangat modern,” ujarnya.

Kiswondari
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)