Penembakan Warga Muslim Picu Kontroversi

Jum'at, 13 Februari 2015 - 10:07 WIB
Penembakan Warga Muslim Picu Kontroversi
Penembakan Warga Muslim Picu Kontroversi
A A A
NORTH CAROLINA - Pembunuhan terhadap tiga mahasiswa muslim memicu kontroversi di Amerika Serikat (AS). Keluarga tersangka mengungkapkan tragedi itu berkaitan dengan masalah parkir. Adapun keluarga korban menuding penembakan itu karena kebencian terhadap agama.

Deah Barakat, 23, Yusor Mohammad Abu-Salha, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 29, tewasditembakdirumahnya, North Carolina, AS, pada Selasa malam (10/2) waktu setempat.

Barakat dan Yusor merupakan pasangan suami istri, sedangkan Razan merupakan adik ipar Barakat. Mereka semuanya berasal dari keluarga muslim. Istri tersangka Craig Hicks, Karen Hicks, mengungkapkan pembunuhan yang dilakukan suaminya bukan karena faktor kebencian terhadap agama. Dia menyebut permasalahan sebenarnya adalah persoalan parkir.

Dia menyebut suaminya memiliki masalah parkir dengan semua tetangganya. Semua tetangganya itu memiliki agama yang berbeda-beda. “Suami saya memiliki pandangan bahwa semua orang sama, tak masalah seperti apa kamu, siapa kamu dan kepercayaanmu,” ungkap Karen Hicks didampingi pengacara pada Rabu (11/2) seperti dikutip BBC. Karen mengaku terkejut atas insiden tersebut dan mengatakan bahwa aksi suaminya merembet ke isu agama.

Pengacara keluarga Hicks, Rob Maitland, juga menegaskan bahwa tidak ada keterkaitan agama dalam pembunuhan itu. Dia mengatakan pentingnya akses kesehatan mental merupakan isu utama. Namun dia tidak mengungkapkan bahwa Craig Hicks mengalami gangguan mental. “Ini bukan teror,” kata Maitland seperti dikutip CNN.

“Yang jelas, ini bukan tindakan normal bagi seseorang membunuh tiga orang karena masalah parkir,” sebutnya. Adapun keluarga besar Deah Barakat menuding Hicks punya kebencian terhadap ketiga korban. Mohammed Abu-Salha, mertua Deah Barakat, mengungkapkan Hick membunuh mereka dengan gaya eksekusi.

“Orang ini sudah cari ribut dengan putri saya dan suaminya beberapa kali. Dia bicara dengan mereka sembari menyelipkan senjata di ikat pinggangnya. Mereka mungkin tidak nyaman dengan dia (Hicks), tetapi mereka tidak mengira dia akan bertindak sejauh ini,” kata Abu-Salha kepada harian News-Observer. Kepolisian Negara Bagian North Carolina telah menahan seorang pria yang membunuh tiga mahasiswa tersebut di rumah mereka di Kota Chapel Hill. Ketiga korban ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Kepala Kepolisian Chapel Hill, Chris Blue, mengatakan pihaknya masih menyelidiki apakah aksi Hicks dilatarbelakangi kebencian terhadap agama tertentu mengingat ketiga korban beragama Islam. “Kami paham keprihatinan mengenai kemungkinan bahwa peristiwa ini didasari kebencian dan kami akan mengerahkan segala upaya untuk menentukan apakah memang benar demikian,” kata Blue seperti dikutip Reuters.

Insiden di Chapel Hill memicu kontroversi lanjutan di media sosial. Tanda pagar (tagar) #ChapelHillShooting telah digunakanlebihdari 300.000kalidan menjadi topik populer di AS, Inggris, Mesir, Arab Saudi, dan beberapa negara di Timur Tengah. Tagarituamat mungkindipopulerkan Abed Ayoub, Direktur Kebijakan Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab.

“Mengapa tidak ada seorang pun menyebut #ChapelHillShooting aksi terorisme? Apakah para korban menganut agama yang salah?” kata Ayoub. Barakat adalah mahasiswa pascasarjana kedokteran gigi tahun kedua di University of North Carolina. Dia dikenal giat menggalang dana bagi perawatan gigi para pengungsi Suriah melalui Yayasan Miswak.

Istrinya, Yusor Mohammad Abu-Salha, berencana menempuh studi kedokteran gigi di universitas yang sama tahun depan. Adapun adik Yusor, Razan, merupakan mahasiswi North Carolina State University jurusan desain. Isu agama muncul setelah diketahui Hicks pada akun Facebook- nya kerap mengunggah pernyataan kritik terhadap agama.

Dia juga mengungkapkan bahwa dia merupakan atheis. Pada 20 Januari lalu, Hicks mengunggah foto senjata yang diklaim miliknya. Sementara itu, sedikitnya 2.500 orang ikut dalam acara penghormatan terakhir untuk ketiga korban pembunuhan. Acara penyalaan lilin itu digelar pada Rabu malam di Universitas North Carolina.

“Penembakan ini mengguncang komunitas,” kata Wali Kota Chapel Hill, Mark Kleinschmidt. Dia kembali menegaskan bahwa Chapel Hill merupakan tempat yang aman bagi muslim dan seluruh warga dengan berbagai agama.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7395 seconds (0.1#10.140)