Kelompok Bersenjata Culik 30 Warga Syiah

Rabu, 25 Februari 2015 - 13:25 WIB
Kelompok Bersenjata Culik 30 Warga Syiah
Kelompok Bersenjata Culik 30 Warga Syiah
A A A
KANDAHAR - Gerombolan bersenjata tak dikenal menculik 30 penganut Islam Syiah yang sedang melakukan perjalanan dengan menggunakan dua bus di Provinsi Zabul, Afghanistan, kemarin malam waktu setempat. Sampai kemarin nasib 30 orang tersebut tidak diketahui.

Kepolisian setempat masih menyelidiki keberadaan para korban. Wakil Kepala Polisi Provinsi Zabul Ghulum Jilani Sakhi mengatakan, pihaknya akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan saksi untuk bantuan penyelidikan. Menurut polisi, 30 orang tersebut berada dalam dua bus yang terpisah, namun melaju dalam jarak yang relatif dekat saat akan menuju ibu kota Kabul.

Sopir bus, kaum perempuan, dan anak-anak yang saat kejadian ada di dalam dua bus tidak ikut menjadi korban penculikan gerombolan berseragam tentara Afghanistan itu. Berdasarkan hasil awal penyelidikan, para penumpang yang diculik merupakan keturunan etnik minoritas Hazaras, yang sebagian besar keturunannya dikenal sebagai penganut Syiah.

Seperti di belahan Timur Tengah yang lain, Syiah di Afghanistanseringmenjadikorban bulan-bulanan kelompok Sunni. Menurut kebanyakan para pemuka agama kedua belah pihak, salah satu akar perkara yang paling sering memicu perselisihan yaitu ada perbedaan dalam kalimat syahadat.

Afghanistan, yang dihuni mayoritas penganut Sunni, sering dilaporkan melakukan diskriminasi terhadap penganut Syiah, bahkan beberapa tewas dibunuh. Pada era 1990-an atau sejak Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan, nasib Syiah etnik Hazaras berada di ujung tanduk. Mereka dirundung ketakutan karena sering menjadi korban kekerasan. Pemerintah Afghanistan yang berusaha merebut kembali wilayah kekuasaan dari Taliban juga tidak berkutik.

Situasi di Afghanistan sejak tahun 2000-an memburuk setelah pasukan internasional Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memasuki Afghanistan. Keamanan justru menjadi rentan karena intensitas teror dari kelompok pemberontak meningkat secara signifikan. Meski penganut Syiah saat itu jarang menjadi sasaran kelompok pemberontak, mereka tetap tidak meraih apa yang mereka harapkan.

Kenyataannya, sebagian besar dari mereka tetap mendapatkan perlakuan diskriminatif dari kelompok Sunni. Sebagai warga Afghanistan, mereka meminta ada persamaan hak. Kisah itu kini kembali diperpanjang dengan ancaman teror. Kekhawatiran kembali meningkat seiring ada penculikan penganut Syiah. Menurut Nasir Ahmad, salah satu manajer agen bus, kelompok bersenjata itu meminta dan memeriksa dokumen para penumpang sebelum akhirnya melakukanpenculikan.

”Para penumpang dipaksa meninggalkan bus setelah dokumen yang diperiksa menunjukkan mereka berasal dari etnik Hazaras. Demikian hasil keterangan para penumpang yang berhasil selamat. Saat itu sopir kami terpaksa berhenti karena kelompok itu bersenjata dan berseragam,” ungkap Ahmad, dikutip Reuters . Taliban belum memberikan komentar mengenai peristiwa ini.

Namun, pada Juli tahun lalu kasus pemberhentian kendaraan yang ditumpangi penganut Syiah juga pernah terjadi di Provinsi Ghor, Afghanistan. Saat itu 14 penumpang yang berasal dari etnik Hazaras dari dua minibus ditembak mati kelompok bersenjata. Hampir 200 penganut Syiah keturunan Hazaras tewas pada awal 2013 dalam dua serangkaian serangan di Kota Quetta, ibu kota Provinsi Baluchistan, Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan Selatan.

Sejak akhir Desember tahun lalu, NATO pimpinan AS mengakhiri intervensi militer di Afghanistan. Semua pasukan dipulangkan secara bertahap setelah lebih dari satu dekade berperang melawan Taliban. NATO pimpinan AS gagal mengalahkan Taliban yang sekaligus gagal menciptakan perdamaian di Afghanistan.

Tahun lalu angka kematian dan luka-luka yang dialami warga sipil akibat perang naik 22% dari 2013. Situasi di Afghanistan tidak berbeda jauh dengan di Suriah. Selain jumlah korban jiwa mencapai ratusan, kasus penculikan oleh kelompok pemberontak juga masih sering terjadi.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5463 seconds (0.1#10.140)