Kematian Sopir Taksi Diduga Motif Asmara
A
A
A
JAKARTA - Polisi masih mendalami dugaan motif asmara di balik tewasnya sopir taksi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sekaligus mengejar pelakunya. Kemungkinan terjalinnya asmara terlarang terkuak setelah polisi menemukan buku tabungan atas nama perempuan berinisial SM yang disebutsebut kekasih gelap korban, Tony Zahar.”
Iya katanya begitu, tapi ini masih kita dalami,” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Indra F Siregar kemarin. Pihaknya berusaha menelusuri siapa SM ini. Latar belakang korban juga tengah digali. Polisi kini telah memeriksa lima saksi yang berada di lingkaran dalam korban antara lain pihak keluarga dan rekan korban.
Polisi juga memeriksa barang milik korban dan ternyata tidak ditemukan adanya pencurian. ” Semuanya lengkap, tidak ada uang korban yang hilang,” ucapnya. Pihak kepolisian juga menelusuri rute perjalanan taksi yang dikemudikan korban. Penyidik merunut perjalanan taksi mulai berangkat dari pul Taksi Express di Jalan Warung Sila, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
”Korban berangkat dari pulnya pukul 23.55 WIB, kemudian menuju wilayah Citayam, Bogor,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul. Berdasarkan data global positioning system (GPS), taksi korban berhenti dan menaikkan penumpang di Stasiun Citayam, Jalan Raya Citayam, Bojong Gede, Bogor, sekitar pukul 00.38 WIB.
”Diperkirakan, penumpangnya lebih dari dua orang, lalu mereka menuju Jakarta. Sampai di tempat kejadian perkara pukul 01.00 WIB dan baru ditemukan pukul 05.30 WIB,” terangnya. Saat ditemukan oleh saksi bernama Janu Sugiantoro, posisi argometer taksi masih menyala atauberjalan.” Jadi, saksimelihat taksi berhenti, di dalamnya ada bercak darah. Kemudian, menghubungi mantan ketua RT, memberi tahu anggota Pokdar dan dilaporkan ke Polsek Pasar Minggu,” kata Martinus.
Kriminolog Universitas Indonesia Yogo Tri Hendiarto mengatakan, jika motif pembunuhan sopir taksi karena diduga asmara terlarang, maka itu bisa dilakukan dengan perencanaan. Pemicunya ada hubungan interpersonal yang kurang baik antara pelaku dan korban. ” Misalnya situasi yang merendahkan pelaku sehingga dia sampai nekat membunuh,” ujarnya.
Seseorang yang sudah memiliki rasa amarah dan dendam bisa terpicu tindakan pembunuhan. Namun tidak semua orang yang bersikap agresif berakhir pada tindakan membunuh. Jika dilakukan secara berencana, pelakunya terlebih dulu melakukan pengintaian terhadap korban sehingga dia mengetahui gerak-gerik korban. ” Pelaku melakukan balas dendam. Ada aksi dan reaksi, ini yang harus diurai,” ucapnya.
Wartawan Bekasi Dianiaya
Wartawan harian lokal di Bekasi, Randy Yasetiawan Progo, 27, mengalami aksi kekerasan di RM Arraunah, Jalan Serma Marzuki, Margajaya, Bekasi Selatan, Kamis (19/2) malam. Randy dikeroyok sejumlah orang yang diduga suruhan politikus PAN Kota Bekasi. Korban menderita luka memar di bagian pipi kiri, lengan kiri, dan pinggang kiri. Korban melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polresta Bekasi Kota.
Pengeroyokan bermula saat Randy dihubungi salah seorang politikus PAN yang mengajaknya bertemu karena masalah pemberitaan yang ditulisnya, yakni soal kepemimpinan DPD PAN Kota Bekasi yang dikeluhkan DPC PAN Bekasi Utara. ” Begitu saya datang di sana sudah ada Ketua DPD II PAN Kota Bekasi Faturahman Daud dan Ketua DPC PAN Bekasi Utara Iriansyah,” ujarnya.
Bahkan, ada tiga orang diduga preman ikut nimbrung. Setelah terlibat percakapan, aksi pemukulan mulai terjadi. Penganiayaan dilakukan oleh orang suruhan keduanya. ” Padahal, saya tulis sesuai fakta dan sudah konfirmasi, tapi malah langsung dipukul,” kata Randy. Selain mengalami pemukulan, korban diancam akan dihabisi jika tidak meminta maaf kepada Faturahman Daud.
Sejumlah wartawan di Bekasi mengecam aksi kekerasan itu. Mereka berunjuk rasa di kantor DPD PAN Kota Bekasi, Jalan Siliwangi, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, untuk meminta keadilan. Kasubbag Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo mengaku sudah menerima laporan dari korban. Pihaknya berjanji akan mengusut kasus tersebut.
helmi syarif/ abdullah m surjaya/ r ratna purnama
Iya katanya begitu, tapi ini masih kita dalami,” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Indra F Siregar kemarin. Pihaknya berusaha menelusuri siapa SM ini. Latar belakang korban juga tengah digali. Polisi kini telah memeriksa lima saksi yang berada di lingkaran dalam korban antara lain pihak keluarga dan rekan korban.
Polisi juga memeriksa barang milik korban dan ternyata tidak ditemukan adanya pencurian. ” Semuanya lengkap, tidak ada uang korban yang hilang,” ucapnya. Pihak kepolisian juga menelusuri rute perjalanan taksi yang dikemudikan korban. Penyidik merunut perjalanan taksi mulai berangkat dari pul Taksi Express di Jalan Warung Sila, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
”Korban berangkat dari pulnya pukul 23.55 WIB, kemudian menuju wilayah Citayam, Bogor,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul. Berdasarkan data global positioning system (GPS), taksi korban berhenti dan menaikkan penumpang di Stasiun Citayam, Jalan Raya Citayam, Bojong Gede, Bogor, sekitar pukul 00.38 WIB.
”Diperkirakan, penumpangnya lebih dari dua orang, lalu mereka menuju Jakarta. Sampai di tempat kejadian perkara pukul 01.00 WIB dan baru ditemukan pukul 05.30 WIB,” terangnya. Saat ditemukan oleh saksi bernama Janu Sugiantoro, posisi argometer taksi masih menyala atauberjalan.” Jadi, saksimelihat taksi berhenti, di dalamnya ada bercak darah. Kemudian, menghubungi mantan ketua RT, memberi tahu anggota Pokdar dan dilaporkan ke Polsek Pasar Minggu,” kata Martinus.
Kriminolog Universitas Indonesia Yogo Tri Hendiarto mengatakan, jika motif pembunuhan sopir taksi karena diduga asmara terlarang, maka itu bisa dilakukan dengan perencanaan. Pemicunya ada hubungan interpersonal yang kurang baik antara pelaku dan korban. ” Misalnya situasi yang merendahkan pelaku sehingga dia sampai nekat membunuh,” ujarnya.
Seseorang yang sudah memiliki rasa amarah dan dendam bisa terpicu tindakan pembunuhan. Namun tidak semua orang yang bersikap agresif berakhir pada tindakan membunuh. Jika dilakukan secara berencana, pelakunya terlebih dulu melakukan pengintaian terhadap korban sehingga dia mengetahui gerak-gerik korban. ” Pelaku melakukan balas dendam. Ada aksi dan reaksi, ini yang harus diurai,” ucapnya.
Wartawan Bekasi Dianiaya
Wartawan harian lokal di Bekasi, Randy Yasetiawan Progo, 27, mengalami aksi kekerasan di RM Arraunah, Jalan Serma Marzuki, Margajaya, Bekasi Selatan, Kamis (19/2) malam. Randy dikeroyok sejumlah orang yang diduga suruhan politikus PAN Kota Bekasi. Korban menderita luka memar di bagian pipi kiri, lengan kiri, dan pinggang kiri. Korban melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polresta Bekasi Kota.
Pengeroyokan bermula saat Randy dihubungi salah seorang politikus PAN yang mengajaknya bertemu karena masalah pemberitaan yang ditulisnya, yakni soal kepemimpinan DPD PAN Kota Bekasi yang dikeluhkan DPC PAN Bekasi Utara. ” Begitu saya datang di sana sudah ada Ketua DPD II PAN Kota Bekasi Faturahman Daud dan Ketua DPC PAN Bekasi Utara Iriansyah,” ujarnya.
Bahkan, ada tiga orang diduga preman ikut nimbrung. Setelah terlibat percakapan, aksi pemukulan mulai terjadi. Penganiayaan dilakukan oleh orang suruhan keduanya. ” Padahal, saya tulis sesuai fakta dan sudah konfirmasi, tapi malah langsung dipukul,” kata Randy. Selain mengalami pemukulan, korban diancam akan dihabisi jika tidak meminta maaf kepada Faturahman Daud.
Sejumlah wartawan di Bekasi mengecam aksi kekerasan itu. Mereka berunjuk rasa di kantor DPD PAN Kota Bekasi, Jalan Siliwangi, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, untuk meminta keadilan. Kasubbag Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo mengaku sudah menerima laporan dari korban. Pihaknya berjanji akan mengusut kasus tersebut.
helmi syarif/ abdullah m surjaya/ r ratna purnama
(bbg)