Lee Wan-koo Terpilih Menjadi PM Korsel
A
A
A
SEOUL - Lee Wan-koo, nominasi perdana menteri (PM) Korea Selatan (Korsel) pilihan Presiden Park Geun-hye, menang tipis dalam penunjukan PM pengganti Chung Hongwong, kemarin.
Namun, pemilihan itu kembali mendapat kritik keras dari beberapa anggota partai oposisi karena Wan-koo dianggap memiliki rapor merah. Park Wan-joo, juru bicara (jubir) Aliansi Politik Baru untuk Demokrasi (NAPD) Korsel, mengatakan, Lee Wan-koo tidak memenuhi kualifikasi.
Faktanya, dia menghadapi serangkaian tuduhan spekulasi properti daratan dan bangunan, plagiarisme, dan korupsi yang juga melibatkan salah satu anak lelakinya pada masa lalu. “Partai Saenuri (partai pemerintah) memenangi pemilihan ini, namun mereka tidak memenangi rakyat,” ujar Wanjoo dalam sebuah siaran pers, dikutip Yonhap.
“Wan-koo mungkin akan menjadi PM vegetatif. Keinginan rakyat dan parlemen tidak bertemu, mengingat kebanyakan warga melihat dia tidak memenuhi kriteria,” sambungnya. Reaksi berbeda dilontarkan juru bicara (jubir) senior Partai Saenuri, Kim Yong-woo.
“Meskipun sidang pleno yang diadakan hari ini (kemarin) disepakati pihak partai pemerintah dan oposisi, ini tetap merupakan hasil yang baik. Kami sekarang harus menepikan ego sektoral dalam urusan negara dan maju bersama,” katanya. Seorang aparat pemerintah juga mengungkapkan nada yang sama.
Secara anonim, dia mengatakan administrasi pemerintah sekarang akan bisa berjalan dengan lancar dalam menyetir arah pembangunan dan perkembangan negara. Maklum, isu mengenai penggantian PM merupakan wacana “perbaikan” yang sudah lama. Sebelumnya Geun-hye menunjuk kandidat PM terbaik pengganti Hong-wong yang mengundurkan diri.
Namun, kandidat yang diajukan Geunhye berbenturan secara politik. Lebih dari delapan bulan, dua kandidat Geun-hye mundur karena ada permasalahan personal. Selama itu pula, Hongwong terpaksa tidak melepas posisinya sebagai PM.
Muh shamil
Namun, pemilihan itu kembali mendapat kritik keras dari beberapa anggota partai oposisi karena Wan-koo dianggap memiliki rapor merah. Park Wan-joo, juru bicara (jubir) Aliansi Politik Baru untuk Demokrasi (NAPD) Korsel, mengatakan, Lee Wan-koo tidak memenuhi kualifikasi.
Faktanya, dia menghadapi serangkaian tuduhan spekulasi properti daratan dan bangunan, plagiarisme, dan korupsi yang juga melibatkan salah satu anak lelakinya pada masa lalu. “Partai Saenuri (partai pemerintah) memenangi pemilihan ini, namun mereka tidak memenangi rakyat,” ujar Wanjoo dalam sebuah siaran pers, dikutip Yonhap.
“Wan-koo mungkin akan menjadi PM vegetatif. Keinginan rakyat dan parlemen tidak bertemu, mengingat kebanyakan warga melihat dia tidak memenuhi kriteria,” sambungnya. Reaksi berbeda dilontarkan juru bicara (jubir) senior Partai Saenuri, Kim Yong-woo.
“Meskipun sidang pleno yang diadakan hari ini (kemarin) disepakati pihak partai pemerintah dan oposisi, ini tetap merupakan hasil yang baik. Kami sekarang harus menepikan ego sektoral dalam urusan negara dan maju bersama,” katanya. Seorang aparat pemerintah juga mengungkapkan nada yang sama.
Secara anonim, dia mengatakan administrasi pemerintah sekarang akan bisa berjalan dengan lancar dalam menyetir arah pembangunan dan perkembangan negara. Maklum, isu mengenai penggantian PM merupakan wacana “perbaikan” yang sudah lama. Sebelumnya Geun-hye menunjuk kandidat PM terbaik pengganti Hong-wong yang mengundurkan diri.
Namun, kandidat yang diajukan Geunhye berbenturan secara politik. Lebih dari delapan bulan, dua kandidat Geun-hye mundur karena ada permasalahan personal. Selama itu pula, Hongwong terpaksa tidak melepas posisinya sebagai PM.
Muh shamil
(bbg)