Hukum Lemah, Warga Bakar Begal Motor

Rabu, 25 Februari 2015 - 11:24 WIB
Hukum Lemah, Warga Bakar...
Hukum Lemah, Warga Bakar Begal Motor
A A A
TANGERANG SELATAN - Rentetan aksi beringas komplotan begal sepeda motor membuat amarah warga tak tertahankan. Seorang pelaku yang tertangkap saat beraksi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, dini hari kemarin dibakar hidup-hidup hingga tewas.

Polisi diminta merespons cepat kasus ini agar tindakan main hakim sendiri tidak menjalar. Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menuturkan, kejahatan perampasan sepeda motor sudah demikian meresahkan masyarakat. Jika polisi tak bertindak, warga akan menggunakan cara-cara sendiri untuk memberangus kejahatan itu.

”Tindakan warga menghakimi pelaku mengindikasikan penegakan hukum lemah dan ketidakpercayaan terhadap kepolisian. Aparat penegak hukum dianggap tidak bisa lagi menjaga keamanan lingkungan mereka,” kata dia di Jakarta kemarin. Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto menilai tindakan warga merupakan akumulasi dari rasa geram atas kejahatan begal motor yang terus berulang.

Di sisi lain, penanganan kasus itu dinilai belum optimal. Akibatnya, masyarakat menjatuhkan vonis sendiri. ”Mereka ingin membuat efek jera pada pelaku dengan harapan tidak akan terjadi aksi serupa di lain waktu,” kata Yogo. Seorang pelaku komplotan begal motor menemui ajal di tangan warga sekitar pukul 02.00 WIB kemarin. Tubuh remaja itu hangus terbakar sehingga sulit dikenali. Polisi mengaku belum mendapatkan titik terang identitas bandit jalanan itu.

”Seharusnya warga tidak main hakim sendiri karena melanggar hukum. Pada akhirnya kami juga kesulitan mengusut pelaku dan membongkar jaringannya,” kata Kanit Reserse Kriminal Polsek Pondok Aren Iptu Agung S Aji. Dia menuturkan, sementara ini penyidik memburu para pelaku lain berdasar olah tempat kejadian perkara dan keterangan saksi-saksi.

”Ada informasi pelaku lain kabur ke arah Pondok Randji. Petugas langsung melakukan pengejaran,” ujar dia. Aksi begal motor terjadi di Jalan Masjid Baiturohim RT 03/ 03 Kelurahan Pondok Karya, Pondok Aren. Empat pelaku menggunakan sepeda motor tiba-tiba memepet Wahyu Hidayat, warga setempat, yang mengendarai Honda Beat B 6878 WHO dengan memboncengkan Sri Astriani.

Mengetahui jadi sasaran kejahatan, Wahyu berusaha menghindar. Namun pelaku terus mengejar. Salah satu dari mereka mengeluarkan samurai dan memaksa Wahyu untuk menyerahkan motor. Sadisnya, dia juga menyabetkan senjata tajam itu. Sri yang berada di jok belakang refleks menahan sabetan itu sehingga tangannya terluka parah. ”Karena melawan, kami terjatuh,” kata Sri.

Tak hanya mereka, salah satu dari empat pelaku itu juga jatuh. Saat itulah Sri berteriak meminta pertolongan. Mendengar teriakan tersebut, warga berdatangan dan memburu pelaku. Adapun si pelaku kabur dan sempat memanjat atap rumah warga. Nahas, asbes yang diinjaknya ambrol.

Pelaku yang ditengarai masih seumuran anak SMP itu akhirnya diseret keluar. Warga yang mengamuk segera menghajar remaja itu. Seakan tak puas, warga kemudian mengalungkan ban bekas ke leher pelaku kemudian membakarnya. Pelaku tewas dengan kondisi tubuh hangus dan beberapa luka lebam.

Kelompok Lampung

Aksi komplotan begal motor di Pondok Aren menambah panjang daftar kejahatan jalanan itu dalam sebulan terakhir. Di beberapa tempat, aksi mereka sangat sadis. Para bromocorah ini tak segan-segan menghabisi nyawa korbannya. Ini seperti menimpa Bambang Syarif Hidayatullah, 23, yang ditemukan tewas di kawasan Jalan Djuanda-Raya Bogor, Depok, sekitar pukul 01.30 WIB (9/1).

Sepeda motor miliknya, Suzuki Satria Z 5081 PK, dirampas. Hanya berselang dua pekan, keganasan kawanan begal motor kembali memakan korban. Kali ini Abdul Rahman, 26, warga Citayam, tewas dengan luka bacok di punggung dan pinggang kanan. Polisi mengidentifikasi pelaku pembegalan didominasi kelompok Lampung.

Salah satu karakter kelompok ini tak peduli bila harus membunuh para korbannya. Aparat Polda Metro Jaya telah menurunkan tim yang ditugasi memburu para pelaku hingga ke Lampung. ”Kami masih memburu sejumlah pelaku lain ke sana. Mereka ini sering beraksi di Depok dan Tangerang,” kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto.

Salah seorang warga yang menyaksikan penangkapan anggota begal motor di Pondok Aren, Matalih, mendapatkan informasi bahwa pelaku juga berasal dari kelompok Lampung. ”Sebelum dibakar massa, warga sempat mendengar dia dari Lampung,” kata dia. Kriminolog Yogo Tri Hendiarto mengingatkan, aksi main hakim sendiri sebenarnya tidak serta merta berdampak langsung pada pelaku kriminal.

Mereka tetap akan terus melakukan aksinya dengan perhitungan mereka sendiri. ”Crime is always with us. Sepanjang sejarah manusia pasti ada kejahatan. Mungkin diminimalisasi iya, tapi tidak sampai nol,” ungkapnya.

Denny irawan/Helmi syarif/
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0967 seconds (0.1#10.140)